(5) Snack Candy and Coffee

298 17 11
                                    

Seperti biasa Daesung menunggu Seunghyun pulang kerja. Dia sedikit merapihkan mangkuk dan sumpit untuk Seunghyun. Bibirnya tersenyum tipis melihat semuanya sudah rapih. Suara pintu terbuka dan benar saja itu Seunghyun. Daesung segera menghampiri Seunghyun dan membantu membuka coat dan tas Seunghyun.

"Aku sudah membuatkan makan malam."

"AKu sudah makan. Siapkan aku air panas, aku ingin mandi." Ujar Seunghyun dengan dingin membuat Daesung tertegun dan membuat hatinya tertohok nyeri. 

Daesung mengangguk dan melangkah menuju kamar mandi, ia bertanya-tanya ada apa dengan sikap perubahan Seunghyun yang dingin, okay Seunghyun memang dingin tapi ini terasa berbeda, apakah ada masalah dikantornya pikir Daesung.

Daesung terkejut ketika mendengar suara pintu terbuka, Daesung membalikan tubuhnya dan melihat Seunghyun sudah berada didalam kamar mandi dengan pintu tertutup. Tanpa sadar Daesung mengepalkan tangannya, ia merasa takut. Aura yang ditampilkan Seunghyun begitu gelap, menurut Daesung.

Daesung mengeser tubuhnya ketika Seunghyun menghampiri bathtub yang berada dibelakangnya. Perlahan tapi pasti Seunghyun membuka baju dan celana yang bertengker nyaman ditubuh tegap itu. Daesung memalingkah wajahnya ketika tubuh besar itu sudah telanjang bulat. Suara air terdengar nyaring didalam kamar mandi ini, memecahkan keheningan yang tercipta sedari tadi.

"Kemarilah."

"Hah?"

"Jangan membuat aku mengulangi perkataanku, mengerti." Ujarnya datar. 

Daesung dengan perlahan membalikan tubuhnya menghadap Seunghyun yang kini sedang berendam setengah badan di bathtub. Jelas sekali Daesung bisa melihat kemaluan Seunghyun karena air itu belum dicampuri oleh sabun. Daesung merasakan pipinya panas, sangat malu. Dan tentu saja ini pertama kalinya Daesung melihat tubuh orang lain yang sepenuhnya telanjang bulat.

"Buka bajumu. Kau mandi bersamaku."

Daesung memejamkan matanya, mungkin ini sudah saatnya. Daesung tidak pernah lupa kalau tubuhnya sekarang sudah ia jual kepada Tuan Choi, dia tidak berhak lagi untuk menjaga tubuhnya. Hatinya berdenyut nyeri, dia sungguh pria yang tak punya harga diri. Apakah adiknya akan bangga kepada dirinya, apakah adiknya akan menganggap Daesug adalah kakak yang baik setelah mengetahui semua ini?

Dengan perlahan Daesung membuka bajunya dan celanannya sampai ia sekarang telanjang bulat sama seperti Seunghyun. Kakinya mulai masuk kedalam bathtub dan bergabung dengan sugar daddynya.

Seunghyun menarik Daesung untuk lebih dekat dengannya. Tangannya memeluk Daesung dari belakang. Bola mata itu menatap lekat kulit Daesung yang halus, ia menghirup aroma tubuh Daesung. Aroma bubble gum yang manis dan menenangkan. Sungguh berbeda dengan aroma milik Bom.

Daesung melihat kulit Seunghyun yang tersinar bulan malam yang tembus melewati jendela, kulitnya bersinar dan terlihat segar, bulu-bulu kecilnya terlihat tidur karena air membasahinya. Daesung baru pertama kali melihat kulit seindah ini, dan mengingat wajah Seunghyun memang sedikit berbeda dengan asli keturunan orang Korea.

Daesung memejamkan matanya ketika telapak tangan besar Seunghyun mengelus pinggangnya, Daesung merasakan ibu jari itu menekan pelan pinggangnya membuat Daesung merasakan geli. Bibir Seunghyun mulai mengecupi punggung Daesung. Dan dengan refleks Daesung menegakkan punggungnya. Sensasi dingin karena udara malam serta pelukan Seunghyun yang hangat membuat Daesung merasakan perasaan aneh. Panas-dingin yang terus berdesir dalam tubuhnya membuat Daesung semakin tersiksa.

Seunghyun memegang rahang Daesung, menariknya kebelakang dan berhadapan wajah dengannya. Daesung menatapnya dengan bibir terbuka. Seunghyun tidak sabar lagi, ia akan menikmati tubuh Daesung malam ini.

Bibir itu mencium Daesung, Seunghyun mengulum bibir bawah Daesung dengan penuh. Posisi ciuman seperti ini membuat Seunghyun menyukainya, sensasinya terasa lebih nikmat. Lidah Seunghyun segera masuk kedalam rongga mulut Daesung, mejelajahi dan mengabsen seluruh yang berada didalam mulut hangat itu. Nafas Daesung memburu dan tangannya meraba kepala Seunghyun. Daesung mulai menikmati cara berciuman Seunghyun.

Seunghyun tahu kalau Daesung mulai menikmati permainannya, ia tersenyum tipis didalam ciuman panas itu. Kemudian ia melepaskan ciumannya membuat Daesung sedikit protes tanpa sadar. Seunghyun mengecup dahi Daesung.

"Berbaliklah menghadapku dan duduk dipangkuanku."

Itu adalah perintah mutlak yang tidak mungkin Daesung tolak. Daesung menurutinya dan ia melihat kembali kemaluan Seunghyun yang sudah mulai bangun, yang sebenarnya tidak jauh dengan kemaluannya sendiri. Daesung mengulum bibirnya, ia sangat merasa malu.

Seunghyun memegang kedua pinggang Daesung ketika Daesung sudah duduk dipangkuannya. Kemudian tangannya mengambil air dan ia turunkan ditubuh Daesung.

"Aku akan melakukannya malam ini, kau harus bersiap diri, mungkin akan terasa sakit tapi aku akan mencoba bersikap lembut."

Daesung menunduk dan mengangguk lirih.

Seunghyun memegang adiknya dan mencoba mensejajarkan dengan tubuh Daesung.

"Kau siap?"

Tangan Daesung bergetar, Seunghyun yang mengetahui kalau Daesung takut mencoba menenangkan Daesung, ia mengamit tangan dan mentautkannya dengan Daesung. Bibirnya mulai mengecupi, dan mengigit kecil daun telinga Daesung, dan kemudian beralih keleher jenjang itu. 

Seunghyun melakukan hal yang sama dan berhasil membuat Daesung kembali ke hawa nafsunya. Tangan kiri Seunghyun kembali mensejajarkan adiknya yang kini telah sepenuhnya menegang hebat. Seunghyun mencoba menggesekan kepala adiknya tepat di hole Daesung membuat Daesung mendesah nyaring.

Daesung merasakan tubuhnya seperti terbelah dua ketika kepunyaan Seunghyun masuk tepat didalam tubuhnya. Mata sipit itu terbuka lebar, nafasnya tertahan, rasa panas dan nyeri begitu terasa dibawah sana dan ingin sekali Daesung melepaskannya. Seunghyun memeluk tubuh mungil Daesung, jelas ia mengetahui perasaan Daesung yang sekarang merasakan sakit yang luar biasa, dari wajah Daesung terlihat shock.

"Sa-sakit." 

"Tenanglah, rasa sakit itu akan segera menghilang." Bisik Seunghyun. Bibir Seunghyun mencium bahu Daesung, dan dijilatnya dengan sensual, ia kembali bermain-main dengan tubuh Daesung yang indah.

Rasa sakit mulai berkurang dan membuat Daesung sedikit bernafas lega. Namun tetap saja ia merasa tak nyaman dengan sesuatu yang tertanaman didalam tubuhnya, apalagi ini sangat terasa penuh dibawah sana. Tangan Seunghyun memegang pinggang Daesung, ia mulai menggerakan sedikit pinggang Daesung. Rasa sensasi sakit tadi berubah menjadi nikmat yang tak pernah Daesung rasakan sebelumnya. Nikmat yang membuat Daesung ingin terus merasakannya lagi.

Seunghyun menggeram dalam cahaya malam ketika ia semakin mempercepat aktivitasnya. Ditambah suara Daesung yang nyaring menganggil dirinya dengan sebutan daddy membuat Seunghyun merasa gila dengan kenikmatan yang luar biasa.

Daesung merasakan sesuatu yang ingin keluar dari tubuhnya, ia tidak tahan untuk terus bertahan. "Aku mau keluar daddy."

"Keluarlah."

Dan bersamaan Seunghyun dan Daesung mengeluarka cairan nafsu mereka. Daesung merasa tubuhnya lemas, tenanganya seakan hilang dan ia menjatuhkan tubuhnya dipelukan Seunghyun. Nafas Daesung terengah-engah, keringat yang bercampur dengan air membayang diwajah lelahnya.

Seunghyun memeluk tubuh Daesung. Ia merasa kasihan kepada Daesung karena telah sudi menerima nafsunya yang terbilang besar.

"Daesung."

"Hm."

Seunghyun tersenyum kecil, dengan kuat Seunghyun menggendong Daesung dan membawanya kekamar. Daesung terdiam, ia pasrah dengan apa yang akan dilakukan Seunghyun, sungguh tenaganya benar-benar habis. Yang Daesung inginkan sekarang adalah tidur.

TBC.

XoXo, Jiyiric.

SNACK TODAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang