satu.

62 2 0
                                    

"Sudah kubilang, selesaikan laporan secepatnya, dan ini akhir bulan batas tenggat waktunya..."

Gadis itu membalik-balik lembaran kertas di tangannya berulang kali. Minatnya amblas.
Ekspresi kesal yg tertahan mulai tampak jelas dari guratan wajah yg biasanya ramah itu. Terlihat kelelahan.

Ia menatap berkali-kali staf perempuan yg masih berdiri canggung di depannya. Meminta kejelasan. Tetapi gadis staf yg lebih tinggi sedikit darinya itu tetap membungkam.
Sepertinya Merasa bersalah. hanya mampu menundukkan kepala dalam, menatap gusar ujung sepatunya.

"Ini hanya kerangka kasar susunan jadwalnya..bagaimana,..ah, sungguh..!,-

Ia menyibak poninya sekilas yg berseloroh jatuh,dengan gerakan frustasi. Tak mampu berkata-kata lagi.

"Ya! Han soo hee! Bagaimana dengan model pria? Kau sudah berhasil menghubungi dan mengonfirmasinya?"

Gadis berambut coklat gelap itu bertanya gusar dengan intonasi yg meninggi, kepada seorang staf wanita lain yg tengah mondar-mandir bersama staf lain yg juga tampak sibuk mengerjakan pekerjaan masing masing.

Yg dipanggil, dengan santai merespon dengan mengacungkan jempolnya.

"Clear, timjang~nim*..."

Wanita itu mengangguk puas. Setidaknya sedikit lega. Karna hanya ada satu lagi urusan yg perlu di selesaikannya.

"Selesaikan ini secepat mungkin. Besok, pagi-pagi sekali, kau harus sudah meletakkannya di mejaku, arasseo?"

Staf wanita itu menggangguk pasti, dan mengembalikan berkas yg belum selesai itu kepadanya.

Ia berlalu dengan sebuah tepukan pelan pada bahu staf tadi, pergi ke mejanya dengan langkah ringan,dan dengan santai membereskan barang-barang kecil diatas meja, sebelum ia teralih dengan getar ponsel dari saku rok denim hitam pendeknya.

Dinner

town square, 21:30.
Dandan yg cantik..

Gadis berwajah menyenangkan itu menghela nafas samar, saat selesai membaca pesan singkat yg baru saja masuk tadi.
Ada ketidak nyamanan yg perlahan meresapi dadanya, dan ia sungguh membenci sensasi itu.

Ia akhirnya kembali membereskan sisa barang-barangnya yg tersisa dari atas meja. menyampirkan tali tas tangannya ke bahu dengan gerakan cepat, begitu selesai.

"Kerja bagus hari ini, teman-teman.."

Gadis cantik itu menyapa ramah para anggota staf nya yg tersisa, dan tanpa menunggu respon mereka, ia berjalan keluar dari ruangan, sebelum langkahnya tiba-tiba tertahan kembali oleh suara staf nya yg mengejar dari belakang.

"Timjang~nim,..bagaimana dengan konsepnya? Model ini harus menentukan sendiri tema konsepnya besok, dan sampai sekarang, aku belum bisa mengubunginya lagi."

Kening gadis itu berkerut heran.

"Park chan yeol? Tidak biasanya dia serewel ini?

Staf pria itu terlihat kebingungan dengan respon timjang~nim nya itu beberapa saat.

"Aah, bukan..ceo sendiri baru pagi tadi berubah pikiran untuk mengganti model pria,dan ia ingin model itu sendiri memilih konsep yg dirasa cocok dengannya.."

Kerutan di kening gadis itu semakin dalam. Apa-apaan?

"Tanpa memberi tahuku?"

Staf pria itu terlihat kebingungan lagi. Dan ia buru-buru menggeleng untuk meralat. Barusan ia menyuarakan pikirannya.

"Maksudku..,siapa model penggantinya?"

"Kang daniel.."

Sudah. Gadis itu mendadak merasakan,ada sesuatu yg membentur kepalanya, dan membuat ia kehilangan pijakan selama  beberapa detik.

TunnelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang