Play Mulmed On ▶▶▶
Pernah rindu? Aku sedang rindu.
Tapi sayangnya aku terlalu pengecut untuk mengakui nya.
Setiap bertemu hanya bisa mengacuhkan nya, tak luput dari tatapan melasnya itu.
Aku telak kalah dari keadaan seperti itu. Aku bahkan kesal kenapa harus bersikap seperti itu?
Aku mengetahui semuanya, hal yang ia suka maupun tidak, tempat yg ia datangi setiap hari, teman yang ia punya.
Hanya satu yang tak ku tau,
–perasaannya.
Aku benci menjadi seperti ini, tapi aku juga tak bisa melakukan apapun. Hanya bisa melihatnya dari jauh.
Memujamu dari jauh.
Aku sangat tau bahkan kesepianmu saat semua temanmu menghilang.
Aku tau keluhmu, tapi aku tak berani memberimu apapun.
Hanya karena aku dan kesalahan bodohku.
Aku memandangimu, memastikan kamu baik baik saja.
Tapi nyata nya tidak.
Kamu tau? Tak enak punya kepribadian seperti ini.
Melalukan hal yang biasa lagi dengan orang yang telah meninggal kan kesan pada kita.
Sangat tidak enak, menjadi oranglain saat telah di tinggalkan atau meninggal kan orang yang pernah kita kenal baik.
Perasaan itu sangat membunuh.
Aku benci jadi diriku, menjadi pengecut seperti ini. Otak dan tindakan tak pernah seimbang.
Bukan kamu, tapi aku yang meninggalkanmu.
Awal kebodohanku, membuat semua kecanggungan ini. Merusak pertemanan kita.
Aku menghadapinya seperti seorang penakut, yang sebenarnya penakut adalah aku.
Aku takut karena semua meninggalkan aku, lalu aku melihatmu. Semua tampak lain.
Lalu ku taruh semua padamu, semua perasaan dan kepercayaan.
Aku tau semua resikonya, namun aku buta lagi.
Aku sakit kembali. Aku takut kembali.
Aku membuat kekacauan lagi. Aku tak pernah setakut dan sesakit ini padahal semua adalah skenarioku sendiri.
Aku pernah mengalami seperti sebelumnya, skenario yang sama, perasaan yang sama, hanya berbeda orang saja.
Namun tak serumit ini, tak seaneh ini dan secanggung ini. Mungkin aku saja yang menanggapinya berlebihan.
Hal yang pertama ku lakukan saat pertama kali adalah, bertindak sama, yaitu mengacuhkan.
Aku punya alasan, walaupun terdengar childish. Tapi mempunyai kesan yang dalam.
Aku tak mau dia, canggung dan tak nyaman. Memahaminya dulu tapi yang ada malah jadi si bodoh bisu.
–Dan itu terulang kembali.
Aku punya alasan khusus soal itu karena aku sangat ingin memahami perasaan oranglain dulu sebelum mendekatinya lagi.
Siapa tau dia punya hal yang tak pernah aku tau. Jadi aku memahaminya dulu.