Limerence

3.8K 245 24
                                    

Limerence sebuah kondisi saat kita sedang tergila-gila dengan seseorang.





Sebenarnya cara tiap orang membubuhkan benih cinta dalam hidupnya, berbeda-beda. Ada yang memilih untuk mengambil cara secara perlahan, dengan menjalin pertemanan yang secara bertahap mengarah pada kemitraan yang intim. Namun hubungan ini mungkin tidak dibumbui dengan romansa, lebih terasa seperti pertemanan biasa yang berakhir dengan adanya kata Kita. Atau ada juga yang memilih cara disengaja untuk mencari seorang pasangan hidup.

Apapun itu kita semuanya punya cerita sendiri.

Fase jatuh cinta atau kita sering menyebutnya kasmaran da nada juga yang menyebutnya "dimabuk cinta" adalah serangkaian gejala yang berhubungan dengan kecemasan yang ditimbulkan oleh perubahan intens yang terkait dengan jatuh cinta," tutur Carrol.

Ibnu Sina atau dikenal juga sebagai Avicenna di dunia Barat, yang merupakan seorang dokter Abad ke-10 dan bapak kedokteran modern, memandang obsesi sebagai penyebab utama 'mabuk cinta'.

Perubahan biokimia yang terjadi pada orang-orang yang baru jatuh cinta, membuahkan gejala yang mirip dengan penderita gangguan obsesif-kompulsif, termasuk kehilangan nafsu makan dan sulit tidur.

Fantasi akan orang-orang terkasih mengisi benak dan hari-hari mereka yang jatuh cinta. Ketika mereka terpisah, mereka cenderung merasa 'ada yang hilang'. Namun apabila ketidakhadiran membuat hati mereka semakin dekat, itu akan mengarah pada obrolan yang terus-menerus membahas tentang kehilangan orang terkasih.

Pada tahun 1979, psikolog Dorothy Tennov menciptakan istilah limerence untuk menggambarkan kondisi "gila" pada manusia ketika mereka dirundung cinta:

1. Seseorang akan memberikan penilaian yang terlalu tinggi terhadap orang yang dicintainya, dan meminimalkan hal-hal negatif tentangnya.

2. Kerinduan akut terhadap orang yang disayang.

3. Merasa kecanduan untuk bertemu dengan orang yang dicintai.

4. Suasana hati yang gampang berubah, dari senang, menderita, cemas, dan kembali ke bahagia lagi dengan proses yang sama.

5. Tidak sadar selalu memikirkan tentangnya.

6. Merasakan penderitaan yang mendalam saat hubungan berakhir.

Menurut Carrol (penulis buku "Love Cycles: The Five Essential Stages of Lasting Love", Linda Carrol), orang yang sedang kasmaran tak ubahnya mirip dengan pecandu alkohol. Ketagihan. Meski sudah dalam keadaan mabuk berat dan mungkin sempat pingsan hingga muntah-muntah, namun seorang pecandu alkohol tidak akan kapok untuk mencicipi minuman keras lagi, karena mereka menikmati rasa sakit tersebut. Sama halnya dengan jatuh cinta.

Pencitraan resonansi magnetik (gambaran pencitraan bagian badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut) mengungkapkan bahwa nucleus accumbens --bagian dari otak yang diaktifkan pada orang yang kasmaran-- adalah bagian yang sama 'menyala' seperti pada otak pemakai kokain.

Sumber : https://www.liputan6.com/global/read/3890204/apa-yang-membuat-orang-cenderung-merasa-bahagia-saat-jatuh-cinta

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang