Lahir dari seorang ibu yang sangat cantik membuat kulitku seperti pualam. Mata coklat dan rambut yang kepirangan.
Di lembah ini aku termasuk kaum ningratnya para gadis.
Dari kecil sudah sering mendengar pujian. Seorang Amai bilang kalau aku mandi di sungai pasti ketahuan. Macam atap rumah yang masih baru. Berkilau. Aku rasa mereka berlebihan.
Ada seorang Kakek yang selalu memanggilku Piak Putiah. Setiap dia melewati kami yang sedang mandi. Setiap pagi dia memang membawa sampannya ke hulu. Karena kebun karetnya jauh di hulu.