Aku masih tidak menyangka kalau kencan buta yang ditawarkan Lisa akan berhasil. Pasalnya, selama ini aku tidak tertarik melakukan hal semacam itu. Sepanjang aku hidup selama hampir dua puluh tujuh tahun, belum pernah aku menemukan ketertarikan dengan laki-laki seperti aku tertarik kepada Doyoung.
Auranya memang tidak main-main.
"Gimana kencannya? Berhasil, mbak?"
Aku menoleh untuk melihat siapa yang berbicara --Charlotte. "Belum, masih proses pendekatan."
"Beneran cakep cowok yang namanya Jaehyun itu?" Tanya Charlotte yang langsung mendaratkan bokong di sampingku.
"Cakep, tapi ternyata dia bukan Jaehyun." Jawabku.
"Hah? Bukan Jaehyun? Gimana maksudnya?" Charlotte tampak terkejut.
"Long story short, cowok ini namanya Doyoung, dan dia diminta Jaehyun untuk gantiin datang ke kencan buta kemarin. Mbak nggak tahu sih kenapa si Jaehyun ini minta digantiin, belum ada informasi yang tepat." Jelasku kepada Charlotte.
Gadis itu mengangguk. "Oh, terus Mbak Tina mau lanjut sama yang mana?"
"Hmm... Doyoung?"
Sepertinya tekadku untuk mendekati Doyoung sudah bulat, ya?
"Memang si Jaehyun itu aslinya gimana? Cakep juga kah?"
"Cakep pake banget," Setelah klarifikasi kemarin, Lisa langsung menunjukkan kepadaku foto Jaehyun yang asli dan memastikan kalau aku benar-benar tertarik dengan Doyoung, bukan Jaehyun, "tapi ya aku udah kepincut sama pesona Mas Doyoung." Ujarku.
"Mantap!" Charlotte memberikan tepuk tangan. "Jadi dong bapak mantu tahun ini?"
"Belum tahu, masih proses. Doain aja, sih!"
●● ●● ●●
Aku meringkuk di bawah selimut sambil terus menatap layar ponsel dimana kontak Doyoung sudah tersimpan di sana. Sampai saat ini aku belum berani untuk menghubungi Doyoung. Ibu bilang aku harus bergerak cepat, sebelum Doyoung diambil perempuan lain.
Setelah berbincang dengan Indira, aku langsung menceritakan pengalaman kencan butaku kepada ibu, termasuk status Doyoung yang adalah duda beranak satu. Ibu tidak mempermasalahkan hal tersebut, mengingat dirinya bahkan hampir menjodohkanku dengan Lucas --anak Pak Lesmana yang sudah menyandang status duda sebanyak empat kali.
"Mulainya gimana, ya?" Aku berbicara sendirian, merasa khawatir kalau nantinya justru awal pembicaraan kami terasa kaku dan aku malah gagal melakukan pendekatan.
Christina
Selamat malam
Ini benar Doyoung?Aku tidak terlalu kaku, kan?
Aku harus menunggu cukup lama ternyata untuk menerima balasan dari Doyoung.
Doyoung
Betul, ini siapa ya?
Tau darimana nomor saya?Christina
Saya Christina
Yang waktu itu ikut kencan buta bareng kamuDoyoung
Oh, ada apa?Christina
Saya tau kamu cuma gantiin JaehyunDoyoung
Memang
Terus masalahnya dimana?Christina
Bisa kita ketemuan lagi?Doyoung
Buat apa ya? Saya sibukSabar, Chris! Tetap berjuang!
Christina
Kamu perlu klarifikasi ke saya
Seenggaknya jelasin kenapa kamu malah yang datang, bukan JaehyunDoyoung
Klarifikasi apa lagi?
Kamu kan udah tau yang sebenarnyaChristina
Bagaimana pun juga, kamu perlu klarifikasi dan bertanggung jawabDoyoung
Besok kita ketemu di Kafe Amertha, jam 5
Tapi saya gak bisa lama-lama** ** **
Sesuai dengan perjanjian kami semalam, sore ini aku akan bertemu kembali dengan Doyoung. Perasaanku jauh lebih tidak stabil jika dibandingkan saat pertama kali kami bertemu, mengingat yang akan aku hadapi adalah 'Doyoung', bukan 'Jaehyun'. Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan ke udara bebas --merasa begitu nervous.
Ketika sosok pria muncul dari ambang pintu, senyumku terlukis. Namun, sorot mataku lalu mengarah pada seorang anak laki-laki yang sedang berjalan bersama Doyoung.
Ah, apa ini anak laki-laki Doyoung yang dimaksud Lisa?
"Saya harap kamu nggak terlalu lama menunggu, karena saya harus menjemput Devano dulu." Dari cara bicaranya, aku sudah bisa menebak kalau Doyoung ini punya kepribadian yang bertolak belakang dengan 'Jaehyun'.
Bagaimana pun juga, kenapa seorang pria seperti Doyoung mau menerima tawaran Jaehyun untuk menggantikannya datang ke kencan buta? Aneh.
"Iya, nggak apa-apa. Saya juga baru datang." Kataku agak berbohong, karena nyatanya aku sudah menghabiskan waktu selama satu jam di tempat ini.
"Kamu nggak keberatan kan kalau saya mengajak anak saya?" Ujar Doyoung, lalu duduk di kursi.
Aku menggeleng cepat. "Enggak sama sekali kok."
"Kamu pasti sudah tahu siapa saya. Saya bukan Jaehyun." Katanya agak kaku.
"Iya, saya tahu kamu bukan Jaehyun. Nama kamu Doyoung." Balasku.
"Kalau gitu, apa perlu kita berkenalan lagi?"
"Hah?"
"Nama saya Doyoung. Senang bisa bertemu dengan kamu."
"Oh," aku menggaruk leher belakang, "nama saya Christina."
"Jadi, apa yang perlu saya klarifikasi?"
"Oke," aku menghela napas berat, "kenapa waktu itu malah kamu yang dateng dan bukan Jaehyun?" Tanyaku.
Doyoung tampak menghela napas berat. "Saya cuma disuruh. Untuk alasannya kenapa, saya nggak tahu. Mungkin kamu bisa langsung tanya ke yang bersangkutan. Saya bisa kasih kontaknya Jaehyun ke kamu."
"Hah? Ng -nggak perlu."
"Sekali lagi saya minta maaf, dan saya nggak berniat untuk ikut kencan buta."
※※ ※※ ※※
Definisi sakit, tapi tak berdarah :(
Doyoung tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slice of Love [NCT Kim Doyoung]
FanfictionChristina terus dihadapkan dengan fakta bahwa dirinya masih berstatus single di usia yang matang. Tuntutan untuk mencari pendamping membuatnya tertarik mengikuti kencan buta. Di sana lah awal pertemuannya dengan Doyoung.