Jakarta, 2016.
"Assalam'mualaikum..."
Pintu rumah yang lima detik lalu baru saja diketuk kemudian dibuka kuncinya dari dalam, disambung ucapan salam oleh pelaku pengetukan tersebut.
Sasa menyambut riang mengetahui tamu yang mampir adalah sang kakak tersayang, "Mas pulang kok enggak ngabarin sih?"
Kakak beradik itu berpelukan melepas rindu. Jimmy mengelus sayang kepala Sasa dalam hangat pelukan adik kesayangnya, "sengaja biar kejutan, hehe".
Pelukan merekapun terlepas, segera saja gadis bernama lengkap Zahida Mutiara itu menuntun sang kakak masuk ke dalam rumah karena Mama dan Papa juga tengah bersantai di ruang keluarga.
"Dedek seneng banget Mas sering pulang tau, cuman dapat libur dua hari aja Mas sempetin pulang, "celoteh Sasa disela langkah kaki keduanya, "Mas Jimmy yang dateng nih, Pah, Mah," Kata gadis sipit itu setelah sampai di ruang keluarga.
"Assalam'mualaikum," Jimmy kembali memberi salam lalu mencium kedua lengan orang tuanya secara bergantian, "Mas ke kamar dulu mau bersih-bersih".
"Iya sana, Mas." Sahut Mama Elly.
Jimmy berlalu pergi namun tanpa dia ketahui bahwa dirinya telah menyisakan keganjilan dibenak ketiga anggota keluarganya. Papa sebagai kepala keluarga menyeruakan pemikirannya terlebih dahulu.
"Kenapa dia, Ma? Sering banget pulang, sekarang. Di rumah juga cuman diem gitu terus langsung ke kamarnya paling-paling ke luar itu depan beli bakso" Tutur beliau.
Mama Elly menyahuti suaminya, beliau turut tidak mengetahui mengapa sikap putranya sedikit berbeda beberapa waktu ini. "Gak tahu, Pa. Mama kira Mas lagi galau kali, dia udah enggak pernah bahas Eggy lagi padahal tiap santai sama Mama pasti deh Mas cerita"
"Kalo iya tuh kayak anak perawan galau diem mulu di kamar"
"Hus! Namanya juga anak muda, memang Papa dulu gak gitu"
Sasa yang menyimak menyeruakan kata setuju dalam hatinya. Bila dipikirkan dan diingat kembali, Mas Jimmy lebih sering pulang ke Jakarta dalam kurun waktu sekitar dua bulan belakangan.
Tiap kali berada di rumah. Mas lebih suka berdiam diri di kamarnya, kalaupun pergi ke luar jika Mama ataupun Sasa dulu meminta tolong diantarkan. Ada satu lagi hal yang mengganggu pikiran Sasa, sebab sepengetahuannya Mas tidak pernah mengunggah sesuatu di sosial media miliknya. Biasanya sih, Mas sering spam di akunnya Mbak Eggy ataupun sebaliknya. Kadang postingan mereka juga berkaitan.
Hmm.. sepertinya Sasa harus mencari tahu.
Oleh karena rasa penasarannya, gadis remaja cantik itu melangkahkan kedua kakinya. Sasa berhasil masuk ke dalam kamar Jimmy dengan mudah, kamar Mas-nya memang tidak pernah dikunci dan kebetulan ketika masuk si empunya sedang di kamar mandi. Sasa memilih berbaring diatas kasur lalu meraih ponsel menganggur disana untuk dia mainkan.
Selang sepuluh menit, Jimmy keluar dari dalam kamar mandi dengan balutan pakaian tidurnya. Sasa tidak bergerak dari posisi awal, gadis itu melirik kakaknya yang kini melangkah mendekat. Tidak ada teguran yang Jimmy layangkan walaupun Sasa tanpa permisi memainkan ponsel miliknya, toh hal itu sudah biasa diantara keduanya.
"Besok Dedek mau jalan sama Mbak Dinna, Mas mau ikut?" Ujar Sasa setelah Jimmy bergabung dengannya berbaring di atas kasur.
"Enggak deh, Dek. Mas besok mau bobok aja seharian."
"Yah! Masa Mas mau bobok aja sih. Jalan, yuk. Mau mantai ke Ancol gak cuman sama Mbak Dinna doang tapi sama temen-temen Dedek juga."
"Enggak ah, Dek. Dinna kenapa ikut kalau ke Ancolnya sama temen-temen kamu?" Tanya Jimmy kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] PARK
Genç Kız EdebiyatıSudah hidup enak sejak belia, tidak membuat Sheilla Regina Kamaliyya menjadi pribadi sombong apalagi tinggi hati. Gadis baik nan cantik tersebut tumbuh sebagai wanita kuat dan juga mandiri. Suatu hari di bulan suci ramadhan, secara tidak sengaja ia...