V1 ー CH 16 : Golem Kesatria

11 3 0
                                    

Emilia sama sekali tidak tahu berapa lama waktu yang telah terlewati saat dia memilih beristirahat di reruntuhan tersebut. Dia hanya duduk dan melatih kontrol sihirnya. Pada akhirnya kesadaran Amelia terbangun.

"Ame, akhirnya kau terbangun juga" Kata Emilia.

"Lia? Di mana ini? Eh... apa yang terjadi pada babi hutan itu?" Kata Amelia.

"Aku tak tahu, kau yang membuat kita berada di sini sekarang."

"Eh.. aku?..."

Amelia terdiam sesaat kemudian mencoba mengingat kembali apa yang terjadi.

"Ah iya, aku terjatuh di sebuah lubang dan... um aku.. kehilangan kesadaran diri." Bagian akhir kalimat Amelia terdengar sangat kecil, Emilia hampir tak bisa mendengarnya.

"Kau tak usah merasa bersalah, terlebih lagi..." Emilia kemudian melihat ke arah kristal yang berada di altar, dia menunjuk kristal tersebut lalu berkata. "Kau bisa analisa kristal itu dengan matamu?."

Amelia mengambil alih tubuh Emilia. Mata emas Emilia berubah menjadi hijau emelard yang berkilau. Amelia kemudian menganalisa kristal tersebut dengan Eye of Truth. Apa yang dia lihat membuat matanya terbuka lebar. Dia tidak percaya dengan apa yang di lihat oleh kedua pasang matanya.

"Kristal itu.... di dalamnya berisi kekuatan devine yang di miliki para dewa. Kekuatan itu mirip dengan mata emasmu, namun memiliki kekuatan yang jauh lebih besar." Kata Amelia.

"Apa tak apa apa jika kita ambil kristal tersebut?." kata Emilia.

"Eh.. kenapa kau ingin mengambilnya?, lebih baik kita cari jalan keluar dan tak mengganggu kristal tersebut."

"Kenapa tidak?, akan sia sia jika kekuatan itu berada di sini tampa ada tuan yang menggunakannya."

Emilia mengambil alih kembali tubuhnya dan berjalan menuju kristal tersebut.

"Lia!!, kau harusnya sudah tahu!.. keempat golem kesatria itu akan bergerak saat kau mengambil kristal itu!"

"Ame, aku yakin kita bisa mengalahkan ke empat golem itu."

"Lia!! kumohon untuk kali ini saja dengarkan aku!.."

Emilia sama sekali mengabaikan peringatan Amelia. Dia terus berjalan mendekat dan menatap tajam kristal tersebut dengan mata emasnya.

"Lia!!. .... .... "

Seribu kata peringatan keluar dari mulut Amelia, namun Emilia sama sekali tidak mendengar satu katapun selain nama miliknya. Dia menginjakan kaki di tangga menuju altar di hadapannya. Amelia terus menerus mengeluarkan peringatan. Namun Emilia terus melangkahkan kakinya di anak tangga menuju ke altar tersebut. Setiap langka yang diambilnya membuat Amelia merasa semakin gila. Amelia tidak percaya kalau gadis yang ingin mengambil kristal tersebut adalah gadis pintar yang mampu menggunakan sihir di umur lima tahun. Dia mungkin pintar, namun begitu sembrono. Sifat arogan miliknya yang sangat membuatnya percaya diri dapat mengalahkan keempat golem tersebut. Dengan kemampuan sihir dan seni pedang yang melebihi bakat umurnya, apa yang di takuti?. Di sisi lain Amelia sangat penakut dan sangat tak percaya diri. Tapi rasa takutnya masih bisa di pahami, keempat golem tersebut tentu bukan golem biasa. Golem yang menjaga kristal yang berisi kekuatan dewa, tak akan mungkin bisa di kalahkan oleh gadis ingusan berumur sepuluh tahun.

Sebelum Emilia menyentuh kristal tersebut, Emilia mengaktifkan beberapa sihir pelindung untuk dirinya. Dia kemudian perlahan menggerakan tangannya menuju ke kristal tersebut. Saat dia menyentuhnya, dia menggerakkan tangannya dengan cepak dan mengangkat kristal tersebut. Namun tak terjadi apa apa sama sekali.

"Kan.. kau terlalu paranoia ame.." Kata Emilia sambil tertawa kecil.

Sesaat kemudian guncangan gempa terjadi membuat keseimbangan tubuh Emilia tak stabil. Emilia melompat dan mengaktifkan sihir untuk melayang. Keempat golem tersebut kemudian bergerak dengan mata emas yang bercahaya. Para golem tersebut kemudian mengangkat pedangnya dan menodongkannya ke Emilia. Tampa pikir panjang sama sekali, Emilia membaca mantra sihir untuk memanggil elemen api berbentuk naga.

Emilia The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang