6

9.7K 1.2K 196
                                    

"Eomma, kenapa membawa Jimin kemari?!"

Seokjin langsung mendorong sang mertua keluar dan menutup pintu dari luar.

"Mimi!"

"Terserahku, Jimin cucuku. Aku bebas membawanya kemana"

Seokjin menutup wajahnya, seperti tengah frustasi sendiri. Apalagi bayi itu terus saja menggapai-gapainya sambil menyebut 'Mimi' berulang kali.

"Tapi, Eomma. Ini berlebihan, ada Nam-"

"Mimi!"

Si kecil berteriak karena diabaikan. Ingin segera digendong orang yang nampak panik di depannya.

"Ibumu memang tidak jelas"

"Eomma, aku-"

"MIMI!"

Seokjinpun menyerah dan mengulurkan tangannya pada bayi yang sudah nampak emosi padanya itu. Akan semakin rumit kalau bayi ini sudah menangis nanti.

"Sssttt, tidak boleh berisik" ujar Seokjin seraya memasukkan empeng si bayi ke mulut kecilnya. Empeng (bener ga si bahasa indonya gini?) yang menempel di tali bajunya, jadi mudah untuk digunakan.

"Aku haus"

Seokjin melebarkan kedua matanya saat sang Ibu mertua seolah menyuruhnya membukakan pintu.

"Ada Namjoon, Eomma. Lebih baik kita pergi darisini saja"

"Aku lihat ada sepatu lain di dalam"

"Itu istrinya Hoseok dan anaknya"

"Dan kau membiarkan suamimu bersama wanita yang jelas-jelas istri orang bersama, sementara kau sendiri pergi, begitu?! Konyol"

Sang Ibu mertua beranjak mendekati bel dan berniat memencetnya secara brutal, seperti apa yang biasanya ia lakukan.

"Eomma!"

Dan buru-buru Seokjin menahan tangannya.

"Biar kubukakan saja" ujarnya.

Sungguh. Dada Seokjin berdebar sangat cepat sekarang. Apalagi ia membawa bayi yang kini nampak tenang sambil bersandar di dadanya. Diam karena ada empeng di mulutnya.

Masih dengan tangan bergetar, Seokjin menekan sandi dari pintu apartemen itu sebelum membukanya perlahan. Astaga. Seokjin belum mempersiapkan apapun untuk hari ini tiba.

Cklek~

"Lama sekali sih"

Si Ibu mertua langsung masuk terlebih dahulu sebelum Seokjin sempat menginjakkan kakinya disana. Sangat tidak sabaran.

Dengan langkah ragu, Seokjinpun ikut masuk ke dalam. Sungguh ia beruntung karena Namjoon tidak jadi ikut membukakan pintu bersamanya tadi.

"Kenapa kau keluar?"

Jantung Seokjin seperti berhenti sejenak saat mendengar pertanyaan dengan suara rendah itu. Tanpa melihatpun, Seokjin yakin siapa yang bertanya padanya.

"Ah, Namjoon"

Tentu saja si pemilik apartemen. Alias sang suami.

"Siapa yang kau bawa itu? Anakmu?"

Astaga. Jantung Seokjin serasa berhenti kembali saat mendengar pertanyaan itu.

"Anakku? Ahaha mana mungkin"

Berusaha tetap tersenyum dengan terpaksa.

"Anak Hoseok? Kukira tadi dia disana"

Bahkan Namjoon tidak bisa membedakan bayi yang jelas-jelas dua bayi yang berbeda. Bahkan berbeda ukuran tubuh karena perbedaan usia beberapa bulan.

My Baby [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang