Part 21. Siapa dia?

2K 121 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah, aku tidak tahu apa skenario-Mu, akan tetapi aku meminta yang terbaik saja untuk diriku.

Kediri, 10 Januari 2020
-Alfiyah Untukmu-

***

"Insyaallah, jika kita memang berjodoh Allah pasti akan memberi jalan," jawab Faris disertai senyum simpul.

Kayla mengucap syukur yang tak terhingga. Akhirnya Faris memberinya kesempatan untuk dirinya menemani setiap lembar cerita Faris. Allah, apa ini rencana-Mu?

Kayla berpamitan untuk pulang sesudah lama berbincang-bincang dengan Faris. 'Allah, jika memang Faris jodohku maka persatukanlah kami dalam ikatan halalmu!' Gumam Kayla dalam hati. Kayla kembali mengemudikan mobilnya membelah jalanan siang yang cukup padat.

Rintik hujan turun membasahi jalanan yang ramai akan kendaraan. Jalan menjadi licin dan jarak pandangpun semakin pendek. Setiap pengendara harus ekstra hati-hati saat berkendara. Kayla membelokkan mobilnya ke arah cafe yang ada di pinggir jalan. Tubuhnya terasa sangat dingin dan membutuhkan penghangatan. Kayla memesan satu cangkir cokelat panas. Dirinya berharap bisa menghangatkan tubuhnya.

Mata Kayla tertuju ke arah meja yang berada di seberang meja Kayla. Seorang wanita dengan mengenakan gamis berwarna mocca dengan balutan jilbab berwarna hitam yang duduk membelakangi dirinya. Kayla segera menghampiri wanita itu.

"Assalamualaikum," ucap Kayla mengejutkan wanita itu.

"Waalaikumsalam, Kay!"

"May, kesini gak ajak-ajak sih?" wanita itu adalah Maya sahabat Kayla.

Maya terkekeh, "Ya maaf, aku gak bermaksud gak ajak-ajak kamu, tapi tadi aku ada bertemu sama orang," jelas Maya.

Kayla mengerutkan keningnya, "Siapa?"

"Kakak angkat aku, baru pulang dari Turki terus ajak aku jalan-jalan rindu sama Jakarta katanya."

"Kakak angkat? Memang kamu ada kakak angkat?" Tanya Kayla penasaran.

"Iya. Memang aku gak pernah cerita sama kamu Kay, dulu kakak aku itu putranya kakak Abiku, terus mereka kecelakaan dan meninggal, terus menitipkan anaknya ke Abi. Jadi, Abi yang mengurus kakak dari kecil. Setelah lulus SMA di Malaysia, kakak kuliah di Turki dan sekarang sudah S2 dan Insyaallah mau melanjutkan S3, tetapi kalau sudah punya pendamping hidup. Kakak pulang ke Indonesia untuk mencari pasangan hidup Kay," jelas Maya panjang lebar.

Hujan tak terasa sudah reda. Namun, jalanan masih tetap basah dan licin. Banyak air menggenang di pinggir jalan dan di lubang jalan yang mulai rusak. Bukan hanya itu saja, hawa dingin masih sangat terasa. Butuh pakaian yang tebal untuk menghangatkannya. Semilir angin sudah membawa dingin sampai ke tulang.

Kayla dan Maya memutuskan untuk keluar dari cafe itu. Kayla mengantar Maya untuk pulang ke rumah. Kayla mengenakan jaket hitam tebal yang sengaja disiapkannya di kursi penumpang belakang untuk mengantisipasi adanya hawa dingin seperti sekarang. Sebab, Kayla tidak tahan dengan hawa dingin. Jika dirinya terkena dingin terlalu lama, pasti dia akan demam. Oleh sebab itu, Kayla selalu membawa jaket kemana-mana.

Kayla mengemudikan mobilnya keluar dari halaman cafe itu. Kembali membelah jalanan yang cukup padat di siang hari. Namun, siang ini nampak seperti sore, karena matahari tertutup oleh awan hitam yang tebal.

[AU1] Alfiyah Untukmu✓ [OPEN PREE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang