Seorang siswa lelaki sedang berlarian di tengah-tengah kerumunan siswa di koridor.Beberapa siswa yang terkena senggolan nya, menatap risih kearah nya.
Tetapi, lelaki tersebut hanya membiarkan nya. Ia tak punya waktu untuk meladeni mereka, karena saat ini sesuatu lebih penting untuk dikerjakan nya, dan sangat lah bencana.
Sesampainya di mana kelas nya berada, dengan segera ia membuka pintunya. "BIN, MANA PR NYA? MANA? MANA?!"
Semua siswa di sana terlonjak kaget dengan suara keras tadi, bahkan orang yang di panggil juga hampir jatuh dari kursi nya.
"Anjing!! "
"Yunho! "
"Bisa nggak sih nggak ngagetin? "
"Jantungan ini entar! "
Banyak keluhan yang mereka lontarkan kepada Yunho, tapi pemuda itu hanya menganggap nya sebagai angin lewat saja.
"Bisa nggak lo itu nggak usah tereak nggak jelas. Bikin orang hampir kejungkal aja" Protes Changbin saat Yunho berada di depannya.
"Nggak usah banyak bacot deh, bin. Mana buku lo, cepet, entar masukkan"
Yunho mendesak Changbin agar mengeluarkan bukunya dan meminjamkannya kepada dirinya."Mau diapain? " Tanya polos Changbin.
"Nggak usah canda deh bin" Ucap datar Yunho.
"Iya iya. Diajak becanda nggak bisa, nih bukunya" Changbin menyerah kan bukunya ke hadapan Yunho.
Yunho segera mengambil nya, duduk di samping siswa yang lebih pendek darinya, dan mulai mengerjakan nya.
"Mangka nya, dikerjain"
Yunho hanya berdecak, "sapa suruh lo ngingetin nya pas mau berangkat".
" Sapa suruh nggak ingetin sendiri pas kemarin malem" Balas Changbin.
Yunho hanya diam saja, tak berniat untuk menjawab nya.
Seharusnya, tadi Yunho tak usah terburu-buru untuk datang ke sekolah nya. Karena dengan tiba-tiba nya, Changbin bilang soal PR yang baru dikasih minggu kemarin di chat, Yunho dengan secepat kilat langsung pergi ke sekolah. Takut jika ia tak mempunyai waktu untuk menyalin jawaban nya.
"Yun, emang nya masih sempet nyalin nya? " Tanya Changbin ditengah-tengah Yunho mengerjakan.
"Kalo lo ngomong nggak ada gunanya, mending diem aja deh, nggak ada gunanya. Kecuali lo nawarin buat bantuin gue ngerjain" Balas Yunho dengan tangan yang masih bergerak di buku.
Changbin menatap datar, "bilang jangan ngomong yang gak guna, sendiri aja ngomong ke orang lain" guman nya.
"gue denger"
Changbin hanya diam saja, begitu pun dengan Yunho. Hingga sebuah suara keras dapat membuat Yunho jantungan seketika juga.
Kriiiiiing!
"Anjing udah bel!" Seru Yunho.
"Cepetan udah nulisnya, entar masuk ibunya" suruh Changbin.
Dengan kecepatan kilat, Yunho menggerakkan tangan nya. Menulis sana sini dengan tak karuan, sambil berharap bahwa gurunya tidak akan masuk karena sakit. Ingat, hanya berharap.
Dan terkadang, ekspetasi tak akan sama dengan realita. Pintu terbuka dan menampilkan Ki Seonsaengnim dengan wajah yang tak bersahabat sama sekali.
Aura dingin pun melanda d sekitar kelas tersebut, dan Yunho lah yang paling merasakannya.
Ia sudah berkeringat dingin, seluruh tubuhnya dipenuhi peluh. Bahkan tangan nya yang berkeringat mengganggu proses menulis nya.
Di dalam hatinya, Yunho banyak merapal kan doa-doa agar orang tua di depan nya ini lupa akan pekerjaan rumah yang harus di kumpulkan. Sambil menggerakkan tangan nya dengan cepat, menyalin kata-kata di buku sahabat nya tersebut.
Terdapat 20 soal di sana, dan ia baru menyelesaikan 5 soal. Hell no, masih ada 15 soal yang harus ia salin, dan waktu nya sangat lah tipis.
"Mana pr kalian, kumpulkan sekarang di meja saya. Kalian pikir saya lupa akan apa yang saya berikan minggu lalu. Kumpulkan sekarang!"
Yunho hanya mengumpat di dalam hati, berniat ingin membunuh guru yang ia benci selama hampir 2 tahun ini. Ia sudah pasrah dengan nilai nya sekarang, dan bersiap-siap dipermalukan oleh satu kelas.
Changbin telah mengambil buku nya yang dipakai Yunho tadi, dan otomatis Yunho tak bisa melanjutkan salinan nya. Lengkap penderitaan nya sudah.
"Jung Yunho. Mana buku mu?"
Yunho meringis saat dirinya dipanggil dan di tanya, di manakah pekerjaan rumah nya.
Melihat Yunho yang tak kunjung menjawab nya, sang guru mengeluarkan suara nya lagi.
"Jangan bilang kau melupakan nya lagi, Jung?"
Yunho hanya terdiam saja. Menundukkan kepalanya karena merasa malu.
"JAWAB SAYA, JUNG YUNHO!!" Teriakan Ssaem yang mampu membuat seluruh siswa-siswi di sana terkejut dan merinding.
"Sa-saya lu-pa-pa menger-ja-ja kan nya" Yunho mengucapkannya dengan gugup.
"Bukan kah saya pernah mengatakannya kepada kamu, saya tidak suka dengan siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah nya! Sekarang beritahu kepada kita semua, alasan mengapa kamu tidak mengerjakan tugas mu?" Perintah Ki Seonsaengnim dengan tegas.
Yunho menelan ludah nya dengan sulit, percayalah ia sungguh sangat ketakutan, sangat sangat ketakutan. Ia bingung ingin menjawab nya dengan kalimat apa. Jika ia menjawabnya, maka guru di depannya akan mengakatakan. 'Kau berani menjawab guru mu, Jung!!'
Yunho itu selalu salah di mata guru tersebut. Alhasil ia hanya diam saja tanpa ada niatan ingin menjawab.
"Huft, walaupun kau tak kan menjawabnya, saya tau apa jawaban nya. Sekarang kita lanjutkan pelajaran kita. Dan untuk mu, Jung, kau bisa bahagia karena aku takkan menghukum mu secara langsung. Tapi, tunggu lah sebuah panggilan yang berasal dari speaker mic sekolah"
Yunho yang awal nya senang karena Ki Seonsaengnim tidak menghukum nya, langsung diam tak berkutik mendengar ucapan terakhir dari guru kejam tersebut.
Akan ada sebuah panggilan dari speaker nantinya, Yunho tak bodoh akan kalimat tersebut.
Ia bisa saja di panggil menghadap guru tersebut atau yang lebih parah kepala sekolah.
Dan sekarang, Yunho ingin benar-benar merasakan yang namanya mati.
--- - --- ⏯ ⏯ ⏯ --- - ---
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAGIC BOOK
Fantasy"Kita harus tetap bersama, kita tak tahu kejadian apa yang menimpa kita" **** Sekumpulan anak remaja terjebak dalam dunia lain, mereka harus keluar dari sana juga. Banyak rintangan yang hadapi. Apakah mereka dapat k...