Tigabelas || Si Misterius, Cokelat, dan Polaroid 🌻🌙

1.4K 65 0
                                    

Aluna bersenandung kecil sambil membawa kantung plastik berisikan sampah keluar rumahnya, namun saat Aluna akan membuka gerbangnya tiba-tiba terdengar suara rintihan seseorang.

Aluna membulatkan matanya ketika melihat seseorang yang terjatuh akibat orang itu menaiki pagar tingginya.

"Eh, maling ya lo?!" pekik Aluna histeris.

Ia dengan cepat memukuli orang itu tanpa ampun, baju serba hitam dengan masker hitam yang menutup sebagian wajahnya membuat Aluna tak bisa mengenali wajahnya.

Aluna melihat tangan orang itu tergores panjang di telapak tangannya mengeluarkan darah segar yang cukup banyak.

Melihat Aluna yang lengah, orang itu kemudian berlari. Dengan polosnya Aluna masih mengejar maling itu dengan berteriak-teriak di malam hari.

"Dasar maling nggak tau diri! Awas aja ya lo kalo sampe balik lagi kesini, gue pites jadiin pindang!" teriak Aluna ngos-ngosan.

"Lunaaa, astagfirullah. Kamu ngapain?" teriak Saga dari luar gerbang menatap bingung kearah adiknya yang sudah berada jauh disana.

Aluna berlari menghampiri Kakaknya. "Kak Saga gimana sih? Tuh ada maling, dia masuk lewat pager! Untung ada Aluna." ucap Aluna.

"Maling? Nggak mungkin kali, Lun. Kan di depan komplek ada satpam penjaga." ucap Saga.

"Ih, Kak Saga! Aku serius."

"Yaudah masuk gih, biar Kakak yang buang sampahnya." ucap Saga lalu mendorong perempuan itu masuk kembali dari rumahnya.

Sedangkan Saga ia meraih kantung plastik besar yang berisikan sampah tadi dibuang sembarangan oleh Aluna.

Aluna terbengong di tempatnya, ia tadi tak melihat orang itu membawa sesuatu atau mencoba menyembunyikan barang curiannya.

Mata Aluna terhenti ketika melihat sebuah kotak sedang di dekat tanaman hias Bundanya. Ia melangkahkan kakinya dan meraih benda itu.

Dibukanya perlahan, kemudian Aluna tersenyum kecil.

Dua buah foto polaroid dirinya dengan 5 buah cokelat batang rasa green tea.

Polaroid pertama adalah foto Aluna yang tengah tertawa di acara pensi kemarin.

Sedangkan foto polaroid yang kedua adalah foto dirinya ketika di bawah pohon rindang di sekolah bersama...Radja.

•••

Aluna menatap beberapa foto polaroid yang menggantung di kamarnya, Aluna menggantungkan dua foto itu dan menjempitnya dengan jepitan kayu di antara tali kecil.

Ia tersenyum ketika melihat foto dirinya dengan Radja yang tengah duduk mengobrol di bawah pohon malam itu dengan di batang pohon itu dihiasi lampu yang mengitarinya.

Aluna juga bingung, siapa yang selalu mengiriminya foto-foto ini? Sejak beberapa bulan yang lalu, bahkan sebelum Aluna mengenal Radja.

Kejadian itu pun sama dengan di sekolah, Aluna juga merasa selalu ada orang yang mengikutinya kemana pun ia pergi. Tapi itu mungkin hanya perasaannya saja, Aluna tak pernah megambil pusing.

Untuk masalah foto-foto ini mungkin hanya orang iseng saja, tapi selagi tak mengganggu Aluna dengan hal megarif Aluna pun tak mempermasalahkannya.

Aluna pun membuka lemari kecil meja riasnya, ia lalu memasukan 5 buah cokelat itu ke dalam sana.

Aluna menghitung semua cokelat itu, jumlahnya sudah ada 250 buah cokelat green tea kesukaannya.

Radja ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang