Dering ponsel membangunkan para manusia dewasa yang tertidur di dalam apartemen mereka masing-masing. Aktifitas semalam membuat mereka begitu kelelahan hingga tertidur begitu pulas dan melupakan waktu.
Seketika, dalam waktu bersamaan mereka semua tersentak saat mendapati pesan singkat yang tertera di ponsel masing-masing.
"Grandma dan Grandpa meminta kalian hadir untuk makan siang. SEGERA BERANGKAT KE KEDIAMAN MEREKA SEBELUM PUKUL 12 SIANG!!!"
Pesan singkat dari sang mama membuat tiga kakak beradik itu langsung melompat turun dari ranjang mereka. Segera mereka mengambil langkah cepat untuk bersiap-siap, karena kini waktu telah menunjukkan pukul 011.10 AM.
Mereka semua tahu kengerian apa yang akan menunggunya bila datang terlambat sedikit saja. Granny Marie sangat membenci kata terlambat dan sungguh mengerikan, persis mendiang Ratu Marie Antoniette.
Pintu apartemen paling ujung terbuka. Memperlihatkan sosok pria berambut hitam dengan mata abu-abu yang tajam sedang sibuk mengancing kemejanya dan melangkah menuju lift pribadi di ujung lorong.
Di sisi lainnya, pintu lain pun membuka. Memperlihatkan seorang pria berpostur tinggi tegap dengan wajah rupawan lainnya juga berlari menuju lift yang sama dengan pria sebelumnya seraya mengancing celana jeansnya.
"Aku mendengar suara cambukan saat melewati pintu apartemenmu semalam, Bro," goda si sulung saat mereka melangkah bersamaan ke dalam lift.
"Ya, dan aku melihat kau mencuri lagi celana dalam si gadis kamar no.452 dari kamera CCTV semalam," jawab yang lebih muda.
Mereka berdua sama-sama menyeringai. Saat salah satu dari mereka telah menekan tombol untuk menuju basement, tiba-tiba muncul sebuah teriakan dari arah lorong.
"Tunggu!" pekik seorang gadis yang memiliki warna rambut dan mata yang sama persis dengan dua pria lainnya. Wajahnya merupakan kombinasi dari kedua pria tampan itu, tapi memiliki garis tulang wajah yang begitu lembut. Gadis itu berlari sambil menjinjing sepatunya dan bergegas masuk ke dalam lift.
"Pulang pagi lagi, eh Nona muda?!" tegur si sulung dengan menaikkan alis.
"Memangnya kenapa, Tuan Pengoleksi Celana Dalam Wanita?!" tukas si gadis cemberut lalu menunduk untuk memasang sepatunya.
"Jangan ribut dulu, oke. Lebih baik kita mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Granny Marie," sela si nomor dua menengahi.
Mata si sulung melihat punggung adik bungsunya yang terbuka. "Barbie, resleting dressmu belum tertutup rapat," komentarnya lalu meraih pundak gadis itu. Dengan terampil tangannya menarik ke atas resleting tersebut hingga dress itu menutupi punggung adiknya dengan sempurna.
"Thankyou, Brother," ucap si gadis dengan manis setelah memakai sepatunya. "Oh, coba lihat kerah bajumu," diulurkannya tangan dan memperbaiki kerah kemeja kakaknya.
"Dan rambutmu, Fern," gadis itu menoleh pada pria yang satunya. "Dengan rambut seperti ini kau pasti akan dilempar Grany ke dalam kolam karena dianggap belum mandi." Dikeluarkannya sisir dari dalam tas tangannya, lalu mulai merapikan rambut kakaknya itu.
Tak lama setelah itu lift pun berdenting. Menandakan mereka telah turun dari lantai 32 yang menjadi kediaman mereka dan tiba di basement.
"Mobil masing-masing, oke," seru si sulung pada kedua adiknya.
Keduanya pun mengangguk pada yang tertua, lalu melangkah menuju mobil masing-masing. Berlomba siapakah yang akan tiba di tempat tujuan lebih dulu.
@@@
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Passion of D Family
RomanceWarisan yang tidak bisa ditolak, percampuran darah dan daging dari orangtua, membuat mereka cenderung berbeda dari yang lain. Delcastilo. Siapa yang tidak mengenal nama dari sebuah keluarga yang paling berpengaruh di kota ini. Memiliki dua orang put...