42. Tidak Terima Tamu

5K 496 21
                                    

Tepat saat bel pulang berbunyi, Fian langsung mengacir pulang karena perutnya sedang bermasalah. Ia sudah berpamitan pada gadisnya sebelum bel pulang berbunyi. Alex, Gilang, dan Revan malah menertawai Fian yang sudah sangat kebelet, untung saja rumahnya tidak berlalu jauh dari sekolah.

Saat sampai di rumah, Fian melempar tasnya ke sembarangan membuat adiknya yang tengah tiduran di sofa yang menenggelamkan badan mungilnya terkena tas Fian membuatnya berteriak kesakitan.

"ADUH! PUNYA CIAPA CIH INI?!" tanyanya kesal dengan suara cadel menggemaskan khasnya membuat siapa saja ingin mencubit pipinya.

Fian tidak menghiraukan teriakan kesal adiknya, John. Lebih baik ia menuntaskan panggilan alamnya terlebih dahulu baru ia akan menyelesaikan urusannya dengan balita nakal itu.

Urusannya sudah selesai, ia juga sudah mandi. Sekarang waktunya makan.

"Makan dulu, Sayang, Mommy udah nyiapin makanan kesukaan kamu," ucap wanita dewasa saat melihat anak sulung turun dari kamarnya.

"Makasih, Mom," ucap Fian dan mengecup pipi mommynya.

"Iya, Sayang. Makannya dihabisin, ya, Mommy mau nyamperin Jojo dulu."

Fian mengiyakan ucapan sang mommy karena ia merasa lapar setelah memenuhi panggilan alamnya.

Cowok yang memakai pakain santai itu makan sambil video call bersama Letta yang baru saja sampai di rumahnya karena rumah gadisnya lumayan jauh.

Ia melihat Letta yang masih mengenakan seragam sekolahnya tengah berbaring di kasurnya.

"Sayang, ntar aku ke rumah kamu, ya?"

Diseberang sana Letta terkekeh, "Sejak kapan kamu minta ijin ke aku kalo mau ke rumah? Biasanya langsung datang aja."

Fian tersenyum lalu menyendokkan sesuap nasi pada mulutnya dan menatap Letta melalui ponselnya. "Pengen aja. Sayang, kamu makan juga, gih, tapi kamu mandi aja dulu, kamu bau."

Letta melotot pada Fian yang mengatainya bau. "Enak aja, aku wangi tau! Awas aja kalo kamu cium-cium aku lagi," ancam Letta menatap galak Fian yang hanya sibuk mengunyah makanannya.

Fian terkekeh pelan setelah makanan yang berada dimulutnya sudah ia telan. "Becanda, Sayang, kamu wangi, kok, aku suka wangi kamu yang bau vanilla, rasanya aku pengen makan."

"Halah, diancam aja langsung bilang wangi."

"Tapi beneran, lho, Sayang, kamu wangi."

Letta, makan dulu, Nak.

"Tunggu dulu, Bunda, aku mau mandi," balas Letta saat mendengar suara bundanya yang berteriak memanggilnya makan. Ia menatap Fian dan berkata, "udah dulu, ya? Aku mau mandi, abis itu makan, Bunda udah panggil soalnya."

Fian mengangguk. "Selamat mandi dan makan, Sayang."

Letta terkekeh pelan dan mematikan panggilannya.



•••


"Itut, Bang Pian!" seru Jojo saat melihat Fian sudah sangat rapi.

Fian membungkukkan badannya dan mengusap kepala Jojo. "Anak kecil gak boleh ikut."

"Atu mau itut, Bang Pian! Emang Bang mau temana, cih?" tanya Jojo kesal. Setiap saat ia ingin ikut bersama abangnya itu, pasti abangnya selalu menolaknya.

My Protective Daddy [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang