RINAI: 4

51 3 0
                                    

Setelah akhirnya Rinai mendapatkan jawaban berapa lama orang tuanya itu ke Singapura, ia menggerutu kesal.

Apa apaan ini? Biasanya juga dua atau tiga hari saja ngurus bisnisnya di luar negeri, tapi ini seminggu? Rinai tak punya saudara hellow!  Jadi dia merasa kesepian!

Bodoh. Dia kan punya empat sobat karibnya yang selalu mengisi hari-harinya itu. Toh ia juga baru ingat jika ia punya Aga. Ah lupakan Aga, Rinai hanya bermain-main dengannya.

Sobat Karib

Assalamualaikum wahai manusia

Milan
Waalaikumsallam jelmaan jin

Valdo
Sembarangan lo monyet!

Sevon
Jawab salam dulu kali Do

Geo
Waalaikumsallam wahai bidadari

Valdo
Hehe mangap, waalaikumsallam cantik!

Milan
Nahh tuh kaya babang Geo, 

Rinai memutar bola matanya malas, begitu saja diributkan?

Ay suntuk nihh

Sevon
Pacar ninja mana Ay? Masih kan? Atau ada lagi?

Geo
Iya tuh, ajak jalan gih naik ninja. Kalo perlu minta jemput mowah

Valdo
Mowah paan Ge?

Geo
Mobil mewah lah! Bego lu

Gengsii anyingg, Ay cewek!

Milan
Betul tuh, saran tai lo Ge

Valdo
Iya tuh(2)

Sevon
Iya tuh(3)

Geo
Ter.se.rahh! Abang jahatt!!

Rinai tertawa membacanya, ini yang ia sukai dari pertemanan mereka. Humoris!

Udah ah geli, jijikk, ilfeel tau nggak! Hahahaha

Rinai keluar dari aplikasi Whatsapp- Nya, dan... Ia baru ingat jika Dad nya akan mendaftarkan ia ke sekolah yang baru kan? Tapi tadi saat di telfon Dad nya itu tidak memberitahunya!

Ting

Satu notif masuk, buru-buru Rinai membukanya.

Dad Negara!
Kalo Ay mau tau Dad daftarin sekolah dimana, jemput bang Malvin di bandara, 5 menit lagi! Gak pake lama ya Ay? Bang Malvin sendiri loh yang minta buat kamu jemput.

Rinai mebelalakkan matanya, bang Malvin? Ah ia sangat rindu pada sepupunya itu. Sudah dari ia SD kelas 4 ditinggal bang Malvin ke New York karena ikut opa sama oma. Mengingat kedua orangtua Malvin sudah menggingal pasca kecelakaan dan hanya Malvin yang selamat.

Segera Rinai bersiap karena ia sudah mandi tadi, maka tak perlu waktu lama untuk menjemput sepupu kesayangannya itu.

Rinai tak perlu berpamitan pada siapapun, toh para pekerja mansionnya sibuk dengan tugasnya masing-masing tak terkecuali Mbok Uli.

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang