BAB XV

9 2 0
                                    

Jalan yang basah akibat air, hujan tidak menghambat Dirgant Kairav dan Zaemin yang berlari dengan kecepatan maksimal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalan yang basah akibat air, hujan tidak menghambat Dirgant Kairav dan Zaemin yang berlari dengan kecepatan maksimal. Dalam diam, Kairav dan Zaemin mengikuti Dirgant dari  belakang menuju ke sumber ledakan berasal.

Setelah menerima senjata api laras panjang yang dilemparkan Dirgant. Kairav dan Zaemin segera mengikuti Dirgant, tidak lupa juga melepas jas hujan yang mereka kenakan. Kini hujan sudah mulai reda, mereka sudah tidak memerlukannya lagi.

Zaemin dengan senyum merekah menambah kecepatan kakinya, mengimbangi langkah kaki Kairav yang lebih cepat dan berlari tepat disebelah sahabatnya. Ia berbisik dengan suara amat pelan sehingga hanya Kairav yang dapat mendengarnya.

"Ini sungguh pengalaman paling istimewa Kai, aku bisa melihat langsung keahlian suami istri Dirgant yang melagenda"

Kairav yang mendengat bisikan Zaemin segera menengok kesampimg sambil menatap tajam pemuda yang tersenyum sumringah kearahnya.

"Hehehe, kamu kan tahu Kai, aku mengidolakan mereka"

Andai saja tidak dalam situasi menegangkan seperti ini mungkin Kairav sudah memukul kepala Zaemin dengan senapan laras panjang yang ia pegang.

"Lebih baik kamu diam, jika hanya membuatku kesal"

Zaemin mencibir kesal, lalu tatapannya jatuh kepada Dirgant yang sudah berhenti berlari.

"Tidak ada, kemana mereka?"

Kairav dan Zaemin segera mendekat kearah Dirgant yang sudah berhenti tepat di sebuah mobil polisi. Mobil yang sudah terbalik dan mengeluarkan asap.

"Aira!!"

Dirgant berteriak berusaha memangil nama istrinya tetapi nihil, tidak ada tanda-tanda Aira disekitar mereka.

Kairav dan Zaemin saling bertukar pandang, sepertinya mereka berdua merasakan hal yang sama. Ada yang tidak beres yang sedang terjadi.

"Apa mereka melarikan diri?"

Kairav bertanya sambil berjalan lebih mendekat untuk memastikan apakah ada orang di dalam mobil, tetapi tidak ada siapa pun bahkan mayat orang yang seharusnya mengendarai mobil pun tidak ada.

"Jangan-jangan ini jeba..."

DOR

DOR

DOR

Perkataan Zaemin terpotong oleh suara tembakan  beruntun, membuat Dirgant dan Kairav membulatkan mata mereka. Suara itu berasal dari hutan yang tidak jauh dari tempat mereka berada. Ketiganya pun bergegas lari kearah sumber suara berada, kedalam hutan yang gelap dan nampak menyeramkan dimalam hari.

****

Pertarungan sengit antara Bara yang menyerang Qiana dan Kara terjadi begitu saja, tepat setelah Kara membongkar identitas Bara yang sesungguhnya. Dengan teknik bela diri masing-masing, Kara dan Qiana berusaha melawan Bara yang menyerang mereka secara bertubi-tubi. Suara tendangan pukulan serta barang yang berbenturan menjadi latar tempat mereka beradu kekuatan, ruang tamu yang sudah berantakan menjadi terlihat semakin kacau akibat perbuatan mereka bertiga.

Delta7 TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang