"Always do you best, and God do next"
-Better Person-▫️▫️▫️
Naruto tersenyum saat melihat Hinata yang kesusahan menggeret dua buah koper besar miliknya. Dia menahan senyumnya semakin lebar kala sapphire-nya melihat mulut Hinata bergerak lincah kesana-kemari."Dia pasti mengumpati kakaknya sendiri. Dasar adik durhaka." Naruto berkomentar pelan, takut Hinata mendengarnya lalu akan memukul atau menendang tulang keringnya. Itu pasti menyakitkan.
"Naruto-san, kau melihatku dan hanya berdiri sambil tersenyum konyol. Dasar sahabat idiot." Hinata berucap sarkas dengan berkacak pinggang.
Di mobilnya masih ada tiga koper dan dua tas jinjing besar. Dia akan bolak-balik sebanyak tiga kali lagi. Dan Naruto, bukannya membantu malah hanya berdiam sambil sandaran di tembok dengan senyum konyol.
Beruntung dirinya memakai celana jeans dan kaos putih serta sepatu kets yang nyaman dipakai. Jika saja ia memakai dress atau sepatu hak tinggi, sudah pasti akan kesusahan sendiri.
"Kau masuk dulu, aku yang akan bawakan koper dan tas manja mu itu, Itik Buruk Rupa." Naruto tersenyum mengejek. Dia berjalan ke arah Hinata lalu menjulurkan lidahnya. Membuat darah Hinata sukses mendidih. Ah, rasanya dia ingin menceburkan diri di Samudera Atlantik supaya lebih dingin.
Hinata melemparkan kunci mobilnya pada Naruto dan langsung ditangkap dengan satu tangan, agar terlihat keren tentu saja.
"Password-nya 'Naruto Tampan'. Ubah ke mode huruf keyboard lalu tekan ikon bintang hijau. Selama mencoba!"
Dan Naruto menghilang di tikungan koridor apartment. Hinata mengernyitkan dahi saat mengingat ucapan Naruto. Apa tadi katanya? Naruto tampan? Huek, dia bisa mual dadakan karena ucapan narsis Idiot Kuning ini.
Hinata berdiri di depan alat password super canggih milik apartment Namikaze.
"Ubah ke mode huruf keyboard lalu tekan ikon bintang hijau." Hinata menirukan ucapan Naruto sambil mengingat. Dia menggeser layar kunci password hingga berubah dari mode angka menjadi mode huruf.
Ternyata, Namikaze Company tidak main-main saat berusaha menjadi perusahaan nomor satu di bidang properti. Mereka bahkan menggunakan alat password berharga puluhan juta untuk setiap kamar apartment. Tak heran Apartment Hanabi adalah apartment teraman.
"Sialan, apakah aku harus mengetikkan huruf yang dibaca 'Naruto Tampan' hanya untuk membuka apartment ini? Hah, yang benar saja?!"
Dengan kesal, dirinya memencet huruf yang jika selesai dapat dibaca 'Naruto Tampan'. Suara operator terdengar, hingga disusul bunyi kunci yang terbuka. Bahkan, pintunya terbuka sendiri.
"Okaerinasai, Mrs.Hyuuga."
"Ck, bahkan apartment ini sangat canggih untuk ukuran tempat tinggal. Kenapa sih Naruto harus menambahkan sensor panas?! Alat ini akan terus berbunyi setiap kali aku akan masuk apartment."
Hinata menggerutu kesal. Dia benci sensor panas yang dapat mendeteksi keberadaan manusia. Bahkan Hinata rasa apartment ini lebih cocok digunakan sebagai ruang rapat rahasia seperti dalam film action atau film bergenre spy.
"Computer, please close the door!"
"The door is closed."
Pintu seketika tertutup otomatis. Beruntung dirinya sudah melakukan cek sound tadi malam untuk merekam suaranya. Jadi komputer itu sudah tahu. Ah, kalau begini ia jadi serasa memiliki asisten pribadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Person
Fanfiction-Better Person- • Baca dan temukan arti be better person versi dirimu sendiri. --Love Yourself then Love Me-- --Love Myself then I Love You--