Angin yang berhembus pelan, dengan irama ayunan yang senada membuat lelah Hyeri seketika sirna dan berganti dengan rasa kantuk yang amat besar. Kantuk yang tak bisa ditahan sedang terlalu malas untuk beranjak, akhirnya ia tertidur di atas ayunan dengan begitu nyaman. Terlebih ayunan yang terbuat dari rotan dan tempat duduk yang begitu empuk layaknya tempat tidur itu semakin nyaman untuk dijadikan tempat istirahat.
Namun, itu hanya berlangsung beberapa menit saja. Kenyamanan pun hilang akibat mimpi buruk yang menimpanya.
"Yah, aku ingat!! Benar aku ingat!!" teriaknya saat terbangun dari tidur
"Kim Taehyung, lelaki yang dibuat babak belur karena ulahku, aku mengingatnya. Dia adalah lelaki yang ada di pesta Yoojung saat di Gwangju yaitu laki-laki yang aku tabrak hingga jatuh ke kolam renang. Ya ampun itu karena aku mabuk jadi lupa. Dan karena warna rambutnya yang berubah aku jadi tak mengenalnya. Ah, kenapa aku terus terhubung dengannya, aku pasti orang yang sangat menyebalkan untuk Taehyung. Lalu kenapa aku harus memimpikannya? Apa mungkin karena terlalu merasa bersalah? Ah, tidak mungkin, ini begitu tak beruntung," gerutunya kesal.
"Tunggu, Kim Taehyung yang aku temui waktu itu kuharap dia bukan Wangja. Yah, benar yang di kelasku bukanlah Kim Taehyung yang selalu sial karenaku. Lagi pula saat itu dia tidak memakai seragam SOPA jadi, dia tidak mungkin orang yang sama. Lagi pula Korea itu sangat luas tidak mungkin hanya satu orang saja yang memiliki nama Kim Taehyung. Huh, tenanglah Hyeri, semuanya akan baik-baik saja."
***
Hari demi hari berlalu begitu cepat. Namun, tetap saja hari di mana ia bisa bertemu dengan kakak tiri yang amat diidamkannya itu pun tak kunjung datang. Kecewa jelas, bahkan kini ia semakin yakin jika mungkin Yoongi itu memang tidak menyukai kehadirannya. Ditambah sekolah pun semakin parah, tak ada yang mau berteman dengan Hyeri selain Jihee.
"Tidak, aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku bukan gadis yang lemah. Memang nasibku mungkin harus kena bully, tapi tak ada alasan untukku menyerah saat ini," batin Hyeri yang memberanikan diri melangkah memasuki kelas yang dirasa bagai kandang macan itu.
Semua mata tertuju padanya, tatapan benci serta menjijikkan. Betapa tak menyangka jika semua orang akan seperti itu, bahkan alasannya terlalu konyol menurut Hyeri, itu karena hanya sebuah kesalahpahaman. Namun, tak ada pula yang ingin mendengar penjelasan.
"Lihat, betapa tak punya malu anak baru itu, hatinya mungkin terbuat dari batu. Wah, Apa artinya dia menantang kita huh?"
Park Jiyeon, gadis dengan rambut sedikit kecoklatan dan bergelombang itu mulai bersuara. Mulai memprovokasi orang-orang yang ada di sekitarnya. Sejurus kemudian yang lain ikut untuk mengomentari Hyeri, hal negatif tentunya.
Hyeri hanya melengos begitu saja dan duduk di tempatnya, karena masih terlalu pagi untuk menanggapi komentar jahat ia pun memilih tak acuh. Hanya Jihee seorang yang menyambut dengan senyuman, meski Jihee pun terlihat ragu untuk melanjutkan interaksi karena semua pasang mata mulai menatap ke arahnya. Hyeri mengerti akan hal itu, ia pun tak ingin Jihee terkena masalah karena ulahnya.
Hyeri menghela napasnya panjang, ia merasa dadanya mulai terasa sesak. Ia menoleh ke samping dan tempat duduk itu masih saja kosong. Jiyeon tak henti untuk mengusik Hyeri tiap hari, selalu menjadikan Wangja sebagai tameng karena ia memang sangat menyukai lelaki itu. Tak ada cara lain untuk Hyeri agar menyelesaikan kesalahpahaman ini selain bertemu langsung dengan Wangja. Namun, sampai kapan lelaki itu menghilang, bahkan ini sudah berlangsung 1 minggu.
"Kau lagi, kenapa kau menatap bangku Wangja dengan pandangan seperti itu, huh? Kau berani sekali!" Jiyeon menghampiri Hyeri, sengaja mencari-cari kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]
FanfictionLee Hyeri harus merelakan cinta pertamanya yang berakhir menyedihkan. Ia pun pindah ke seoul untuk memulai hidup baru dengan Ayah serta kakak tirinya. Namun, sang kakak sangat sulit ditemukan. Berbagai kejadian berlangsung di sekolah barunya. Ia sec...