"Rayna nggak mau di jodohin ma!"-racaunya."Tapi ini kemauan papa kamu"-ucap ibu Widya menenangkan anak semata wayang nya itu.
"Tapi Rayna nggak mau. Rayna masih sekolah"-tolaknya.
"Iya mama tau. Apa salahnya kalau menikah saat masih sekolah. Lagian kamu kan udah kelas 3, tahun depan udah lulus"-ucap ibu Widya menaikkan nada bicaranya.
Rayna menghentakkan kedua kakinya di lantai ruang tamu ini, mengepalkan kedua tangannya dengan mata yang tertutup, mencoba mengontrol emosinya.
"Mama emang nggak pernah ngerti sama perasaan Rayna!"
Gadis mungil itu beranjak pergi memasuki kamarnya dan tidak menghiraukan mama nya yang terus meneriaki namanya. Rayna menangis di dalam kamar, dengan menenggelamkan wajahnya pada bantal warna abu abu miliknya.
~~~wwt~~~
Rayna sudah siap untuk berangkat ke sekolah setelah sarapan dengan mamanya, selama sarapan berlangsung, Rayna tidak bicara apapun pada mamanya meski mamanya terus mengajaknya bicara, Rayna memilih tidak perduli dan meneruskan sarapannya.
Rayna memilih angkot sebagai transportasinya untuk berangkat ke sekolah, Rayna tidak pernah memakai kendaraan pribadi miliknya walau papanya sudah membujuk untuk memaikinya, Rayna lebih memilih untuk menaiki transportasi umum agar bisa berbaur dengan orang lain.
Setelah 15 menit angkot ini berjalan, Rayna sudah tiba di sekolah yang sudah 2 setengah tahun ia tempati, dan hari ini adalah hari pertama semester kedua.
Suasana kelas begitu ramai karena teman temannya saling mengobrol tentang liburan mereka masing masing. Dan selama liburan, Rayna hanya rebahan di tempat favoritnya. Kamar.
"Ray, lo nggak kangen sama gue"-ucap Angga yang tengah berdiri di ambang pintu.
"Nggak"-ucap Rayna santai lalu duduk di kursinya, dengan Vella sahabatnya yang belum datang.
Rayna mengeluarkan handphone nya, membuka aplikasi Instagram kesayangannya, baru saja tangannya menscreenroll ada postingan baru yang berhasil membuatnya tersenyum pertama kali untuk hari ini.
"Ganteng banget"-gumamnya.
Ia merasa meja nya bergetar dan saat ia menurunkan handphonenya untuk melihat siapa yang datang, Rayna langsung tersenyum untuk kedua kalinya.
Lelaki yang sangat di kagumi oleh Rayna kini duduk tepat di depan bangkunya, Rayna merasa tubuhnya melayang saat mengendus harum tubuh lelaki di depannya ini.
"Rayna!"- teriak Vella tepat di telinga sahabatnya yang kini berada di alam bawah sadar.
"Berisik lo ah"-kesal Rayna lalu memainkan handphonenya lagi
Vella melirik cowok yang sedari tadi Rayna perhatikan. Vella tersenyum licik. "Oh pantesan lo kehilangan kesadaran"-cerocosnya mencoba menggoda Rayna.
"Ssssttt"-Rayna meletakkan jari telunjuknya pada bibirnya.
"Iya iya tau"-ucap Vella menyenggol lengan Rayna.
~~~wwt~~~
Rayna dan Vella masih fokus pada makanannya masing masing, setelah 5 menit yang lalu bel istirahat berbunyi, mereka langsung pergi ke kantin.
Rayna tampak berfikir, ia ingin menceritakan tentang perjodohannya ke Vella, karena cuman Vella sahabat satu satunya yang bisa ia percaya, ia percaya kalau Vella bisa menjaga rahasianya.
"Vell"-panggil Rayna.
Vella mendongak dan menaruh handphonenya.
"Iya Ray?"- Vella memajukkan badannya dan menatap Rayna dengan tatapan serius.
"Kayaknya hidup gue bakalan hancur deh"-Rayna menekuk wajahnya dengan kepala tertunduk.
"Maksud lo?"-tanya Vella menaikkan satu alisnya.
"Gue mau di jodohin sama orang tua gue"-ucap Rayna.
"APA?"-Vella mendobrak meja nya kencang sehingga seluruh kantin menatapnya keheranan. Vella yang menyadari pun langsung menutupi mukanya.
"Lo gak bercanda kan Ray?"-ucap Vella memastikan.
"Ngapain juga gue becanda"-Rayna meletakkan kepalanya di meja. Pikirannya benar benar tidak karuan saat ini.
"Dijodohin sama siapa?"-tanya Vella.
"Itu masalahnya. Gue nggak tau siapa yang papa maksud"-ucap Rayna masih dengan kepala yang menempel di meja.
"Wah, kalo lo nikah nih ya, lo bakal bisa ngerasain itu di malam pertama lo, lo bakal-"ucapannya terpotong saat Rayna melempar tutup botol yang miliknya.
"Lo ini ngomong apa sih Vell. Gue nggak kayak lo ya, yang gila sentuhan"-cerocos Rayna yang membuat Vella tertawa sambil menepuk meja.
TBC
-We Will Together
KAMU SEDANG MEMBACA
We Will Together
Teen FictionDi jodohin sama temen satu kelas? "Cowok yang emang gue suka dari dulu?" Lantas, bagaimana Rayna harus menghadapi Gibran yang memiliki sifat keras kepala, bandel, dan juga sulit di atur itu. Bagaimana mereka menjalani pernikahan saat mereka masih...