Sore berganti senja, wanita muda bernama Zahra tengah bergegas pulang karena jam kerjanya telah habis. Wanita berwajah judes ini tetap terlihat cantik meski tatap tajamnya menusuk setiap orang yang tidak mengenalnya dengan baik.
Senyum tipis dari jauh terlihat indah pada pandangan Zahra, rasa ingin menyapa di skip dengan senyuman balik yang begitu singkat.
Darrel dan Zahra memang saling mengenal, namun mereka sangat irit bertegur sapa. Antara wanita berwajah jutek dan pria misterius itu memang sering kali hanya saling melempar senyuman tipis dari jauh.
Suatu malam, mereka sempat bertemu di sebuah Mall.
"Hai Zahra, kok sendirian?" Tanya Darrel ketika berpapasan disalah satu stand makanan."Iya rel. " Jawab Zahra si wanita jutek itu dengan singkat dengan sedikit senyuman tipis yang menyembunyikan debar kencang dalam hatinya karena bertemu pria yang dia kagumi.
Tanpa basa basi langkah mereka seiring saling meninggalkan dengan tujuan masing masing.
"Tuhan, aku mengagumi sosoknya. Ijinkan aku terus mengaguminya dari jauh. " Doa lirih terlantun dari dalam hati Zahra.
Waktu berlalu, saat dimana malam silih berganti pagi. Saatnya beranjak dari tempat tidur dan memulai aktivitasnya.
Zahra bergegas kerja, tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah.Nama dan wajah Darrel masih menghiasi pikiran wanita berwajah jutek itu. Kemisteriusan Darrel mampu mengobrak abrik kefokusan kerja Zahra.
Sosok yang tidak pernah telat disebut Namanya dalam doa gadis jutek tersebut. Bahkan baginya, bahagia seorang Darrel adalah bahagianya. Senyuman yg terpancar meski bersama wanita lain tetap menjadi alasan Zahra tersenyum.
Sampai pada akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam sebuah acara pernikahan temannya. Disanalah kedekatan mereka mulai terjalin. Obrolan obrolan kecil dan tawa ringan mewarnai wajah mereka sore itu.
Sepulangnya dari acara tersebut, dering pesan dari handphone Zahra berbunyi.
Notifikasi nama yang sangat indah terlihat jelas membuat gadis itu tersenyum malu.To Zahra:
"Selamat malam wanita jutek."
Isi pesan sambutan dari seorang Darrel dengan sedikit meledek, membuat Zahra tersipu malu dan berubah menjadi seperti orang gila yang tidak hentinya senyum sendiri.
To Darrel:
"Selamat malam juga".
Jawab gadis jutek itu dengan singkat. Meski banyak kata yang rasanya ingin dituliskan dalam pesan tersebut.
Pesan terhenti, karena Darrel merasa akut mengganggu karena melihat jawaban pesan dari wanita jutek itu.
Hari terus berjalan, mereka makin terlihat dekat. Pagi siang sore malam, harinya tidak luput dari pesan pesan singkat yang berkesan.
Sampai pada akhirnya tanpa disadari, mereka telah berada di zona nyaman +62.
Canda tawa mewarnai hari hari mereka, pertengkaran kecil akibat canda berlebih dan pertemuan tidak luput ikut serta menemani kebersamaan mereka.
Ini malam dimana Darrel mencoba mengungkapkan kenyamanannya pada wanita jutek itu. Mereka janjian untuk candle lilike dinner, dan momennya memang sangat romantis. Diiringi music romansa cinta yang memenangkan jiwa.
" Zahra" , ucap Darrel tegas dengan tatapan hangat. Genggaman tangannya membuat wanita jutek itu tidak dapat berkutik, debar jantung mulai tak berirama.
"Maukah kamu membangun komitmen denganku?" Sambung Darrel yang masih stay dengan tatapan hangat nan berwibawa itu.
Seketika Zahra terdiam dan bingung, serasa mimpi bagianya mendengarkan pertanyaan Darrel. "Hm, tidakkah aku bermimpi?" Jawabnya terheran, ekpresi wajah juteknya berubah menjadi lucu.
"Aku tidak pernah menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti ini rel, semua begitu terasa seperti mimpi". Katanya sambil melongo bodoh.
"Memangnya kenapa zah?" Sahut Darrel terheran melihat ekspresi lucu itu.
Tanpa sadar gumaman tipis dari bibir Zahra mulai terdengar, "Aku mengagumimu sejak lama, aku memperhatikanmu dari jauh, aku memahami karaktermu dari jauh, sepertinya tidak ada hari tanpa hal tentangmu, bahkan senyummu saja menjadi salah satu alasanku bahagia, meski kamu tersenyum bahagia dengan wanita lain, tidak mengapa bagiku".
"Mengapa begitu?" Sambung Darrel.
"Bagiku, mengagumi seseorang tidak harus memiliki. Melihatmu bahagia sudah cukup menjadi alasan aku bahagia, karena bisa memiliki adalah bonus bagiku. Meskipun juga tidak ada hari tanpa kusebut namamu dihadapan Allah, aku percaya takdir Allah lebih indah dari harapanku. Jika harapanku merupakan takdir Allah juga, maka lebih bahagialah aku". Seketika suasana menjadi hening dan sendu.
Ada rasa tidak enak hati pada diri Darrel atas ketidakpekaannya selama ini akan perasaan Zahra.
"Lalu mengapa kamu begitu jutek padaku?". Tanya Darrel kembali
Dengan iringan music romantis di caffe tersebut, menambah hangat perbincangan dua insan ini.
" Darrel, aku pernah sangat peduli dan mencintai seseorang, tapi akhirnya ditinggalkan dan terluka. Aku tidak mau lagi merasakan hal yang sama, jd aku tidak ingin mengambil resiko yg sama dengan mengulang kebodohan yang sama. Biar aku mengagumimu dengan caraku, tidak mengapa. Bahkan ini membuatku lebih nyaman di banding menjadi diriku yang sebelumnya". Jawab Zahra sambil menghela napas panjang.
Seketika suasana menjadi hening. Mereka sama sama diem dan menunduk.
Tiba tiba Darrel berkata, "Sekarang harapanmu dikabulkan Allah, apakah kamu mengijinkan aku untuk mengenalmu lebih dekat?".
"Bukankah kita sudah dekat beberapa minggu ini? " Ucap Zahra.
"Maksudku lebih dekat zah, ijinkan aku menjagamu, menjadi pundak tempatmu menangis, menjadi sahabat ketika kamu ingin berkeluh kesah, dan menjadi seseorang yang akan slalu berusaha membuat kamu bahagia", Celetuk Darrel.
Akhirnya mereka berdua sepakat membangun komitmen dengan tiang kepercayaan dan pondasi yg bukan terbuat dari kaleng rombeng.
Hari demi hari mereka ukir dengan kenangan bahagia dan sedikit bumbu pertengkaran halus yang membuat mereka semakin lengket satu sama lain.
Semoga kisah mereka berakhir pada titik yang tepat sesuai harapan.
~09Januari2020
#FirstWritten
#LembayungSenja
#CeritaPendek
#RomansaCinta
KAMU SEDANG MEMBACA
ADMIRE
Short StoryMENGAGUMI SECARA RAHASIA ADALAH KENYAMANAN YANG BIASA DILAKUKAN WANITA 💕 Mengagumi sepihak itu menyedihkan? kata siapa? Bagi seorang Zahra itu sebuah kenyaman yang sesungguhnya. Memandang dari jauh, memahami dari jauh dan melihatnya bahagia dari...