Kembalinya Dia

46 7 4
                                    

Hari Rabu. 17 Januari 2019.

Tentang bertahan.
Gue harus bertahan sampai Mama Papa gue bisa balik lagi kayak dulu.
Gue harus bertahan sampai keluarga gue utuh kembali.
Gue harus bertahan sampai cowok yang gue suka bales perasaan gue.
Tapi, apa itu mungkin?
Apa gue bakalan kuat sampai sejauh itu?
Apa gue bisa bertahan sampai semua itu terwujud?
Gue harap, gue masih bisa menyapa dunia saat satu persatu keinginan terbesar gue terwujud. Amin.

-Kayanna yang kuat-

" Bosen banget sih di rumah." Keluh Kayanna seraya menutup buku diary-nya.

Akibat kejadian pingsan kemarin, gadis itu tidak diperbolehkan masuk sekolah oleh Mamanya. Benarkah yang melarang itu Anggi? Tentu bukan. Bahkan Anggi pun tidak tahu bahwa putrinya pingsan di sekolah. Ia sama sekali tidak tahu. Anggi memang peduli. Tapi kepeduliannya itu sudah banyak tergantikan oleh kesibukannya dalam bekerja.

Mama yang dimaksud adalah Chika. Semakin hari sosoknya semakin memancarkan aura ke-ibuan. Terlebih lagi kepada Kayanna. Setiap harinya Kayanna harus mendengarkan ocehan dan nasihat dari Chika. Bawel—itu sudah pasti.

Kayanna memposisikan tubuhnya untuk tidur tengkurap di atas kasur.

" Ice Bear," Kayanna menyebut nama tokoh kartun kesukaannya yang terdapat pada sampul buku diary-nya.

" Kenapa sih kembaran lo dingin banget sama gue? Gue kurang apa ya? Apa gue kurang baik? Apa gue kurang cantik? Atau mungkin gue kurang pinter? Beda banget sama dia. Pinternya gak ketulungan." Kayanna mengembuskan napas kasar.

" Cape gue tuh. Dicuekin Junior mulu. Tolong bilangin kek, ke kembaran lo. Kalau gue itu suka sama dia. Jangan dingin kek, sama gue. Kasihan kan gue, dianggap angin mulu. Kayak kentut aja," Kayanna menggeleng-gelengkan kepalanya. Merasa prihatin kepada dirinya sendiri.

Curhatan Kayanna terhenti seketika karena ponselnya tiba-tiba berdering.

" Ganggu gue curhat sama Ice Bear aja elah,"

Perlahan tangan Kayanna menggapai benda pipih berwarna biru tersebut dari atas nakas.

" Halo?"

"Kay, lo dimana? " Terdengar suara Chika dari seberang. Suaranya terdengar risau.

" Di rumah. Kenapa? Kangen lo sama gue?"

" Gue ketemu dia!"

Wajah Kayanna langsung berubah menjadi pucat.

" Dia? Dia siapa?"

" Lo pasti tau siapa yang gue maksud dia."

Entah kenapa, setiap teringat masa lalu itu, jantung Kayanna berpacu lebih cepat dua kali lipat dari kadar normal.

" Di... Dimana?"

" Di café deket rumah gue."

" Lo gak salah lihat kan?"

" Enggak. Gue bener-bener yakin itu dia."

Kayanna memeras otaknya. Memaksakan untuk berpikir. Untuk apa pria itu datang lagi ke sini? Setelah sekian lama ia tidak bertemu dengannya, Kayanna merasa tidak ingin bertemu dengannya lagi sampai kapanpun.

Verruckte LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang