"Apa kabar Sep!" Layaknya teman akrab yang sudah kenal semenjak orok, Genta menepuk pundak Cecep dengan tenaga yang cukup banyak. Karena terlihat jelas Cecep mengernyit menahan sakit, tetapi nggak meringis atau menjerit seperti biasanya.
"Eh Bang Genta," balas Cecep meniadakan gaya melambainya yang biasanya. Suaranya terdengar lebih dalam sampai-sampai gue buat heran dan terkejut dalam waktu bersamaan. Beneran dia Cecep yang gue kenal?
"Baik Bang, Alhamdulillah."
Hah? Sejak kapan Cecep ngomong bener.
Genta terkekeh. Segelas kopi yang sudah setengah habis, dia letakan di depan gue. Membuat gue mendelik ketika sebelah tangannya hampir bertengger di pundak gue. Gue bergeser menjauh, Membuatnya terkekeh dan menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya.
"Hai beybi..." katanya manis. Senyumnya masih lebar dan terlihat culas. "Masih cantik dan cengo seperti biasanya."
What. The. Hell.
"Siapa yang cengo sih!" Gue menggeram kesal. Mulai memasukkan kipas angin elektrik ke dalam tas dan bersiap untuk pergi. Bersama dengan biang keladi nggak ada faedahnya. Masih mending gue melakukan aktivitas mana pun tanpa keterlibatan Genta.
"Mau ke mana lo? Buru-buru amat?"
"Bukan urusan lo!" Jawab gue seketus mungkin. Tetapi tatapan Genta yang sangsi membuat gue mengekerut.
"Mau ke mana?" tanyanya lagi dengan senyum semakin lebar namun anehnya, malah membuat gue bergidik.
"Ke- ke ruang dosen. Mau ngumpulin paper."
"Apa?! Emang lo udah kelar ngerjain?" Cecep menyahut dan mulai berteriak.
Bagai makan buah simalakama. Gue nggak mau menjawab sudah karena Cecep dan niat jeleknya pasti mau meng-copy paste tugas gue. Sementara kalau gue bilang belum, Genta pasti bakal curiga.
"Mmmm, gue mau nanya ke Pak Pri apa bisa diundur deadlinenya."
"Lo gila ya?!" Cecep semakin histeris. Duh, gini banget punya teman ikan buntel gini. Nggak tahu situasi kondisi kalau gue sebenarnya hanya mau melarikan diri. "Lo mau di selepet sama Pak Pri? Nggak usah aja deh!" bisik dia di telinga gue yang membuat gue meringis. Pasalnya, tatapan Genta semakin menyelidik ke arah gue dan jantung gue semakin kebat kebit.
"Iyain aja kenapa sih," balas gue dengan bisikan yang serupa. Gue memberikan cubitan ke daging bergelambir Cecep dibagian perut sebelah kanan. Kalau bisa, gue pengen cubit aja ginjalnya. Cecep hampir memekik. "Lo diem aja. Biar gue yang ngomong." Cecep mengangguk-angguk.
"Ayo Cep kita-"
"Sep, lo dicari sama Mada." Genta menyela.
Cecep terlihat terpaku sebelum tatapan berbianrnya terlihat. "Hah? Serius Bang?"
"Dia lagi ada di studio. Kalau lo mau temuin sekarang bisa tuh. Lo kan tau dia sibuknya ngalahin presiden."
"Lo nggak bohong kan, Bang?"
Genta mendengkus. "Apa untungnya gue bohongin lo?"
Kalau meminjam istilah yang Genta gunakan, gue kembali cengo. Gue sama sekali nggak kenal siapa itu Mada sampai membuat Cecep berbinar seperti itu. Apalagi gue juga penasaran karena kentara sekali Cecep bersikap sok manly di depan Genta. Lalu, apa untungnya dia bohongin Cecep? Tentu aja ada! Dia bisa aja berdalih untuk bisa buat situasi di mana hanya ada gue dan dia berdua sa-
"Ya udah Bang. Gue cabut dulu! Makasih infonya Bang!" Cecep tampak bersemangat. Dia bahkan nggak memperhatikan gue yang udah megap-megap untuk membuat Cecep nggak pergi.
"Lo katanya mau ikut nemuin Pak Pri?!"
"Besok aja! Gue duluan ya Princess!" Teriak Cecep balik sebelum sosoknya menghilang di balik kerumunan. Tersadar bahwa gue kini hanya berdua saja, gue segera mengambil tas. Berdoa dalam hati agar proses melarikan diri dari Genta akan berhasil dengan baik.
"Bang, ada pikachu!" Gue asal berteriak. Menunjuk arah barat daya dan menunggu kepala Genta menoleh. Dengan jurus langkah seribu, gue pun menghilang bersama dengan rasa ngeri akan dikejar alih-alih yang gue dengar adalah tawa berderainya yang membuat gue semakin terpikat.
***
Gue mau ngedatengin tamu dari lapak sebelah buat chapter depan.
Ditunggu aja! 😎Baca juga Rocking dan Twirling.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMBLING
ChickLitKayara tipikal anak manja dengan parfum Les Exclusifs De Chanel. Percaya dengan fairy tale dan cinta pada pandangan pertama. Kayara telah menunggu moment love at first sight seumur hidupnya. Merasa berdebar-debar dan terbang melayang ketika melihat...