Pagi hari ini sedikit mendung lagi membuat tubuh gadis mungil ini tak mau berpisah dengan selimutnya.
"Astagfirullah Adek, Bangun!" ujar Tia yang mulai memasuki area kamar Stella. Stella mulai duduk, "Hoamm, mama! iya-iya ini bangun ko," saut Stella dan mulai beranjak dari kasurnya dan mulai membersihkan kamarnya.
"Langsung ke ruang makan aja, adek dianter sama Papah," ucap Tia yang mulai meninggalkan anak cantiknya itu.
Stella langsung mencuci mukanya, Mandi, dan merapikan kasurnya serta memakai seragam sekolahnya. Hari ini cuaca sangat cerah dan masih sejuk akibat turun nya hujan subuh tadi.
Stella mulai menghampiri Mama, Papa dan Abangnya di ruang makan.
"Morning," sapa Stella sambil memeluk tubuh mamanya.
"Morning juga Dek, duduk gih. Nanti telat loh," ujar Tia, Stella mulai melepas pelukannya yang masih cengengesan.
"Eh Bang entar mampir ke perpustakaan kota ya, pas pulang," ucap Stella. Huda yang kagi enak makan sandwichnya pun merasa terganggu.
"Hm," sahut Huda dingin, tak seperti biasanya Huda menyahut dengan suara dingin seperti ini. "Cepetan," suruh Tia, Stella langsung melahap Sandwichnya dan segelas susu hilo yang langsung kosong itu.
"Iya mama, Papa, Dedek sama abang berangkat dulu. Assalamualaikum," salam Stella yang mulai mencium punggung tangan mama dan papanya, Huda pun begitu. "Tuh pakai Helmnya," suruh Huda yang langsung beranjak meninggalkan sang adik.
Ternyata didepan gerbang sudah ada sahabat bang Huda, Ada Cakra, Sello, dan Moa.
"Eh Abang," sapa Stella terlebih dahulu, Semuanya tersenyum.
"Lo kenapa dih?" tanya Sello yang aneh dengan tingkah laku Huda sekarang. "Gkpp," sahut Huda singkat, Huda mulai menoleh ke Cakra.
"Bang, lo sama Stella ya. Gua duluan," pamit Huda yang aneh, kenapa dia tak ingin berangkat bersama dengan Stella kali ini.
Stella hanya pasrah dengan tingkah abangnya kali ini, "yaudah gkpp Bang, yuk lah," ucap Stella dan mulai duduk dibelakang jok motor Cakra.
Stella hanya dia diperjalanan menuju sekolahnya, Cakra berusaha membuat ini biar gak Awkward.
"Lo berantem sama Huda, Dek?" tanya Cakra pelan-pelan, Stella menoleh. "Enggak, entah tuh anak lagi sensi bange akhir-akhir ini," sahut Stella dengan bawelnya.
"Ouh iya, mungkin Huda lagi galau kan bentar lagi kalian pisah sekolah," ucap Cakra yang membuat Stella tersenyum.
"Alhamdulillah, akhirnya akan pisah dengan Om mesum," batin Stella.
Cakra ikut tersenyum, karna senyumnya Stella itu nular banget. Cakra dan Stella pun mulai diam-diaman, dan sampai di parkiran sekolah. Untungnya hari ini hari Kamis, jadi gak ada kegiatan apa pun.
"Makasih Bang, ini nitip helmnya. Aku duluan Bang," pamit Stella yang langsung masuk ke area koridor sekolah.
Huda pun sudah sampai di parkiran, kesempatan manis buat Cakra, Sello dan Moa bertanya-tanya padanya.
Di lain sudah ada Aksa, Bara dan kenzie yang lagi membersihkan tempat Osis.
"Da!" panggil Cakra, Untungnya Huda menoleh dan stop menunggu ketiga sahabatnya itu. "Apa bang?" tanya Huda kurang semangat.
"Lo pisahkan nanti sama Stella, high schoolnya?" tanya Cakra, yang membuat Huda tambah down.
"Dasar bucin, bucin ko sama adek kandung sendiri heran saya," ujar Sello sambil menenteng tasnya, Moa lagi asik membaca komiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
Fiction généraleIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...