Chapter 1

27 1 0
                                    

"Baik, para hadirin di ruang sidang. Mohon menjaga ketertiban dan kesopanan selama jalannya persidangan, majelis hakim memasuki ruangan, hadirin diharapkan berdiri," suara protokoler menggema di seluruh ruangan.

"Sidang pembacaan putusan majelis hakim atas kasus perdagangan manusia atau human trafficking dengan terdakwa Rama Faisal akan dimulai"

"Menimbang seluruh keterangan saksi sudah dibacakan pada sidang sebelumnya, maka kami akan langsung membacakan amar putusan. Atas sejumlah keterangan para saksi-saksi yang telah dihadirkan dalam persidangan, dan barang bukti yang telah diserahkan pada pengadilan, maka kami memutuskan. Pertama, menjatuhkan hukuman kepada terdakwa Rama Faisal dengan kurungan penjara selama 5 tahun dipotong masa tahanan. Kedua, mewajibkan terdakwa membayar denda sebanyak 500 juta, dan ketiga, kepada para nama-nama yang disebutkan menerima aliran dana untuk mengamankan bisnis human trafficking ini akan segera kami serahkan kepada Dewan Etik Kepolisian dalam waktu selambat-lambatnya satu pekan dari sekarang," palu hakim sudah diketuk dan muncul suara-suara bising dalam ruang sidang.

"Mohon tenang, jaga ketertiban!" hakim mengetukkan palunya berkali-kali untuk meredakan situasi yang mulai ramai.

"Kepada terdakwa, dipersilahkan berunding terlebih dahulu dengan pihak kuasa hukum untuk melakukan banding. Permohonan banding kami terima paling lambat 24 jam sejak putusan dibacakan. Sidang ditutup!"

Tok... Tok... Tok...

Usai hakim mengetukkan palunya, sejumlah wartawan langsung mengerubungi terdakwa, Rama Faisal dan para kuasa hukumnya untuk dimintai keterangan. Namun Rama justru berjalan pelan menghampiri salah seorang wartawan dengan seragam bertuliskan BNTV yang nampak juga turut hadir disana.

"Fair enough, huh? You think you can win from me?" Rama setengah berteriak kepada wartawan itu membuat beberapa petugas keamanan langsung mencegah agar kedua orang tersebut tidak saling baku hantam.

"Ini nggak sepadan sama apa yang udah lo perbuat sama Arya dan Ryan, bajingan!" balas wartawan itu.

"Oh yeah, ayo buka seragam lo! Kita bertarung lagi di luar satu lawan satu, jangan berlindung di balik kebebasan pers lo! Pengecut!"

Rama mencoba menerobos barikade petugas keamanan. Sementara wartawan itu juga melakukan hal yang sama sehingga para petugas keamanan kewalahan meredam emosi kedua pria ini.

Akhirnya mereka berdua berhasil dipisahkan setelah tim kuasa hukum Rama dan para wartawan turun tangan membantu melerai dan menarik kedua orang itu menuju arah berlawanan meskipun masih saling melontarkan umpatan.

"Aduh, lo malu-maluin aja Dre, ribut di ruang sidang. Tugas lo tuh mencari berita, bukan jadi bahan berita," keluh seorang cameraman setelah berhasil memisahkan kawannya itu dari keributan. Pemuda itu berusaha membetulkan baju seragamnya yang berantakan akibat ditarik-tarik oleh kawan-kawan wartawan lainnya barusan.

"Lima tahun ya? It wasn't fair enough," gumamnya.

Sementara itu Rama langsung diamankan dari Gedung Pengadilan Negeri Batavia dengan menggunakan mobil taktis kepolisian demi menghindari amuk massa yang sudah berkerumun di depan gerbang. Sejak digelarnya sidang perdana, beberapa aliansi masyarakat memang seakan tidak pernah sepi dari Gedung Pengadilan Negeri Batavia untuk mengawal kasus ini.

Mereka berpendapat apa yang telah dilakukan oleh Rama menghancurkan masa depan para wanita, terutama mereka yang masih berada di bangku sekolah.

Namun mendengar vonis hakim yang hanya menjatuhkan hukuman penjara selama lima tahun, membuat mereka kesal. Mobil taktis yang membawa Rama menjadi sasaran lemparan botol oleh para massa.

City Of The Damned (Nightlife Part II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang