7

9.6K 1.2K 118
                                    

Ring~

"Ah, ada telpon. Pasti kurirnya sudah datang"

Seokjin langsung melepas pelukan Namjoon dan mengambil ponselnya. Mengabaikan sang suami yang nampak mendengus di belakangnya.

"Makanannya sudah datang, aku mengambilnya dulu di lobi"

Seokjinpun kembali mengambil pakaiannya dan memakainya cepat. Beranjak dari kamarnya bahkan sebelum Namjoon mengeluarkan suaranya.

"Penyelamat" gumamnya saat sudah di luar.

Ia sendiri merutuku kenapa bisa keluar di saat yang tidak tepat. Ia memang pernah mendengar jika produksi ASI juga dipengaruhi oleh mood si ibu.

Seokjin yang terlalu bahagia karena Jimin sempat berada di apartemennya plus Jimin yang tidak meminta susunya tadi mungkin menjadi penyebab kenapa bisa tiba-tiba keluar sendiri tanpa dipaksa sekalipun.

Astaga. Lain kali Seokjin harus memompa atau membuangnya terlebih dahulu sebelum berhadapan dengan suaminya ini.

Mungkin ketidakpedulian Namjoon juga salah satu alasan Seokjin bisa aman selama ini. Pria itu tak pernah benar-benar penasaran padanya hingga bertanya ini itu. Sedikit membuatnya lega, namun juga ada perasaan kecewa.

"Terimakasih"

Setelah mendapatkan makanannya, Seokjinpun kembali ke apartemennya dan memanggil si suami. Mereka sama-sama lapar bukan?

"Ini yang biasanya?"

Namjoon datang dengan santainya, seperti tak terjadi apapun.

"Eum. Yang paling dekat dan cepat"

Namjoon mengangguk dan duduk di kursinya. Menunggu Seokjin menghidangkan di depannya.

"Enak mana dengan masakanku?"

Seokjin meletakkan piring yang sudah siap di depan sang suami.

"Sama saja. Apa bedanya? Sama-sama makanan, bukan?"

Bukan itu yang ingin Seokjin dengar.

"Kalau aku memasak sekarang, apa kau tidak akan memakan masakanku dan memilih makanan ini?"

Memang harus dipancing dengan pertanyaan yang lebih rinci.

"Akan kumakan semuanya"

"Pilih salah satu, Namjoon"

"Salah satu ya?"

Seokjin mengangguk semangat. Menunggu si suami menjawab dengan jawaban yang benar. Jawaban yang sesuai harapannya.

"Masakanmu"

Nah, ini baru benar.

"Tapi kenapa kau membeli makanan kalau akhirnya akan memasak?"

Baru juga Seokjin ingin mengucapkan kalimat terimakasih, suaminya kembali menguji emosinya.

"Hanya permisalan, Namjoon. Aku tidak akan benar-benar memasak sekarang" desisnya.

Kadang kala Seokjin ragu jika pria ini benar-benar memiliki IQ tinggi jika sudah berbicara langsung dengannya.

-*123*-

Seokjin memencet bel berulang kali dengan panik. Sungguh. Saat ia berkunjung ke rumah dimana seharusnya Jimin berada barusan, tidak ada bayi itu disana. Dan perkataan si pemilik rumah mengenai bayinya benar-benar membuat Seokjin langsung berlari panik ke tempat ini sekarang.

Ting~ Tong~

"Silahkan"

Mengabaikan sang penjaga rumah yang membukakan pagar untuknya, Seokjin langsung berlari masuk. Menuju pintu besar yang untungnya sudah terbuka.

My Baby [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang