Part 22. Rasa Yang Terpendam

1.9K 119 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Cinta ibarat amil ma'nawi tidak bisa di ucapkan dengan lisan, tidak bisa di dengar dengan telinga, tidak bisa di lihat dengan mata, tapi hanya bisa di rasakan oleh hati.

#quotesnahwu
Kediri, 12 Januari 2020
-Alfiyah Untukmu-

***

Teriknya matahari seakan menyambut kedatangan seseorang yang baru saja menginjakkan kakinya di tanah air. Setelah sekian tahun lamanya bertempat di negeri orang. Sendiri. Tanpa ada satupun keluarga yang menemani. Bukan membuang ataupun tidak sayang, namun untuk menempuh pendidikan.

Arfan Andika Wijaya, lelaki berusia 26 tahun dengan tubuh yang kekar, gagah, tampan, putih, memiliki bola mata yang cokelat, hidung mancung, alis tebal, dan tak lupa satu gingsul di gigi kirinya menambah dirinya tampak manis dan tampan. Hampir sebelas tahun tidak menginjakkan kakinya di tanah air, tiga tahun di Malaysia dan berhasil meraih nilai ujian nasional SMA tertinggi ke-2 se-Malaysia dan 8 tahun di Turki untuk menyelesaikan S2 nya.

Dia lelaki yang banyak diminati oleh para kaum hawa karena ketampanannya dan akhlaknya. Ilmu agamanya tidak usah di ragukan lagi. Sejak kecil, ia di didik oleh Abinya untuk menjadi anak yang salih.

Arfan adalah anak yatim piatu. Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan tunggal saat dirinya masih kecil. Dia diasuh oleh pamannya, adik dari papanya. Dia di didik sangat baik oleh orang tua angkatnya sampai menyekolahkannya di luar negeri. Dirinya pulang ke Indonesia atas kemauannya sendiri. Jika dia tidak mau, dirinya masih mau melanjutkan S3 nya di Istanbul, Turki.

Arfan berjalan menuruni anak tangga keluar dari pesawat terbang yang membawanya melayang-layang di udara selama berjam-jam. Hembusan angin membuatnya semakin rindu dengan suasana rumah yang sebelas tahun lalu ia tinggalkan. Arfan berjalan menuju ke ruang tunggu, berharap keluarganya menjemputnya. Namun, baru beberapa langkah Arfan berjalan,

"Kak Arfan!" terdengar seseorang memanggil namanya. Arfan mencari sumber suara itu. Terlihat dikerumunan orang, seorang wanita melambai-lambai ke arahnya. Arfan tersenyum, dia adalah adiknya Maya.

Arfan berlari kecil menghampiri adiknya. Meski adik angkat, Arfan sangat menyayangi Maya begitupun sebaliknya. Wanita kecil yang dulunya bandel, nakal, keras kepala sekarang berubah menjadi wanita dewasa yang salihah apalagi ditambah dengan balutan hijab.

"Assalamualaikum," ucap Arfan kepada keluarga yang menjemputnya.

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.

"Ini Kak Arfan, kan?" tanya Maya memastikan.

"Iyalah, siapa lagi?" Mereka tertawa mendengar percakapan kakak adik itu.

***

Suasana rumah terasa sangat ramai dan hangat semenjak kepulangan Arfan. Gurauan Arfan dan Maya menambah suasana semakin nyaman. Arfan dan Maya bagaikan saudara kandung. Sejak kecil, Arfan selalu ada bersama Maya. Maya kecil adalah sesosok wanita yang bandel, nakal dan suka membuat onar bertengkar dengan anak tetangga. Arfan lah yang biasa memisahkan dan membawa Maya pergi.

Maya mengambil sebuah album dilemarinya. Mengingat kembali masa kecilnya bersama Arfan. Mereka tertawa mengingat masa kecil mereka. Sampainya didua halaman terakhir, Arfan melihat foto seorang wanita bersama dengan Maya. 'Cantik' batin Arfan.

"Siapa ini, dek?" tanya Arfan penasaran.

"Ohh ini namanya Kayla, dia sahabat aku. Cantik orangnya. Abi juga teman kerjanya Abahnya Kayla jadi sama-sama kenal gitu. Dia itu baik banget, selalu belain aku," jelas Maya.

[AU1] Alfiyah Untukmu✓ [OPEN PREE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang