pt. 85 : Kebenaran

968 131 18
                                    

Nara menatap Beomgyu sambil tersenyum.

"Aku hanya bisa mengantarkanmu sampai sini." Ucapnya.

Beomgyu mengangguk paham, "Iya, terima kasih."

Nara kemudian pamit pada Beomgyu untuk pergi lagi. Beomgyu melambai kecil dan tersenyum ketika Nara melajukan mobilnya.

Beomgyu kini berbalik dan menatap gedung rumah sakit yang tinggi menjulang itu. Helaan nafas pelan terdengar dari mulutnya.

Beomgyu pun melangkahkan kakinya masuk kedalam dan berjalan menuju ke ruang VIP. Tadi, Nara bilang pada Beomgyu.

Kalau adiknya, Bella, menyuruh Beomgyu untuk datang ke rumah sakit ini. Dia juga diberi tahu bahwa Paman Hwang kena serangan jantung. Dan sekarang dirawat di rumah sakit.

Ketika tangannya memutar kenop pintu lalu mendorongnya. Dia melihat sudah ada beberapa orang yang datang.

Termasuk Bella dan Soobin.

"Ah, Beomgyu. Mari sini, nak. Paman ingin bicara dengan kalian bertiga." Ucap Paman Hwang dengan wajahnya yang pucat pasi. Bahkan suaranya terdengar seperti melirih.

Pria paruh baya itu sudah terbaring lemas di kasur rumah sakit.

Beomgyu yang merasa kalau suasana serius jadi melangkah pelan memasuki ruangan.

"Ada apa, Paman? Kenapa jadi seperti ini? Dadakan sekali," Ucap Beomgyu ketika sudah mendekat.

Paman Hwang tersenyum lembut dibalik wajah pucatnya. "Jadi begini... Paman, ingin mengungkap sebuah kebenaran."

Ketiganya--Soobin, Beomgyu dan Bella pun jadi semakin penasaran. Jarang-jarang Paman Hwang ingin mengatakan hal serius.

Dulu, ketika mereka sering berkumpul, Paman Hwang selalu menjadi orang yang periang.

"Kebenaran apa?" Tanya Bella penasaran.

Sebelum membahas topik, Paman Hwang menghela nafas. "Sebenarnya, aku, Tuan Choi dan juga Tuan Kang adalah sahabat bisnis yang terkenal."

Sontak ketiga Choi bersaudara itu membulatkan mata. Apalagi Paman Hwang membawa marga 'Kang.

"Ketika menjadi rekan bisnis, kami bertiga sudah menikah. Hanya saja, waktu itu kalian belum lahir." Jelas Paman Hwang.

Semuanya masih diam mendengarkan. Terutama Hyunjin dan Yeji yang juga merasa terlibat dengan masalah ini. Mereka membiarkan sang Ayah yang menceritakan semuanya.

"Pernikahan kami bertiga, masing-masing berselisih 1 tahun." Lanjut Paman Hwang.

"Tapi... Satu hal yang membuatku tidak nyaman dengan pertemanan kami." Ucap Paman Hwang menggantung.

"Apa?" Tanya Soobin menyela dengan kening yang berkerut.

Paman Hwang diam sejenak. Lalu berucap, "Ibu kalian."

Lagi-lagi ketiga Choi itu membulatkan mata bingung. Kenapa jadi Ibu mereka?

"Ibu? Kenapa jadi Ibu?" Tanya Bella penasaran.

Paman Hwang menarik nafas, "Karena aku mencintai Ibu kalian. Bukan istriku."

Kejujuran Paman Hwang membuat Soobin dan kedua adiknya sangat terkejut.

"Apa??" Kaget Bella, Soobin dan Beomgyu bersamaan.

"Paman tahu, ini begitu mengejutkan. Tapi ini memang kenyataannya." Ucap Paman Hwang.

"Pa-paman...?" Lirih Bella tak percaya.

Paman Hwang tersenyum kecil, "Itulah mengapa, aku mengincar pertemanan ini."

"Karena aku ingin terus melihat Ibumu. Apapun akan kulakukan, demi untuk melihat wajah Ibu kalian."

Sudah cukup, Bella tidak bisa menahan air matanya. Hatinya merasa disakiti oleh Pamannya sendiri. Pamannya sendiri sudah berkhianat.

"Lalu bukan hanya itu saja," Jeda Paman Hwang. "Ayah kalian juga tidak mencintai istrinya."

Mendengar itu ketiga bersaudara itu langsung menegang terkejut. Bersiap-siap akan menerima kebenaran yang lain.

"Dia mencintai istri dari Tuan Kang," Ucap Paman Hwang membuat Bella memejamkan matanya erat. Menetralkan emosinya.

Sementara itu, Soobin sudah mengepalkan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Beomgyu? Laki-laki itu hanya diam.

Tapi tidak bisa dipungkiri, Beomgyu juga sama terkejutnya.

Paman Hwang tertawa kecil, "Seperti cinta segitiga ya?"

Yeji yang dari tadi diam pun menyuarakan pendapatnya. "Ayah, aku rasa lebih baik kita berikan buktinya kepada mereka segera."

Hyunjin mengangguk setuju, "Hm. Kita tidak punya banyak waktu." Celetuk Hyunjin yang langsung dapat pukulan keras dilengannya dari Yeji.

Paman Hwang terkekeh pelan mendengar itu. "Kau tidak sabar ingin melihat, Ayahmu mati, huh?"

Kemudian atensi nya beralih pada Choi bersaudara.

"Soobin, Beomgyu dan juga Bella." Eja Paman Hwang. "Sebelum Paman benar-benar mati---"

"Paman!"

"Ayah!"

Kelima anak muda itu reflek menegur Paman Hwang secara bersamaan.

Paman Hwang tersenyum, "Padahal aku jahat. Tapi ternyata, aku masih memiliki orang yang sayang padaku."

Paman Hwang kini beralih menatap Yeji. Seolah memberi kode pada anaknya untuk mengambilkan suatu barang.

"Kalian," Paman Hwang menatap satu persatu Choi bersaudara. "Setelah ini, kalian akan diberikan suatu bukti bahwa Paman memang jahat."

"Paman adalah dalang dari semuanya." Ucap Paman Hwang membuat ketiga ponakannya menatap bingung.

"Setelah aku kena serangan jantung, aku mulai sadar, bahwa aku harus mengatakan yang sebenarnya. Sebelum aku benar-benar pergi dari sini."

Tepat setelah mengatakan hal itu, Yeji datang dengan membawa sebuah map berwarna coklat ditangannya.

"Ini, Ayah." Yeji memberikan berkas map itu pada Ayahnya.

Paman Hwang kemudian menerima itu. "Ini adalah beberapa lembar surat yang dituliskan oleh Ibu kalian."

"Dan disini juga ada flashdisk, dimana disini isinya adalah beberapa kejadian saat aku mulai merencanakan sesuatu untuk menghancurkan ikatan kami bertiga."

Paman Hwang memberikan map itu pada Bella. Bella menerimanya.

Paman Hwang lantas tersenyum tipis, "Jarang-jarang ada penjahat yang mau mengakui kesalahannya seperti aku."

************************************

Maaf, lama updatenya.

Jangan menghilang ya :)

Salam manis,
AFR❤

S(He) is Psycopath - Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang