[77]

1K 135 6
                                    

Sepanjang hidupnya, jujur Kevin ga pernah nunjukkin kalau dia punya atau megang kuasa atas hal-hal yang bagi orang lain cuma ada di film atau drama.

Kevin hidup seperti manusia pada umumnya. Sekolah, main sama temen-temen. Beranjak dewasa sedikit ya pergi minum, ke bar atau club. Bikin party. Cuma seputar itu.

Dia ga pernah mau nunjukkin ke orang-orang dekatnya kalau dia beda.

Tapi hari ini Kevin ga punya waktu untuk main-main lagi. Kesabarannya habis.

Mobilnya udah sampai di parkiran rumah sakit sekitar sepuluh menit lalu. Kevin lagi nunggu laporan dari pihak rumah sakit mengenai pasien atas nama Heo Hyun-Joon.

"He's here, Sir. Third floor VVIP room number two. Yun-Seong was not found anywhere. He left for Seoul an hour ago as reported by port officer."

Peter kali ini ikut di samping Kevin. Fyi, Kevin dijaga ketat hari ini. Semua orang suruhannya berjaga di tiap sudut rumah sakit.

Hari ini dia bener-bener tampil bak orang penting yang keselamatannya adalah nomer satu.

"Okay."

Kevin akhirnya keluar mobil dan jalan santai ke lantai yang dituju. Di belakangnya Peter ikutin dia beserta dua guards lagi yang ngikutin mereka.

Kalau temen-temennya liat Kevin yang sekarang, pasti mereka udah merasa beda kasta aja sama Kevin.

Bahkan Hyun-Jae yang anak terakhir dari keluarga tajir melintir aja ga pernah seumur-umur punya guard begini.

"You are not allowed here, Sir."

Udah dia duga, kamar Hyun-Joon dijaga orang suruhan Yun-Seong.

Sayang banget Yun-Seong ga di sini, padahal dia pengen nendang itu orang dan tembak langsung di kepalanya.

Kevin ga ngomong apa-apa tapi dua pengawalnya langsung singkirin dua orang tadi dan dia masuk ke kamar rawat Hyun-Joon.

Kosong, cuma ada Hyun-Joon yang lagi diem ngeliatin makan siangnya di atas bed.

"I'm waiting here. Just take your time," kata Peter.

Kevin nutup lagi pintunya agak keras, sampai suara itu sadarin Hyun-Joon dari lamunan.

Mata mereka bertemu. Wajah Hyun-Joon nunjukkin seolah dia ga percaya sama matanya sendiri.

"Hei? Maaf ya lama."

Kevin jalan pelan-pelan, senyum ke Hyun-Joon.

Tapi senyumannya pudar waktu liat beberapa bekas merah di area tubuhnya yang terlihat. Mungkin bekas pukulan atau tamparan.

Dalam hatinya dia marah banget. Kevin marah liat Hyun-Joon sakit kayak gini, penuh luka.

Tapi Kevin ga nunjukkin itu semua. Yang Hyun-Joon butuhin sekarang cuma pelukan, bukan liat Kevin ngamuk.

"Hyun-Joon? Ga kangen Kakak? Kok diem aja."

Kevin duduk di pinggir bed, tapi Hyun-Joon masih diem.

"Makanannya ga dimakan? Mau Kakak suapin?"

Masih belum ada respons.

Sampai Kevin cubit pelan pipinya, tentu di sisi yang ga ada bekas merahnya.

"Ah—sakit ...." pekiknya. Tapi ga lama wajah Hyun-Joon berubah cerah. "Kakak?? Aku ga mimpi??"

Oh, dikira dia lagi mimpi ternyata ....

Life Is Not Only Yours (Book 2) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang