Satu Atap

26 1 0
                                    


Perasaan Rayna bertolak belakang setelah kemarin mereka menjalani pernikahan yang memang sangat privasi, tamu undangan yang hadir hanya keluarga besar dari keluarga Gibran dan Rayna.

Gibran tidak menunjukkan penolakan saat ia tau kalau perempuan itu Rayna, ia tampak biasa dan tidak berkomentar apapun.

Papa Gibran sudah menyediakan tempat tinggal khusus untuk anaknya dan juga menantu nya. Ia berharap Gibran bisa membagi kebahagiaan untuk istrinya.

Untuk kemarin sebelum H-1 mereka izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit, jadi besok mereka harus tetap masuk sekolah.

Malam ini adalah malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri.

"Gue nggak mau satu kamar sama lo"-ucap Gibran setelah mereka baru saja membuka rumah.

Rayna tidak bergeming, wajahnya datar. Rayna menarik koper nya memasuki kamar utama dan Gibran di kamar lainnya.

Rayna mulai menata pakaian serta barang barangnya, lalu ia mengganti pakaian sebelum ia mandi. Rayna membutuhkan waktu 20 menit untuk mandi.

Matanya membulat sempurna saat ia melihat Gibran yang tengah memainkan handphonenya sambil bersandar di dashboard ranjang.

"Gibraaaaaaan"-teriak Rayna lalu berlari memasuki kamar mandi. Ia malu karena ia hanya membalut tubuhnya dengan handuk, dari atas dada sampai paha.

Gibran menatap Rayna datar lalu kembali memainkan handphonenya.

"Gibran, keluar lo. Gue mau ganti baju!"-teriak Rayna dari dalam kamar mandi.

"Nggak mau"-ucap Gibran santai.

"Kalo lo nggak keluar, lo bakal gue aduin ke mama lo!"-tegasnya.

"Lo amnesia?. Hp lo aja ada di nakas"-ucap Gibran.

Rayna menggigit bibir bawahnya, dan tidak tau harus berbuat apa.

Rayna mengumpulkan nyalinya untuk keluar dari kamar mandi, perlahan ia membuka pintu, memastikan kalau Gibran masih fokus pada handphonenya. Lalu ia berlari terbirit birit menuju lemari, mengambil baju dan pakaian dalamnya dan kembali berlari menuju kamar mandi.

Gibran yang menyadari pun hanya melihat Rayna kebingungan dan menggeleng nggelengkan kepalanya.

Rayna keluar dengan kaos putih yang menutupi celana pendeknya, ia berjalan menuju Gibran dengan berkacak pinggang.

"Kenapa lo disini. Kata nya nggak mau sekamar sama gue"-bentak Rayna berdiri tepat di samping Gibran.

"Berisik lo"-Gibran menaruh handphonenya lalu berjalan masuk ke kamar mandi.

Rayna menghempaskan kedua tangannya sambil mengembuskan nafas. Ia memilih untuk mengeringkan rambutnya dan memakai cream malam yang biasa ia pakai sebelum tidur.

Ia mengambil handphonenya yang sedari tadi ia cash, dan menaruh kembali setelah membalas beberapa pesan. Rayna membersihkan kasurnya sebelum ia tempati untuk tidur. Matanya melirik ke arah kamar mandi, Gibran yang keluar dengan kaos hitam dan celana pendek berjalan ke arah kasur.

"Ganteng banget"-batinnya.

Memang benar kata orang, cowok yang memakai kaos hitam akan terlihat lebih tampan.

"Eh lo kok tidur sini"-ucap Rayna mencoba mengusir Gibran.

"Terus?"-tanya Gibran dingin.

"Ya di kamar lo sendiri lah"-ucap Rayna.

"Ini kamar gue, ini rumah papa gue"-Gibran membaringkan tubuhnya dan memunggungi Rayna.

"Papa lo papa gue juga kali"-cerocosnya lalu ikut tidur memunggungi Gibran.







~~~Wwt~~~~





05.45

Rayna mencoba membuka matanya, berusaha mengumpulkan nyawanya. Ia masih benar benar tidak percaya kalau ia akan di nikahkan dengan cowok yang emang dia kagumi sejak dulu. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Gibran, cowok yang masih tertidur pulas di sampingnya.

Rayna memilih untuk langsung mandi sebelum menyiapkan sarapan. Selepas ia menata makanan di meja ia berjalan memasuki kamarnya dan melihat Gibran yang masih tertidur melilit tubuhnya dengan selimut Rayna.

"Gibran. Bangun, udah siang"-Rayna menggoyang goyangkan tubuh Gibran  dan Gibran langsung menepis tangan Rayna.

"Jangan ganggu gue, gue ngantuk"-bentak Gibran yang membuat Rayna tersentak.

"Kalo lo terus terus an kayak gini, gue bakal bilangin ke mama lo"-Rayna mengambil handphonenya di samping handphone milik Gibran.

"Ma"

"Iya Ray?"

"Ma ini Gi-"

Gibran merampas handphone Rayna, mematikan sambungan dan merubah posisinya menjadi duduk menghadap Rayna.

"Iya iya gue mandi sekarang"-Gibran berjalan memasuki kamar mandi setelah melempar handphone Rayna di atas kasur.

We Will TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang