Prolog

5 2 0
                                    

“Tolong ambilkan antibotik…”

“Segera lakukan operasi….”

Keadaan ini  sepuluh kali lebih parah dari apa yang dibayangkannya.Ia hanya mampu berdiri mematung menyaksikan para dokter yang terlihat kelelahan menangani seratus pasien kecelakan pesawat yang sempat ia lihat ditelevisi tadi malam.

Diberbagai sisi ruangan tempat ia berdiri terdapat banyak pasien dengan limpah darah ditubuh mereka membuatnya bergidik ngeri. Ditambah lagi ratapan yang tiada berujung seorang wanita paruh baya berambut pirang, tepat 5 meter didepannya membuat cowok itu lekas mungkin meninggalkan ruangan.

“Pantas saja kakak tidak pulang semalam” gumam cowok itu sambil berjalan pelan melintasi koridor rumah sakit sembari mengenggam kotak makan kecil ditangan kirinya.

Kini jam yang melingkar dipergelangan tangannya tepat menunjukkan pukul 06.30 itu artinya 30 menit lagi gerbang sekolah akan tertutup. Tak mau membuang waktu cowok berseragam putih abu-abu itu segerah berlari menuju ruangan kakaknya yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

“Vano!” Merasa dipanggil, cowok SMA itu segera berhenti belari dan menatap sosok yang kini berjalan kearahnya

“What are you doing here, Vano?” tanya pria berseragam dokter saat tepat berdiri dihadapannya. Namanya Dr. Alano Virgo Pratama panggil saja Virgo dan siapa lagi dia kalau bukan kakak si cowok bernama Vano itu. Hampir seluruh rumah sakit tahu siapa itu Virgo, si dokter tampan yang sukses membuat pasiennya sembuh total hanya dengan ketampanannya.

“Jangan sok inggris lo bangke…” timpal vano sambil melempar kotak makan ditangannya kearah Virgo.

“Slow boy…..btw thanks ya udah ngantarin gue bekal” ucap Virgo dengan smirk andalannya.

“Untungnya mama yang nyuruh kalau gak ogah gue lumutan nungguin lo disini…” ucap Vano dingin dan tampa pamit segera menginggalkan Virgo yang hanya mampu geleng kepala melihat tingkah adiknya itu. Tersadar akan sesuatu Virgo lalu lari menyusul Vano yang sudah hilang dibalik tembok.

“VANO KEMARIN LYRA TANYAIN KABAR LO DIGUE” teriak Virgo namum hanya dibalas lambaian tangan dari Vano yang sudah sampai kepintu keluar.

❄❄❄

“Ahhh sial…an*ir…” Gadis itu berdiri mandang pagar hitam yang sudah tertutup rapat didepannya. Sudah berulang kali gadis itu merayu pak satpam untuk membuka pintu namun sialnya beliau yang terhormat enggan melakukannya, katanya peraturan harus ditaati. Demikianlah pagi hari gadis berambut sepunggung itu diceramahi habis-habisan oleh pak satpam.

“Gak ada cara lain lagi..” secepat kilat gadis SMA itu segera berlari kebelakang sekolah. Jangan tanyakan apa yang akan dia lakukan, karena kini gadis itu sudah berada diatas pohon dan sudah menyiapkan mentalnya untuk terjun turun kedalam pagar.

“Yes!!” gumam gadis itu riang saat berhasil mendarat dengan mulusnya ditanah. Dengan mengendap-endap gadis itu berjalan dibelakang gedung BK berusaha semaksimal mungkin agar tidak ketahuan oleh siapapun terutama guru BK. Alasannya satu, untuk hari ini ia malas melihat muka killer guru BK .

Dia Auriga Cavela Jems akrab disapa Auri. Jika kau bertanya pada seisi Corona Highschool tentang Auri jawaban mereka hanya satu, gadis pemberontak yang suka melawan guru dan kepala sekolah atau mungkin gadis nakal yang suka bolos, atau mungkin juga gadis nakal yang suka nongkrong di kantin bak narti tiap jam pelajaran.

Begitulah tak ada yang baik dari diri badgirl ini, selalu berbuat ulah sampai semua guru hafal sendiri bagaimana Auriga Cavela Jems ini, terlalu nakal sampai  tak ada yang mau berteman dengannya. Tak ada yang berani menegurnya karena ayahnya adalah orang yang sangat berpengaruh di Corona Highschool. Namun untuk saat ini hanya satu orang yang berhasil menaklukan gadis ini.

Tinggal beberapa langkah lagi Auri akan masuk kekelas. Lewat balik tembok gadis itu mengintip kesekitar. Saat dirasa aman, ia segera mengendap menuju kelas. Namum langkahnya tiba-tiba tertanam saat sosok seorang cowok berdiri lima langkah didepannya. Cowok itu menaruh tangan disaku celananya sembari menatap Auri dengan tatapan dingin ‘seperti biasanya’.

Gadis itu hanya mampu membatu sambil menelan susah salivanya. Sunggu sial  jika nanti harus berurusan dengan cowok ini, si Ketua OSIS Corona Highschool yang terkenal dengan kekejamannya terhadap siswa/siswi pemberontak, terkhusus Auriga.

Dia adalah Atlas Devano Pratama yang biasa dipanggil Vano ketua OSIS Corona Highscool. Sampai saat ini Auriga tak mampu membantah si ketua OSIS alias Vano jika nanti Vano yang mengambil alih untuk menghukum dirinya. Karena satu hal, satu hal yang sukses membuat Auri sujud tunduk pada Vano. Satu hal yang sudah susah payah Auri lawan namun tak kunjung terkalahkan.

“Lo dalam masalah, Auri…” ucap Vano.

❄❄❄
📢
Hii...🙋
Bagaimana prolognya?
Aku harap🙇kalian suka.
Jangan lupa untuk vote ❄dan commet💬
.
.
Sampai jumpa di part berikutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AURIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang