CHAPTER 1

41 3 0
                                    

Aku Tsania, wakil ketua kelas 7E di SMPN 56 Jakarta. Aku memang cuma 'wakil' ketua kelas, tapi tanggung jawabku lebih rumit dari ketua kelas. Hari ini, hari pertamaku masuk di semester 2, semoga kelas ini menjadi lebih baik dari semester sebelumnya. Terkadang aku kesal dengan kelas ini karena sangat sulit di atur!, tapii aku sudah menganggap mereka sebagai keluargaku. Semester baru adalah awal yang baru, aku ingin menceritakan bagaimana diriku menjadi 'wakil ketua kelas'.

Orang bilang wakil ketua kelas itu tugasnya hanya membantu ketua kelas, orang bilang menjadi wakil ketua kelas itu sangat mudah, mungkin itu benar tapi tidak bagiku. Aku terpilih karena aku sangat PD (percaya diri) wakil ketua kelas memang harus begitu. Tapi karna rasa percaya diriku yang tinggi aku sering di hina,jadi bahan omongan hingga stress. Orang orang mungkin melihatku baik baik saja, selalu ceria,dan tidak ada rasa sedih di raut wajahku. Namun mereka tidak tau sisi lainku, terkadang aku kesepian,aku mudah marah, dan stress.

Hari yang cerah bisa dikatalan begitu, aku dan temanku sedang bermain truth or dare, siapa lelaki yang tak bertingkah di jamkos? Ada yang lari-larian, ada yang tidur, ada yang teriak-teriak, bahkan ada yang beradu. Otomatis aku marah karna kelakuan mereka membuat berisik dan para guru pasti berdatangan, aku marah pada Arfendi (ucok) karena dia berlarian, merusak hiasan-hiasan,berteriak-teriak, dan mengganggu kelas lain belajar.

"ARFENDI!! BISA DUDUK DIEM GA?!?! "aku berteriak padanya dan dia tidak mendengarnya. Kemarahanku memuncak, aku mengejarnya dan memarahinya tetapi tetap saja. Akhirnya aku menyerah dengannya. Aku kembali ke mejaku tanpa memdulikanya, tetapi dia semakin memancingku. Tanpa sadar air mataku jatuh,hal sepele pun dapat melukai hati seseorang. Aku menyembunyikan wajahku agar teman-temanku tidak mengetahui aku menangis, tetapi mereka mengetahuinya. Hanya Ardine, Anandza dan Aufa yang mengetahuinya, mereka menenangkanku berusaha agar tangisanku pudar dan digantikan keceriaan. Jujur aku agak terharu tetapi kefokusanku beralih pada Arfendi lagi. Dia semakin mencoba memancing kemarahanku namun aku berusaha agar teman-teman tidak khawatir padaku.

"Arfendi, lu tau ga!  Ngadepin lo itu susah!! Lu kalo gamau diurusin mending keluar aja daripada bikin rusuh! "jelas ku dengan suara lantang. Raut Arfendi yang tadinya tertawa puas kini menjadi gugup, teman teman yang awalnya mengobrol menjadi diam seketika. Aku kembali ke tempat dudukku mencoba menetralkan perasaanku. Aku mendengar Aufa membawa udang!!, heii why not? Udang kesukaan ku, aku mengubah raut wajahku menjadi senang seketika, temanku tertawa ria.

"sann, kalo laper bilang aja kalii!" kata Ardine dengan tawa.
.
.
.




























Bagus gaa??

Ini cerita tentang temen aku yhaa!

Semoga suka

Salam manis ♡

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

wakil ketua kelasWhere stories live. Discover now