Bab 9: Hapalan

412 34 0
                                    


"Stell!" panggilnya, Stella mulai menatap lurus ke orang itu.

Dia kakak kelas yang selama ini Stella sukai, namun dia sudah bermain api di belakang Stella.

"I- iya ka?" saut Stella gugup, Velan mulai risih kedatangan cowok di depan Stella ini.

"Ada yang mau gua omongin, Pulsek," ujarnya, Stella mengernyit baru saja mau menjawab sudah di jawab Velan dahulu.

"Dia pulsek sama gua, gak ada waktu," ujar Velan membuka suara, Seketika kelas menjadi tercengkram suasananya.

"Jangan sakiti dia, dia miliknya gua suatu saat nanti!" tegas Velan, membuat cowok itu tersenyum miring, sedangkan Stella hanya bisa dia membeku.

"Milik dia? sejak kapan?" batin Stella bertengkar.

"Oke-oke, sebentar aja ya Stell. Penting masalahnya, gua tunggu di taman dekat danau," ujar Arnold, Setelah itu Arnold pun mulai meninggalkan kelas Stella. Velan pun juga permisi ke Wc bersama Alden.

Stella termerenung, "gua harus gimana nih? gak kaya biasanya," ujar Stella yang langsung membuat para sahabatnya menoleh dan langsung memeluk Stella.

"Jalanin aja Stell, mungkin bener kata Ka Arnold ada yang mau dia omongin. Datangin aja," ujar Sella sambil mengelus tangan Stella, Stella mulai menunduk.

"Oke deh, Nanti gua samperin. Tapi kayanya pun Velan pasti ngikutin Gua," ujar Stella yang mulai di landa kegalauan.

Velan dan Alden sudah sampai di depan kelas, Namun Velan tidak teliti dengan lantai jalan menuju kelas.

Tiba-tiba.....

Brakk

"KHAHAHAHAHA!!"

Seketika membuat kelas Stella ricuh dengan kehadiran Velan yang entah dari mana dan terjatuh terpeleset.

Semuanya pun tertawa termasuk Pak Ibrahim yang sedang mengajar dengan santainya di SMA Al-fajr ini.

"Astagfirullah Velan, makanya masuk itu hati-hati dan biasakan ucapin salam dahulu," tegur pak Ibrahim, Velan hanya pasrah dan untungnya ada Alden yang setia kawan dengan nya.

"Sakit gak tuh lantainya?" tanya Alden sedikit bercanda, Velan langsung mendengus kesal.

"Rusak sudah reputasi cogan gua di SMA ini," ujar Velan yang masih menggaruk pantatnya yang sakit, di sisi lain Stella masih fokus dengan hapalan surahnya.

"Stella! maju kamu kesini, dankerjakan ini," ujar Pak Ibrahim, kenapa harus Stella?

"Ko saya pak?" tanya Stella, Stella mulai menoleh ke Syera yang mengangkat pundaknya tanda tak menahu.

"Lo itu terlalu fokus ngehapal sampai lupa sama pelajaran siapa sekarang," ujar Sella.

Hanya ada Stella, Sella, Syera dan Audry yang bersekolah di SMA Al-fajr ini, Chelsea dia bersekolah di London.

"Iya deh pak," ujar Stella dan mulai maju kedepan. Stella sedikit repot dengan syar'i dan cadarnya.

Sejak kejadian perang antara Huda dan Stella, Stella memutuskan untuk berhijrah diri dan menutup semua auratnya biar tak di ganggu siapa-siapa, Stella juga sering ke majelistaklim bersama Mama Tia.

"Cantik ya, dari Smp sampai sekarang," puji Alden, yang diangguk oleh Velan.

Benar saja, Stella tambah mempesona dengan balutan Syar'i dan cadarnya, Di bully atau tidak, Stella tetap istiqomah dengan niat yang selama itu di gadang-gadangnya nya.

"Masya allah," ucap Velan yang tak sengaja terucap.

"Wah ternyata kamu bukan hanya pintar di Hapalan dan Tahfidz, sepertinya kamu juga pinter di matematika ya. Bangga bapak jadinya," puji Pak Ibrahim, dan semuanya pun ikut bertepuk tangn bangga.

Stella tersenyum samar dari balik Cadar hitamnya, "Alhamdulillah pak," saut Stella.

"Yasudah, kamu saya persilahkan duduk," suruh pak Ibrahim, Stella pun mulai duduk kembali ketempatnya semula.

Tahun sudah berlalu, Stella sudah menetapkan dirinya untuk Berniqab.

Kini Stella duduk dikelas 11 Ipa 1, dan masih satu kelas dengan Syera, Sella, Audry, Alden, dan Velan terkecuali Chelsea pindah ke London.

Sedangkan Huda di SMA Bina Bangsa, dan masih tetap dengan julukan Most wantednya.

Mereka terpisah, Kenzie, Bara dan Aksa bersekolah di SMA Al-fajr, dan Cakra, Moa, Asta dan Huda ada di SMABINBA.

"Velan, kalau jalan mah pake mata bukan pake hati. Kalau menuju Hati Stella baru dah pake Hati," goda Audry, mereka sudah tau kalau Velan menyukai Stella sejak kelas 10 kemarin.

Bara, Kenzie, dan Aksa sudah berada di kelas mereka yaitu kelas 11 ips 1, ya dibilang pinter oke. dibilang disiplin sedikit.

"Bara, Kenzie dan Aksa kalian saya kasih hukuman karna gak ngerjain tugas rumah dari saya. Habis sepulang sekolah kalian bersihin kelas ini," ucap Bu Hatma, Ibu terkiller di SMA al-fajr ini.

"Iya bu," saut ketiga sejoli itu, seorang gadis yang sedari tadi memerhatikan Bara saja mulai tersenyum.

"Bantuin gua," pinta Bara ke gadis itu dengan samar.

"Males," saut Gadis itu dengan senyuman menangnya.

Iya, gadis itu gadis yang minta nomer wanya Bara dan berkelanjut menjadi pacarnya Bara saat ini.

Namanya Anjani Maryam, Maryam cewek cantik yang berhati mulia bisa meluluhkan hati seorang Bara.

"Oke," ucap Bara sambil wajah tertekuknya.

Mereka bertiga mulai duduk kembali.

"Bukannya gak mau Bantuin kamu, Aku harus pulang cepet malam ini ada tasakuran di rumah. Buat kalian daten aja kerumah, geng panjaksa juga, Stella juga," ujar Maryam seraya mengelus pundak sang pacar itu.

"Mau di elus juga dong beb," pinta Aksa ke Kenzie, seraya memperlagakan dua sahabatnya itu.

"Iri aja lo!" ujar Maryam, Bara hanya menarik napasnya dengan kasar, mau gak mau.

Di kelas Stella sudah penuh dengan suara suara murid kelas 11 ipa 2 sedang menghapal.

"Velando pradipta, ayo maju dengan hapalan kamu," pinta Pak Ibrahim.

Velan mulai menghampiri kursi yang ada di depan meja pak Ibrahim.

"Silahkan," suruh pak Ibrahim.

Velan mulai menarik napasnya gugup.
"بسم الله الر حمن الر حيم
Allah SWT berfirman:

وَاِ نْ خِفْتُمْ اَ لَّا تُقْسِطُوْا فِى الْيَتٰمٰى فَا نْكِحُوْا مَا طَا بَ لَـكُمْ مِّنَ النِّسَآءِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِ نْ خِفْتُمْ اَ لَّا تَعْدِلُوْا فَوَا حِدَةً اَوْ مَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰۤى اَلَّا تَعُوْلُوْا ۗ 

"Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 3)

Velan sudah menuntaskan Hapalannya, sangat merdu dan sudah berkembang.

"Masya allah, suaranya merdu sekali," ucap pak Ibrahim memuji Velan.

"Ehehe, kan diajarin sama Bapak juga," ucap Velan, dan mulai bangkit lagi menuju tempat duduknya.

"Jadi hapalan yang paling sempurna, the one and only jatuh kepadaaa....." ucap Pak Ibrahim seraya memutus ucapannya.

"STELLA!" seru Mereka serentak.

"Silahkan kalian rapikan tas kalian, dan baca doa pulang," suruh pak Ibrahim.


Wah wah, ada saingan nih si Velan.

Sabar ya velandoo.

Hayuk kasih notif nya gaes

❤❤❤

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang