Rio's side.
Rio merebahkan tubuhnya diranjang dan memejamkan matanya. Dikepala Rio masih memikirkan kata-kata kakaknya Ryan tadi.
Rio bukannya tidak mengetahui tentang perubahan penampilan Yuki yang baru, kemarin Rio sudah stalking Yuki lewat social media. Tersebar banyak foto-foto terbaru Yuki dan seperti yang dikatakan Ryan potongan rambut pendeknya membuat Yuki semakin cantik, fresh, anggun dan dewasa.
Foto-foto terbaru Yuki itu membuat Rio berkali-kali memesan tiket ke Jakarta untuk langsung menemui Yuki dan mengakhiri perang dingin ini, tapi berkali-kali juga Rio mengurungkan aksinya tersebut.
Sejujurnya Rio sudah sangat merindukan gadis kesayangannya, kekasih hatinya itu, pujaan hati dan satu-satunya pengobat rindunya saat ini, tapi tidak ada yang dilakukan Rio untuk mengobati penyakit rindunya itu.
Itu karena saat ini Rio hanya seorang pria egois dan sombong yang sedang berusaha mencari perhatian Yuki.
Egois karna Rio ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi pria yang sedang diperjuangkan kekasihnya, agar Rio bisa mengukur seberapa dalam perasaan Yuki terhadapnya.
Secara selama ini Rio selalu menjadi orang pertama yang aktif dan berinisiatif dalam hubungan romantis mereka.
Sombong karna Rio juga ingin merasakan menjadi satu-satunya pria yang diinginkan dan dibutuhkan Yuki bahkan Rio ingin Yuki selalu bergantung padanya. Itulah alasan kenapa Rio tetap memilih menunggu Yuki yang menghubunginya terlebih dahulu untuk mengakhiri perang dingin mereka.
'Kenapa Yuki belum menghubungiku ya? Bukankah promo gimmicknya sudah berakhir? Apa benar harus aku lagi yang memulainya terlebih dahulu? Tidak, Yuki yang memulainya terlebih dahulu.'
'Tetapi sekarang keadaannya sudah berbeda, alasan promo gimmick yang tidak aku suka sudah berakhir karna Marcell pemain utama prianya sudah dipastikan memiliki rencana menikah dengan kekasihnya.'
Tanpa sadar ocehan di benakku membuatku terlelap dalam tidur yang nyenyak.
🕸🕸🕸
"Selamat pagi Mi... Pi..." sapaku dipagi hari kepada kedua orang tuaku yang terlihat di ruang makan bersiap untuk sarapan.
"Pagi." Balas Mami dan Papi bersamaan. Aku pun berjalan melangkah kearah mereka.
"Kamu mau kemana bawa tas ransel seperti itu?" Tanya Papi heran denganku yang tidak biasa melihatku memakai ransel.
Tas ransel sederhana biasanya kupakai saat ingin berpergian dalam waktu singkat, dan sekarang rencananya aku hanya mau pergi 3 hari saja.
"Ke Jakarta." Jawabku seraya duduk berhadapan dengan Mami.
"Mau apa kesana? Kamu kan enggak ada jadwal latihan kesana!" Tanya Papi penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIO #lengkap#
Short StoryIni bukan cerita yang spesial, ini hanya cerita seorang pria tampan kelahiran Solo yang memiliki nama lengkap Rio Haryanto. Note: Saya beri judul Rio karena disini hanya bercerita dari sisi atau sudut pandang Rio saja. Peringatan: Chapter terakhir b...