14. Musnah

621 56 4
                                    

Selamat membaca, manteman...

Semilir angin sejuk melambai pada kulit Plan yang kini sedang berada dibawah pohon besar disalah satu taman. Sunyi. Tempat yang baik untuk menenangkan hati dan juga fikirannya. Kejadian hari ini terus menerus menari disana mengajak ingatan Plan untuk pergi bernostalgia.

Tidak cukupkah sampai disini saja rasa sakit itu? Yang sudah terjadi biarkan karena tidak bisa terus menerus menahan seseorang untuk bertahan yang berujung dalam ketidakpastian. Semua orang punya cara pandang sendiri itu mutlak! Plan bangkit dan bersandar pada pohon besar tersebut benar apa yang difikirkannya barusan.

Dering ponsel disaku membuat Plan mengalihkan duduknya untuk bersandar pada pohon tersebut

Gun calling...

"Hall..o"

"..p..p.." suara Gun serak dan juga terbata-bata

"hallo Gun, ada apa? Gun? Hallo" Plan mulai panik kala Gun tidak menjawab

"bibi sudah pergi"

Bagai disambar petir disiang hari yang cerah. Tangannya jatuh begitu saja. Nafasnya mulai sesak. Suara itu bukan Gun ataupun paman tapi suara Off. Tidak ini tidak mungkin. Bibi akan baik-baik saja dengan pelan meraih ponselnya dengan gemuruh didadanya.

"O..off"

"hallo p" jawab dibalik ponsel

"apa yang kau katakan barusan tidak benarkan?" iya Off tidak benar mengatakan itu dan dirinya pasti sedang bermimpi mendengar itu dari Off menampar pipinya tapi kulit itu bertemu dan merasakan sakit kemudian terdengar suara tangisan Gun dibalik ponsel dengan cepat Plan berlari

Air mengenang dipelupuk matanya. Nafasnya ngos ngosan. Meneguk kerongkongan yang kering. Tubuhnyapun sudah basah tapi Plan tidak matanya sibuk berputar kesetiap sudut ruangan. Dimana? Dimana?

Plan hendak melangkah melihat Mean diujung tangga yang juga menatapnya

"Plan"

"Plan"

Ada dua suara yang memanggil, Plan berbalik disana ada P Terth juga teman-temannya serta Mean dihadapannya. Plan menatap mereka yang mendekat padanya melihat kedepan dan juga kebelakang. Kepala Plan pusing orang berlomba-lomba untuk menari didepannya tapi kemudian buk!

Semua orang panik melihat Plan ambruk kelantai

Mean dan Terth yanng sampai lebih dulu meraih tubuh Plan. Mereka berdua terkejut tapi tidak ada waktu untuk bicara akhirnya Mean mengangkat Plan dan membawa ke klinik terdekat. Semua orang khawatir karena tiba-tiba Plan pingsan dan masih ditangani oleh dokter. Mean berbalik disana ada P Terth dan juga teman-teman yang lain.

"kalian mengenal Plan?" tanya Mean pada Terth langsung dan melihat temannya yang lain

Mean mengenal Gank Pria Tampan di universitas, orang yang tidak diragukan lagi ketampanan mereka. Banyak orang yang ingin masuk gank pria tampan tapi diantara banyak mahasiswa tidak ada yang memenuhi kriteria mereka. Empat laki-laki sempurna dan memenuhi kriteria perempuan tapi mereka semua adalah gay.

"p?" panggil Mean pada Terth dengan bertanya

"ya..kami mengenal Plan. Kami disekolah yang sama" jawab Terth sekenanya

"dan p sedang berkumpul disini?" tanya Mean karena ia tahu kebiasaan gank pria tampan untuk berkumpul bersama

Terth mengangguk. Mean tidak bertanya apa-apa lagi.

"apa yang terjadi dengan Plan?"

Mean menggeleng "kita tunggu hasil pemeriksaan" ucapnya kemudian.

Dokter keluar bersamaan dengan deringan diponsel Mean memilih untuk mengabaikannya tapi itu terus berbunyi Mean mengangkatnya, kemudian

"P, aku harus pergi titip Plan sebentar" setelah mengatakan itu Mean bergegas pergi yang menghubunginya adalah informan yang disewa untuk mencari P Perth. Mean tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar informasi itu. Kembali dengan perasaan bersalah. Plan akan sangat terpukul.

Kembali kerumah sakit sampai diruang rawat pemandangan yang membuat Mean terkejut disana Plan sedang berpelukan dengan Terth yang berusaha untuk menenangkan Plan yang sedang menangis. Hubungan apa yanng mereka miliki? Pertanyaan itu berputar dikepala Mean tapi melihat keadaan sekarang bukan waktu yang tept untuk bertanya

"Ehm..ehmm.."

Kedua orang itu menoleh.

"kita akan kembali hari ini?"

"kembali?" Plan terkejut dan berdiri menghampiri Mean "tapi kita belum menemukan p Perth, kita harus menemukannya" ucap Plan karena keadaannya masih lemah Plan hampir ambruk dan Mean menahannya dengan cepat membuat Plan jatuh dipelukannya dilantai

"p Perth sudah lama pergi dari kota ini tidak ada yang tahu kemana karena mereka dalam penyamaran"

Plan menatap Mean air mengenang dipelupuk itu mulutnya terbuka kepalanya menggeleng "kita harus menemukannya, aku mohon" ucap Plan sendu airmatanya jatuh memegang tangan Mean

Mean memeluk Plan "mereka sudah tidak disini atau kota manapun, maafkan aku" tentu saja Mean merasa bersalah

Bangkit dan menghapus airmatanya "baiklah, kalau begitu kita harus segera pulang" Plan bangkit. Tidak ada gunanya lagi untuk berada disini

"tapi kau belum sembuh" P Terth menahan tubuh Plan yang lemah

"tidak, aku sudah sembuh. P, antar aku pulang. Aku mohon" Terth tidak bisa melakukan apapun ketika Plan sudah meminta kekeraskepalaan Plan sangat dihapal Terth

"baiklah, kita pulang. Tapi jangan menangis lagi" Terth tersenyum

"tidak lagi" ucap Plan

Didalam mobil Plan hanya diam bersandar pada Terth sedangkan Mean hanya menatap dari kaca. Mereka pulang bertiga. Plan yang tidak mau lepas dari Terth tidak bersuara. Plan sedang tidak bertenaga untuk bicara.

Kepiting sedang direbus merasakan kepanasan. Wkwk 

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang