Serba Salah

1.2K 114 17
                                    

Lagi-lagi Shania tak menyangka akan berdekatan dengan Beby lagi. Entah apa yang tuhan rencanakan. Beby di tempatkan di universitas yang sama dengannya. Bahkan, sekarang mereka ada dalam satu kamar asrama. Untung saja kamar asrama berisi 5 orang jadi mereka tak akan canggung saat berbicara. Melihat Beby yang sibuk membuat Shania cukup kepo dengan apa yang tengah Beby lakukan. Sepertinya, gengsi Shania untuk bertanya itu sangat besar.

"Lagi apa sih By?" Shania menoleh ke arah Natalia yang tiba-tiba menanyakan hal yang ingin Shania tanyakan ke Beby.

"Benerin kacamata gue yang rusak," jawab Beby sambil terus fokus membetulkan kacamatanya. Shania melihat frame kacamata si dancing mechine itu patah.

"Gak beli baru aja?" timpal pertanyaan dari Natalia.

"Ah, mager," jawab Beby tanpa menoleh sedikitpun. Shania malah makin gemas melihat tingkah Beby.

"Toko online banyak kok repot sih Beb?!" entah keberanian darimana, setan apa yang merasuki sehingga Shania bisa menceploskan omelan sekaligus pertanyaan seperti itu. Dia sendiri kaget karena ini pertama kalinya setelah sekian lama dia tak mengajak Beby berbicara.

"Iya Nju, ntar aku beli," Beby menjawab itu sambil menolehkan kepalanya menghadap Shania. Ini juga pertama kalinya Shania mendengar Beby mengucapkan kata Nju lagi. Gadis itu rindu si Beby yang pernah menghiasi hari indahnya. Pipi Shania memerah benar-benar seperti kepiting rebus karena malu setengah mati.

Cklek...

"Aku bahwa pizza nih," Jeje baru pulang dari kuliah jam malam. Dia membawa sekotak pizza pepperoni, lalu menaruhnya di atas karpet.

"Yang beli gue, bukan Jeje," saut Gaby dari belakang Jeje.

Beby sudah mengakhiri kegiatannya, dia menyerah. Membenarkan kacamata lama dan sudah rusak itu sulit. Sepertinya memang benar kata Shania dia harus mengantinya. Dia segera menghampiri Jeje yang sedang duduk bersila di atas karpet memakan pizza. Beby mengambil dua potong pizza, satu dia makan. Sedangkan bagian satunya dia berikan pada Shania.

"Lo belum makan sih? Makan nih. Kesukaan lo kan?" tanya Beby memastikan. Dia masih sangat tahu tentang apa yang Shania sukai maupun tidak di sukai. Pada dasarnya memang Beby tak bisa melupakan hal itu.

Shania menatap pizza itu. Perasaannya kembali hanyut pada sosok Beby. Pacar yang tidak sesuai dengan tipenya namun dapat membuatnya tergila-gila waktu itu. Tanpa menatap Beby, Shania mengambil pizza itu kemudian memakannya.

"Thanks," Beby mengangguk menjawabi ucapan Shania. Dia kembali duduk di dekat Jeje. Bercerita tentang banyak hal membawa dirinya larut dalam tawa.

Senyumanmu....

Ponsel Beby berdering, dia segera mengangkat telepon itu.

"Hallo? Kenapa Nin?" Beby beranjak kemudian keluar dari kamar. Senyuman Shania luntur, dia tau itu pasti Anin.

"Ngapain juga sih peduliin dia? Hzz!" gerutu Shania sambil beranjak ke ranjang.

Shania membuka ponselnya, roomchatnya penuh dengan spam. Paling banyak dari Ayana dan grup Dyo pnya Melody. Shania malah jijik melihat nama grupnya berganti nama itu. Pasti ulah Ayana.

Orng Galak:
Pesan telah di hapus

Shania J:
Pada bahas apa sih?! Berisik tau gak!

Ayaba:
Kak Meldy gaje!!

Orng Galak:
Heh! Nama gw Melody. Bkn Meldy -_-

Ayaba:
Typo ih!

K. Ve:
Ribut mulu ih. Bidadari capek bacanya tau.

Pacar DurianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang