BAB XVI

22 3 5
                                    


Aira Dirgant

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aira Dirgant. Siapapun jika di tanya 'siapa wanita itu?', sebagian besar masyarakat dan pers akan mengatakan hal sama. Dia adalah wanita cantik yang sangat beruntung. Sejak muda sudah meraih berbagai macam penghargaan di bidang atletik maupun matematika. Pintar, ramah dan berkharisma elegan. Aira muda telah menjadi idola dan inspirasi banyak orang.

Di usia 21, Aira makin di kenal publik setelah wajahnya mengisi seluruh sampul berbagai tabloid dan koran. Pernikahannya dengan penerus keluarga Dirgantara yang dikenal kaya raya dan tampan menghebohkan banyak pihak. Kehidupan keluarga mereka tampak sangat serasi. Seperti kisah di dongeng, cerita cinta mereka bahkan lebih mendebarkan dari drama yang sedang trending.

Keberadaan Aira makin diakui setelah ia melahirkan dua anak yang manis dan berbakat. Seolah ia memang telah di takdirkan untuk menjadi bagian dari keluarga keturunan bangsawan.

Sayangnya tidak ada yang tahu sisi lain dirinya. Siapa yang akan menyangka wanita kurus berambut gelap yang di kenal dermawan, sopan dan berkelas itu akan punya kehidupan lain sebagai seorang agen tingkat tinggi dan pembunuh profesional?

SET, BRUK!

Dengan sekali serangan Aira meringkus gadis bertudung merah muda ke tanah. Ia mengapit lengan kecil ke belakang punggung, tangan yang lain mendorong kepala Jasmine ke lapisan daun gugur yang basah, menyebabkan wajah gadis itu mencium tanah lembab.

"Kemana mereka? kemana teman- temanmu?"

Aira sempat melihat ada tiga orang yang keluar dari mobil. Satu berberlari ke tengah hutan di arah berlawanan, tapi satu lagi ia tidak yakin pergi kemana.

"Akhhh!" Jasmine berteriak kesakitan. Tangannya di borgol paksa, dan tubuhnya di tindih dengan keras menggunakan tulang lutut yang kuat.

"Siapa pemimpinmu? Apa dia disini?" Aira berbisik lirih ke dekat telinga Jasmine. Menakut- nakuti gadis muda dengan belati tajam yang menghunus bagian luar kulit lehernya.

Pistol Aira sudah kehabisan peluru. Di butuh suaminya untuk bisa menggunakan benda itu lagi. Tapi meski tanpa pistol, Aira berhasil melucuti penjahat di bawahnya. Gadis itu memiliki banyak barang. Dua pistol laras pendek, sepasang belati tajam dan kotak racun. Huh, sepertinya gadis ini pikir dia bisa menang dengan punya banyak persiapan.

"Kamu pikir membunuh Ayahmu akan menyelesaikan semua? Aku tahu siapa kamu. Gadis malang yang di buang. Apa kamu merasa puas sekarang? Setelah dendammu terbalaskan?"

Jasmine meludah. "Itu bukan urusanmu, Bibi!"

"Aha. Jelas ada, sayang!" Aira benar- benar menakutkan saat marah. Suaranya yang lirih dan mengancam. Ia lebih terdengar seperti pembunuh berdarah dingin dari pada agen pemerintahan.

"Kamu baru saja menyakiti anakku. Seperti kamu tidak terima ibumu di sakiti, aku juga tidak akan tinggal diam saat anakku di lukai."

Jasmine menoleh dengan mata membulat. Dia terlihat terkejut dan syok tapi kemudian gadis itu tersenyum lebar, "Kau pikir aku tidak tahu? Kami juga punya data tentangmu, Bi-bik! Detail! HAHAHA!"

Delta7 TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang