Sebuah Kisah 22

2K 82 1
                                    

"Udah jangan tengkar. Sana jalan-jalan, gue ke sono dulu. Inget ketemu lagi di lobby," mereka berhenti berdebat lalu mengangguk karena ucapan Kak James.

"Bercanda tadi, jangan ngambek. Yuk," Deven mengacak rambut Anneth lalu berjalan mendahului gadis itu.

"Devennn tungguuu!!" Anneth mengejar Deven dan berjalan disebelahnya, menyamakan langkah.

"Mau kemana?" Tanya Deven pada Anneth.

"Pingin beli bajuu," ucap Anneth dengan nada gemas dan membuat Deven menengok sambil tersenyum.

"Yaudah yuk cari tokonya,"

Mereka berjalan beriringan. Beberapa saat mereka dicegat oleh fans mereka yang berani menghampiri mereka berdua. Sampai di toko baju, Deven hanya mengikuti langkah Anneth sesekali ia juga duduk menunggu Anneth memilih bajunya.

"Deven liat, mending sweater atau jaket rumbai-rumbai ini?" Anneth memperlihatkan baju yang ia bawa pada Deven.

"Hemm, kalau yang rumbai itu ribet liatnya Neth, mending sweater," Anneth mengangguk-ngangguk lalu berbalik lagi ke jajaran baju.

Anneth kembali memilih. Deven dari tadi menunggunya sambil bermain game online di handphonenya. Dari jauh Anneth kasian melihat Deven sudah lama menunggu, ia buru-buru memilih baju yang ia inginkan, lalu menghampiri Deven.

"Maaf yaaa lamaa," Anneth berdiri di depan Deven. Pria itu langsung mendongkak menatap gadis di depannya. Tersenyum.

"Gapapa, udah milihnya?" Deven berdiri dan mereka jadinya berhadapan dengan jarak yang dekat. Anneth hanya mengangguk.

"Habis ini kita ke salon ya? Cukur rambutmu sekalian aku mau memanjakan rambutku udah lama ngga ke salon," Anneth memegang rambut Deven yang sudah gondong itu.

"Jelek ya gondrong gini?" Deven menarik rambutnya ke depan sudah panjang hampir mengenai alisnya.

"Ngga kok, biar lebih rapih aja enak diliatnya,"

"Yaudah yuk bayar, habis itu langsung ke salon,"

Seleaai membayar mereka pergi menuju salon yang dimaksud oleh Anneth.

"Barusan Joa sama Ucha nanyain, Neth,"

"Apa katanya?"

"Besok hangout katanya mau ngga?"

"Mau dong udah lama ngga ketemu mereka!" Antusias Anneth. Ia langsung membuka handphonenya dan mengabari kedua temannya itu.

Mereka kini sudah di salon yang begitu berkelas. Anneth bilang ini adalah salon favoritnya dengan sang mami.

"Mas rapihin rambut dia ya, biar ganteng," ucap Anneth pada Mas yang akan melayani Deven.

"Saya udah ganteng, Mas, buat saya lebih ganteng dan kinclong ya," tutur Deven dan Masnya hanya tertawa.

"Aku disebelah sana yaa, kalau kamu udah kesana aja," Anneth menunjuk ruangan di sebelah kanannya dimana dia akan bermanja-manja bersama rambut kesayangannya.

Deven hanya diam di kursi tinggi dan depannya kaca besar menampilkan dirinya. Ia asik bermain game online selama Mas-nya merapihkan rambut miliknya. Sesekali Deven menatap dirinya di kaca. Semakin ganteng batinnya.

"Mas jangan sampe pitak loh," Deven mulai menggoda Masnya.

"Ya nggaklah Dek, ganteng gini mah saya bikin nambah ganteng," ujar Masnya sambil tersenyum.

SEBUAH KISAH #1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang