08 | Discovering

17.5K 2.6K 680
                                    

Yang voter angka belakangnya genap,nanti diceritain sama Namjoon sebuah cerita sebelum tidur 🌝🌝

Yang voter angka belakangnya genap,nanti diceritain sama Namjoon sebuah cerita sebelum tidur 🌝🌝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Membaca dan ketenangan, adalah dua kata yang sangat Namjoon gemari melebihi apapun. Well, sebenarnya masih ada beberapa kata lagi yang menjadi favoritnya, tetapi Namjoon tidak bisa menyebutkannya satu persatu—jangan, nanti nilai estetik pembuka paragraf ini jadi hilang.

Ditemani segelas ocha panas dalam gelas keramik yang dia terima dari Taehyung, Namjoon terlihat menggulung selimut di ujung kaki dengan laptop yang dipangku nyaman. Sial memang, siapa yang mengira jika air panasnya tiba-tiba mati pagi ini. Tentu Namjoon akan memilih tidak mandi sekalian seandainya semua yang ia pakai belum tertanggal seluruhnya—mau dikenakan lagi sudah malas.

Ngomong-ngomong, jika kau ingin mencari sebuah informasi akurat atau beberapa referensi buku bagus, Namjoon terkenal nyaris satu angkatannya untuk hal itu. Berikan segelas latte ekstra frape dan ia akan memberikanmu lima judul buku untuk kau pelajari ketika ujian kalkulus, tetapi tidak untuk ujian kehidupan. Itu tidak mungkin.

Kacamata yang ia gunakan terlihat memantulkan pendar layar saat rintik-rintik hujan mulai menyapa kehidupan bumi. Beberapa kali dahinya mengerut fokus atau bibirnya menganga singkat saat deretan kalimat singgah pada kedua matanya. Meski susah, Namjoon berhasil menggali informasi lebih cepat kali ini. Tentu saja, gadis secantik itu tidak akan membuatnya lambat dalam bekerja. Lee Han—

"Halo Ibu?"

Suara dering telepon memecah atensi Namjoon seketika dan dengan cepat ia mengangkatnya. Jelas Ini bukan hal yang aneh, bisa dibilang Namjoon memiliki hubungan yang baik dengan Ibunya—meski ini, seolah terasa baru baginya.

"Bagaimana kabarmu hari ini?"

Namjoon menjawab ramah dan hangat seperti biasa. Mengatakan jika semua tidak ada masalah, atau sedikit mengeluhkan beberapa hal kecil seperti menggoreng telur yang merepotkan. Setidaknya, Namjoon memang menempatkan diri dengan begitu baik. Bahkan kedua matanya nyaris bsersembunyi ketika sang Ibu menyinggung hal yang lucu—Namjoon tertawa,

"Iya, Ibu.  Jangan khawatir. Aku tidak meninggalkan kompor dalam keadaan menyala ketika pergi ke kampus."

Ah, Sojung memang sangat mengetahui kebiasaan Namjoon yang satu ini—kecerobohannya harus diantisipasi dengan baik.

"Tidak, aku di kamar mengerjakan beberapa laporan hari ini," kata Namjoon ketika sang Ibu bertanya lebih jauh.

Mungkin sekitar lima menit setelahnya telepon Sojung menemui titik akhir. Setelah menanyakan apakah Namjoon memiliki kesusahan dalam belajarnya. Itu adalah pertanyaan wajar, meski ia merasa sebuah permasalahan dapat diselesaikan dengan rumus atau literasi buku terbaru. Mengenyam bangku pendidikan tetaplah susah.

Namjoon menghela napas saat kembali berkutat dengan laptopnya. Kepalanya mengangguk kemudian, sepertinya firasat Yoongi jika ia tengah diperhatikan selama ini. Oke, Namjoon sudah mengantongi informasi nama, jurusan dan juga beberapa latar belakang singkat yang dapat ia peroleh. Jujur ini sangat susah, sejak dulu ia tidak memiliki kesempatan untuk mengeduk informasi mengenai kelompok ini sejak beberapa tahun terakhir. Diam-diam mengulas senyum tipis, Namjoon beranggapan jika sebuah pintu berharga baru saja datang untuk menyapada dirinya. Lawannya, bukanlah seseorang yang mudah.

Arcane | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang