Ruangan ini memiliki dekorasi yang indah, memang layak untuk kamar tidur seorang Putra Mahkota. Merisa sedang mengabsen setiap detail ruangan ini
Kalau di era modern, bisa dapat uang banyak ni, dengan desain seperti ini hehehe
"Sudah puas melihat dan mengagumi ruangan ini?" Sarkastik~
Suara itu menyadarkan Merisa dari lamunan dan pikiran aneh nya. Siapa lagi kalau bukan Putra Mahkota dengan gelar berdarah dingin di kerajaan ini Pangeran Likten, dengan sedikit sindiran terhadap Merisa terlihat diwajahnya.
"Ah, maaf kan saya Yang Mulia"
Dengan malu Merisa menundukan kepalanya
"Bukannya Nona Mer ingin mendiagnosa saya?"
Putra Mahkota tidak mau berbasa-basi, dan setiap perkataannya sangat frontal dan to the point, terkadang dirinya jadi disalah mengerti oleh rakyat. Dibalik sikapnya yang dingin dan tidak berperasaan itu, Putra Mahkota memiliki alasannya sendiri yaitu dirinya tidak bisa merasakan emosi dan tidak bisa mengekspersikan emosi, sehingga setiap perkataanya akan terdengar dingin meskipun maksud Putra Mahkota itu baik, orang akan menganggap dirinya tidak peduli. Walaupun begitu rakyat tidak bisa menyinggung nya, jika orang berani menyinggung Putra Mahkota akan dihukum mati.
"Iya Yang Mulia, saya datang untuk mendiagnosa anda."
"Kemarilah."
Merisa berjalan mendekati Putra Mahkota yang sedang berbaring, dan berjongkok di samping tempat tidurnya. Merisa merasa tidak nyaman berada di dekat laki-laki seperti ini apalagi diruangan ini hanya mereka berdua, akhirnya dia mengumpulkan keberanianya dan memegang tangan Putra Mahkota untuk memeriksa denyut nadinya
Denyut nadinya sangat lemah, tubuhnya juga dingin dan wajahnya memerah. Jika dilihat seperti ini seharusnya bukan racun yang mematikan, atau Putra Mahkota meminum penawar racun sebelum terkena racun tetapi karena racunnya sangat kuat memungkinkan dirinya seperti ini akibat penawarnya yang lemah.
"Apa Yang Mulia ada menghirup apapun yang seperti gas saat peperangan?"
Tanya Merisa, setelah memikirkan apa pemicu dari penyakit Putra Mahkota
"Tidak ada"
Seperti biasa Putra Mahkota akan bicara terlihat cuek atau dingin
"Ada makan sesuatu?"
Tanya merisa lagi penuh minat
"Sebentar coba saya ingat, kami diluar selama 5 hari persediaan makanan kami hanya cukup sampai 3 hari dan 1 hari penuh kami tidak makan dan minum karena peperangan, di hari ke 5 saat kami pulang ada seorang prajurit yang menemukan buah kecil, berwarna ungu tua, rasa nya manis dan sangat banyak tumbuh di sekitar tempat kami beristirahat, dan kami memakannya" jelas Putra Mahkota
Dengan semangat Merisa menjentikan jarinya (bisa bunyi tek gitu, kalau kalian yang dapat ide pasti kalian jentikkan jari kalian)
"Itu dia, hmm pasti Yang Mulia sebelum berangkat perang sudah meminum penawar racun, ya kan?"
" Aa... Iya, kamu tahu dari mana?"
Putra Mahkota bingung apa yang dipikirkan gadis yang di sampingnya
"Hanya diagnosa saja, dan sepertinya saya tahu pemicu penyakit anda Yang Mulia"
Jelas Merisa penuh kebanggaan
"Tolong jelaskan"
Pinta Putra Mahkota tidak sabar
"Jika saya katakan sekarang akan terdengar aneh bagi anda Yang Mulia, 3 hari lagi saya akan kembali ke sini menjelaskan diagnosa saya dan membawa obat untuk Yang Mulia."
Jawab Merisa spontan
"Ha.. baiklah saya akan tunggu 3 hari"
Dengan berat hati Putra Mahkota menelan rasa penasaran dan keinginannya untuk segera sembuh.
°°°°°
Merisa tengah duduk dibawah pohon besar dan rimbun, sepulang dari rumah besar Putra Mahkota, ia memejamkan matanya dan memikirkan hal-hal lain.
Hadiah apa yang akan ku dapat setelah Putra Mahkota sembuh? Kompensasi dari Pangeran Ketiga saja dapat 2000 emas, apalagi dari Putra Mahkota hehehe sepertinya aku akan kaya.
Hmm aku harus mengumpulkan bahan penawar racun itu, sepertinya sangat sukar mendapatkan tumbuhan herbal disini, yang ku perlukan bukan tumbuhan herbal biasa yang dijual toko dipusat kota.
Merisa berdiri dan mulai berjalan pulang, sambil memicu otaknya memikirkan tumbuhan herbal
"Bukannya di gunung Horep ada banyak tumbuhan herbal ya, sepertinya aku harus kesana. Memang banyak binatang buas yang ajaib dengan level tertentu, semakin tinggi berada di gunung itu akan semakin tinggi level keajaiban binatang itu. I'm try"
Tanpa rasa ragu sedikit pun, bahkan dirinya tahu akan ada hal-hal yang berbahaya di depan tetapi Merisa bertekad untuk pergi.
°°°°°°
"Pak helper?"
"Ya, nona?"
"Tolong suruh bu helper sediakan bekal untuk saya keluar selama 3 hari"
Perintah Merisa dan ia langsung memasuki kamarnya tanpa memberi kesempatan untuk Pak helper untuk mengeluarkan suaranya, karena ia tahu Pak helper akan melarang nya jika ia menjelaskan ke Pak tua itu.
Merisa menyiapkan banyak jarum perak murni, dan beberapa benang. Di zamannya dulu dirinya pernah belajar tentang akupuntur menggunakan jarum, tidak lupa ia membawa beberapa botol obat dan beberapa botol racun yang diraciknya untuk berjaga-jaga. Setelah semuanya siap, dan bekal yang dibuat Bu helper juga sudah dimasukan semua di dalam tasnya. Saat ia keluar kamar para pelayan tua dan pengawal nya berkumpul ingin minta penjelasan dari nyonya mudanya.
"Baiklah, saya mau pergi ke pegunungan horep dan saya tidak ingin kalian menghalangi saya."
"Tapi nona, disana tempat yang sangat berbahaya" sela Pak helper dengan nada kuatirnya
"Tenang saja, saya tidak akan menjadi bodoh untuk naik keatasnya. Saya hanya perlu mengumpulkan beberapa tumbuhan herbal di pinggiran gunung." Jelas Merisa
"Tetap saja nona, sebaiknya beberapa pengawal akan ikut nona pergi." Pinta Bu helper
Merisa melirik sebentar ke arah pengawal, dan terlihat diwajah para pengawal betapa mereka takut untuk ikut ke pegunungan itu
"Tidak perlu ibu tua, saya bisa menjaga diri saya sendiri, sekarang saya bukan nona muda mu yang dulu, yang lemah, yang tidak bisa menjaga dirinya. Sekarang saya kuat, kalau tidak ada apa-apa lagi saya berangkat."
"Hati-hati nona" kata para pengawal dan pelayan tua yang mengantar Merisa di depan gerbang rumah besar Viscount, seperti biasa ketika Merisa keluar dan orang yang ada dirumahnya mengantarnya, dirinya hanya mengangkat tangannya dan berlalu dengan langkah yang lebar
"Baiklah, semenjak aku datang di zaman ini tidak ada hal yang menarik dan sepertinya akan ada hal menarik di pegunungan horep hehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Keajaiban [Hiatus]
FantasyNiken adalah perempuan jenius. Tidak disangka ia akan meninggal dunia pada usia yang cukup muda. Merisa adalah putri tunggal keluarga Viscount, satu-satunya penerus keturunan itu. Merisa mengalami penganiayaan kerena difitnah dan dihakmi di kerajaan...