Enambelas || Kecelakaan 🌻🌙

1.3K 59 0
                                    

Radja menggigit jarinya sambil mondar-mandir di depan ruang UGD Rumah Sakit Peluita, perasaanya berkecamuk. Tangannya bergetar ketika tadi Radja melihat Aluna yang tak sadarkan diri di jalanan dengan luka-luka di tubuhnya.

Setelah Radja menerima pesan whatsapp dari Saga, ia pun mengambil kunci motornya untuk kembali lagi ke sekolah.

Perasaannya pun juga sudah tak enak sejak tadi, mungkin karena Radja gelisah akan meminta maaf pada Aluna atas sikapnya beberapa hari ini yang seperti kekanakan.

Saat Radja akan menuju sekolah, matanya melihat beberapa kerumunan orang yang tengah memangku seorang perempuan ke dalam mobil ambulans.

Entah apa yang membuat Radja tergerak menuju kearah kerumunan itu dan mulai bertanya.

"Maaf, Pak. Ada apa ya?" tanya Radja dengan masih menaiki motor KLXnya.

"Tadi, ada tabrak lari." ucap Bapak-bapak penjual ketoprak itu.

"Tabrak lari?" tanya Radja lagi.

"Iya, anak cewek. Masih pake seragam, kayaknya sekolah disini. Seragamnya sama kok kayak yang di pake Masnya." ucap Bapak itu.

Jantung Radja kembali berdebar, hatinya mulai gelisah. Bayangan tentang Aluna mulai bermunculan di kepalanya. Ia lalu menepis bayangan aneh-aneh tentang Aluna.

Sampai ada seorang wanita paruh baya dengan tas ransel berwarna cokelat muda dengan gantungan bulan dan bintang kearahnya.

"Mas tau tas ini? Kayaknya kalian satu sekolah." tanya Ibu itu memperlihatkan tas itu pada Radja.

Radja semakin membulatkan matanya. Ia dengan cepat mengambil tas itu dan membukanya. Meraih salah satu buku pelajaran dan membaca siapa pemilik tasnya.

Aluna Agressia Lubis

"Radja!" panggil Saga dengan terburu-buru.

Radja menoleh kearah Saga dengan tatapan sayunya, ia terlalu khawatir dengan Aluna. Ini salahnya, coba saja jika Radja tadi pagi meminta maaf lebih dulu mungkin ini semua tak akan terjadi.

"Lo---argh!"

Saga meninju tembok di sampingnya, ia tak mungkin juga menyalahkan Radja disaat seperti ini.

"Sori, Ga. Gue lalai jagain, Aluna." ucap Radja lirih.

"Udahlah, jangan di bahas dulu." ucap Saga.

Tak berapa lama Dokter pun keluar dari ruangan UGD membuat Saga dan juga Radja menoleh.

"Dok gimana keadaan, Aluna?" tanya Saga dan Radja bersamaan.

"Tenang saja, pasien hanya luka ringan. Tak ada yang serius, disini ada keluarganya? Saya harus berbicara sebentar." ucap Dokter itu.

"Saya Kakaknya, Dok."

"Mari ikut saya."

Dokter itu pun berjalan mendahului Saga, sedangkan Saga menepuk bahu Radja.

"Disini dulu, jagain Aluna."

Lalu Saga mengikuti langkah Dokter itu sampai di sebuah ruangan pribadinya.

"Silahkan duduk."

Saga pun duduk dengan perasaan yang berkecamuk, ia takut terjadi apa-apa pada adiknya.

"Dok, Aluna baik-baik aja kan?" tanya Saga yang mulai khawatir.

Dokter itu tersenyum. "Tenang saja, Mas. Sudah saya katakan tadi, pasien baik-baik saja hanya luka memar. Dan luka di kakinya yang sedikit terkilir membuat pasien harus memakai perban serta alat bantu untuk berjalan." jelasnya.

Radja ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang