Who is he?

2.1K 248 4
                                    

Sepi. Itulah yang dirasakan oleh Seokjin jika sedang berada di penthouse nya. Bangunan mewah itu benar-benar sangat sepi. Hanya satu tower tetapi dikelilingi oleh taman yang luas. Penghuninya pun bukan orang sembarangan. Tak heran penthouse itu menjadi salah satu penthouse termewah di Bellmonth. Keamanan dan kenyamanan adalah alasan utama bagi Seokjin untuk memilih penthouse itu.

Seokjin sangat bahagia karena dia bisa beraktivitas layaknya masyarakat biasa di sana. Buktinya Seokjin dengan santainya berenang di kolam renang yang berada di lantai 5. Semua orang yang tinggal di sana tidak mempedulikan hal itu, karena mereka adalah golomgan high profile yang terlalu sibuk untuk sekedar memperhatikan gaya hidup Kim Seokjin. Tentu saja ada beberapa yang memalingkan wajah menatap kagum kepada Seokjin, namun hanya sebatas itu saja.

Seokjin sedang duduk di kursi pinggir kolam sambil menikmati smoothy favoritnya. Siang ini hanya ada Seokjin di kolam seperti biasanya. Seokjin bahkan tidak keberatan mengenakan bikini seksi yang menampakkan lekuk tubuh indahnya. Tak masalah jika masih ada si lingkungan penthouse, keamanannya pasti terjamin. Seokjin memutuskan untuk masuk ke dalam kolam, namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang sangat dia kenal sedang berdiri di ujung kolam. Seokjin lalu mengenakan bathrobenya kemudian berjalan menghampiri orang tersebut.

"Ken?" Panggil Seokjin.

Pria bernama Jaehwan itu langsung langsung berbalik ke arah Seokjin, "Seokjin? Ah... sudah kubilang panggil aku Jaehwan."

Seokjin hanya bisa tersenyum, "Ayolah, itu panggilan sayangku untukmu! Oh ya, sedang apa kau disini? Bertemu denganmu disini adalah hal yang sangat aneh."

"Aku baru saja membeli 1 unit disini. Dan ya, aku juga merasa aneh bertemu denganmu. Apa yang kau lakukan disini?" Jaehwan bertanya balik

Mata Seokjin langsung membulat begitu mendengar jawaban Jaehwan, "Aku kan tinggal disini! Tadi kau bilang apa? Membeli satu unit? Itu berarti kita akan tinggal satu tower?"

Jaehwan pun balik menatap Seokjin dengan heran, "Kau juga tinggal disini? Kau sudah tidak tinggal di apartemen di daerah Lautern?"

"Tidak. Aku hanya pulang kesana di akhir bulan. Astaga! Jiak kau pindah kesini, aku yakin media akan kembali menebar gosip tentang kita lagi." Ucap Seokjin sambil tertawa, membayangkan beberapa judul headline gosip yang biasanya muncul tentang dia dan Jaehwan

Jaehwan langsung tertawa ketika mendengar suara tawa Seokjin yang terdengar seperti suara decitan lap kaca. Ya, tentu saja mereka akrab. Seokjin dan Jaehwan sudah berteman sejak mereka kuliah di Universitas yang sama. Mereka berdua memang sudah sering digosipkan berkencan sejak kuliah, padahal mereka hanya berteman biasa. Seokjin dan Jaehwan tidak pernah ambil pusing ketika mereka mulai menjadi bahan perbincangan di media sosial ataupun media cetak dan layar kaca, karena diantara mereka berdua memang tidak ada apa-apa. Bahkan sebaliknya, bagi mereka berdua headline gosip itu hanyalah sebuah lelucon yang cukup menghibur.






^_^





Namjoon melirik Jam tangannya sambil mendengus kesal. Tidak seharusnya dia berkunjung ke tempat perkara hari ini, mengingat hari ini dia ada janji dengan ibunya. Namun apa daya, Namjoon tidak bisa menolak panggilan tugasnya. Politikus terkenal yang tertangkap basah sedang menerima suap di penthousenya minggu lalu akan menjadi kasus besar berikutnya yang ditangani Namjoon. Hari ini dia tiba-tiba diberi jadwal untuk mengunjungi tempat kejadian perkara beserta beberapa penyidik dan detektif.

Namjoon kembali menghela napas, dengan berat hati Namjoon harus membatalkan janji dengan ibunya lagi. Setelah mengirim pesan singkat kepada ibunya, Namjoon memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan kembali memandang keluar jendela. Penthouse ini memang premium. Tidak salah Namjoon sempat berpikir untuk tinggal di penthouse ini dulu, namun kembali diurungkan karena persyaratannya cukup banyak dan harganya sangat mahal. Bukannya Namjoon tak punya uang dan tidak memenuhi persyaratan, hanya saja Namjoon merasa penthousenya terlalu berlebihan, dan sepertinya membeli satu unit adalah tindakan yang boros. Namjoon memilih untuk tinggal di apartemen untuk saat ini. Lagi pula-

I WANT YOU, Kim Namjoon!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang