Akhir(?)

1.8K 74 18
                                    

"Aku mau kita putus!"

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalaku. Saat ini aku bungkam dan tak bisa berpikir. Apa yang salah? Bukankah kita sedang baik-baik saja?  Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Aku benar-benar tak mengerti mengapa tiba-tiba laki-laki yang berada dihadapanku ini meminta putus.

Ia menatapku lekat tak bersuara setelah melontarkan kalimat itu. Aku tercekat menunggu kalimat lain terlontar darinya. Aku benar-benar tak mengerti hingga dia menyodorkan sebuah amplop putih kepadaku.

Perlahan aku mengambil amplop tersebut dengan mata yang mulai memanas. Aku menunduk, membuka amplop itu yang di dalamnya terdapat selembar kertas yang sudah terisi dengan kalimat-kalimat. Aku membaca pelan.

"Aku keterima buat ikut program study exchange di UK.... " Ucapnya lirih.

"Dan kemungkinan aku akan menyelesaikan tesis ku disana . Setelah itu juga aku akan  lanjut S2 disana" Sambungnya lagi tanpa mengalihkan pandangannya dariku. Aku hanya diam mendengarkan dengan air mata yang telah meluruh yang mati-matian aku tahan.

Kak Mahesa meraih kedua tanganku "Setelah semua hal yang kita lalui bersama, aku belajar banyak hal" Kak Mahesa menjeda ucapannya.

"Jujur aku gabisa menjalin hubungan jarak jauh. Kita bersama disini aja, aku pernah hampir saja kehilangan kamu. Tapi seperti yang kamu bilang dalam sebuah hubungan harus didasarkan dengan sebuah kepercayaan. Kamu bilang dalam sebuah hubungan tidak hanya tentang bahagia tapi juga tentang luka" Kak Mahesa menarik nafasnya dalam.

"Aku takut karena kesibukanku nanti benar-benar bisa membuatku kehilanganmu. Untuk itu aku memutuskan mengakhiri hubungan ini karena aku menginginkan hubungan yang lebih serius" Aku semakin terisak mendengar kalimat-kalimat yang kak Mahesa lontarkan.

"Maaf aku sering membuatmu menangis, maaf aku sering membuatmu terluka. Maaf selama ini aku jarang menemanimu, bahkan disaat kau kehilangan aku tak disampingmu untuk menghapus air matamu dan memelukmu untuk memberi kekuatan. Terlepas dari semua itu kamu dengan mudahnya memaafkanku. Maaf karena aku menjadi laki-laki yang egois yang tak mau melepasmu... " Kak Mahesa melepas kedua tanganku lalu menghapus air mataku dengan sangat lembut.

"Salsa Azarine Agneta, will u be my fiance? Would u lock your heart just for me and wait for me to return?"

Aku masih bungkam seribu bahasa. Jantungku berdetak begitu kencang. Dulu aku bahkan tak berani tuk bermimpi memilikinya. Dulu aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Dulu aku hanya bisa memendam rasa yang kumiliki. Dulu aku tak pernah membayangkan bahwa ia akan berdiri dihadapanku dan menatapku lekat seperti saat ini.

Hanya dia lelaki yang selalu memenuhi hatiku tiap harinya. Lelaki yang tanpa aku sadari dan dia minta telah berhasil mengunci hatiku hanya untuknya.

Aku dapat melihat sorot mata yang penuh harap darinya. Lelaki yang sangat amat aku cintai itu perlahan menjatuhkan air matanya. Untuk kedua kalinya dia menangis dihadapanku.

Perlahan, tanpa ragu aku menganggukkan kepala sebagai tanda aku menerimanya. Aku melihat dia melengkungkan bibirnya membentuk senyuman dan langsung memelukku. Memelukku sangat erat dan aku membalasnya.

"Kamu tahu?" Kak Mahesa menjeda ucapan yang ia bisikkan padaku.

"Hari ini adalah hari paling menakutkan dalam hidupku. Aku takut kamu menolakku, aku takut kamu tak mau menungguku. Aku takut kamu benar-benar akan meninggalkanku hari ini" Ia memelukku semakin erat menyalurkan ketakutanya.

"Bagaimana mungkin aku menolak kak Mahesa sedangkan hatiku sudah dipenuhi oleh kakak. Bagaimana bisa aku tak mau menunggu  ketika kak Mahesa udah sudah mau menyerahkan hati kakak untukku. Bagaimana mungkin aku meninggalkan kak Mahesa disaat kakak berjuang untuk masa depan kakak" Aku mengelus punggungnya sambil terisak.

"Meski mungkin nanti aku merindu, aku takkan rindu sendirian bukan? Meski aku menunggu, kau takkan membuatku menunggu terus-terusan bukan?" Aku dapat merasakan kak Mahesa mengangguk disetiap pertanyaanku tanpa melepaskan pelukannya.

"Aku percaya kak Mahesa, dan aku harap kak Mahesa juga percaya bahwa aku akan menjaga hatiku hanya untuk kakak"

"Makasih, makasih, makasih, makasih... " Kak Mahesa mengecup puncak kepalaku berkali-kali lalu mendekapku dan aku menyandarkan kepalaku di dada bidangnya. Ia semakin mengeratkan dekapannya seakan tak mau tuk melepaskan walau hanya sebentar.

"I love you" Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengatakan kepadanya seakan menunjukkan bahwa aku telah terjatuh terlalu dalam padanya.

"I love you too, more and more"

Hari ini, di pantai ini. Ombak yang bertautan, angin laut yang menerpa, dan senja terlihat begitu indah di pandang. Menjadi saksi cintaku yang begitu dalam, menjadi saksi cintaku yang terbalaskan, dan menjadi saksi atas kebahagiaan.

Aku harap rasaku dan rasanya takkan pupus dan menghilang perlahan seperti senja yang tergantikan dengan petang.

-End-

Akhirnya tamat juga cerita ini 😭😭😭😭 aku terhuraaaaaaa 😢 for the first time aku bikin cerita sampai tamat. Sebenarnya ini cerita keduaku yang aku publish di wattpad dan cerita pertama yang aku tamatin 😢

Maaf kalo feelnya ga dapet wkwkkw

aku bener-bener bingung endingnya mau diapain 😕dari awal aku buat cerita ini alurnya bener-bener tak sesuai dengan  yang aku rencanakan dari awal. Sering gonta-ganti di pertengahan jalan sampai Salsa akhirnya berakhir sama siapa aku bingung. Aku bener-bener oleng sama perjuangan Jo yang sebelumnya  aku ingin Ken yang suka sama Salsa hingga berakhir jadi teman aja 😊. Tapi endingnya aku terlalu sayang Mahesa wkwkkw aku ingin dia bahagia walau sama Salsa 😂😂

Extra chapter?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
KALO BELUM VOTE BALIK LAGI! 😂😂😂

THANK U 😘

highTen
16 Januari 2020

SALSA'S STORIES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang