Dua

26 4 0
                                    

Arlenia menyuruh teman temannya untuk duluan ke kantin,ia akan memakan coklat dari kakaknya yang mungkin sudah jadi ayam penyek.

Saat ia mencari coklat itu,arlenia benar benar tidak menemukan coklatnya,padahal ia sudah keluarin semua yang ada didalam tasnya tetapi tidak ditemukanlah sosok coklat tersebut. Kemudian dengan malas ia mengacak acak rambutnya frustasi,ia menyusuli teman temannya saja dikantin.

Setelah sampai dikantin,ia langsung duduk disamping thalita dan menyungkupkan kepalanya dimeja.

"Habis ketiban papan ya lo len? Muka lo kusut amat" ucap galung yang menyantap baksonya dengan santai.

Arlenia hanya menggumam,itu membuat teman temannya keheranan,setan apa yang telah merasuki temannya sehingga ia berhenti ngomong? Biasanya kan ia selalu cempreng dan mengomeli dirinya sendiri kaya orang gila.

"Ada apa si len,cerita donk lo anggap kita apaan emang kalo bukan sebagai teman?" ucap farasya keheranan.

"Ya sebel aja!" tukas arlenia menaruh dagunya dimeja.

"Sebel nape lo?" ucap radit menikmati nasi gorengnya.

Perlahan alang menegukkan teh hangat punyanya. "Coklat gue masa tiba tiba ilang! Kan gue taruh ditas,pasti ada yang nyolong!" tukas arlenia yang membuat alang mengeluarkan lagi tehnya dari dalam mulutnya dengan menyemprotkan kesampingnya yaitu thalita yang sedang menikmati makanannya.

"Alang jorok!" teriak thalita sembari mengelap mukanya pakai baju alang.

"Untung ga kena ya allah" batin arlenia.

"Kenapa lo lang?" ucap farasya mengambil ponselnya disaku seragamnya.

"Eng...enggak,gu...gue cuma kepanasan doang" ucap alang membuang muka dari arlenia.

"Alhamdulillah" jawab arlenia,radit,dan galung bersamaan.

"Ko alhamdulillah si?!" ucap alang mengambil tisu yang ada dihadapannya.

"Udah tau teh hangat pake sok sok an langsung diminum lo!" ucap arlenia tertawa pelang.

"Huh! Untung ga ketauan  sama si alen!" batin alang.

Tiba tiba ponsel alang terbunyi,ia mengambil ponselnya disaku celananya dan tertampang jelas nama mama nya dikayar ponselnya. Kemudian ia izin kepada teman temannya untuk mengangkat teleponnya.

Call :

"Hallo ma,ada apa tumben nelepon?" ucap alang.

"Mama papa,om li sama teh syandra mau arisan dulu ke rumah temen pulangnya malem,kamu anter pulang alen ya" ucap mamanya.

"Lah,kan alen bisa sama abangnya ma" ucap alang mengerutkan keningnya.

"Katanya abangnya mau futsal dia pulangnya jam 6,masa iya kamu tegain arlenia nunggu abangnya sendiri disekolah sampe jam 6?"

"Iya dah iya,sana arisan" ucap alang sembari menutup teleponnya. Ya,hari ini adalah hari kamis,alang sangat tau bahwa orangtuanya dan orangtua arlenia setiap sore hari rabu akan mengadakan arisan dirumah temannya.

Alang kembali keteman temannya,ia dengan hati hati meneguk tehnya.

"Len,lo pulang bareng gue,para ortu mau arisan!"

"Yahhh! Penonton kecewah! Padahal alen gamau dulu dibonceng sama lo lang!" ucap arlenia cemberut.

"Gue juga gamau! Siapa juga yang mau sama lo!" ucapnya membuang muka.

"Kenapa si len gamau,nanti lo pulang sama siapa? Katanya abang lo ada futsal hari ini kan? Gue juga gamau nganter lo,yang lain juga sibuk" ucap thalita panjang lebar.

"Masalahnya,kalo gue ikut pulang sama alang yang ada bukan kerumah! Malah ke warnet dia!" ucap arlenia dengan mata sinisnya.

Tiba tiba alang terpikirkan sesuatu dan membuat ia menyemburkan tehnya lagi ke wajah thalita.

"Bangsat lo alang! Dah tau bau limbah mulut lo!" teriak thalita dan lagi ia mengelap mukanya memakai seragam alang.

"Kenapa lagi si alang! Kasian sipokemon api disembur pake air!" pekik arlenia dengan santai.

"Gue anter lo sampe rumah,janji deh" ucap alang tiba tiba. Yang ia pikirkan tadi yaitu,tahun kemarin ia meninggalkan arlenia disekolah sendirian,dan tau adik nya ditinggal oleh sepupunya,raga pun tak segan menonjoki perut alang karena tidak menjamin keselamatan adiknya. "Kalo bang raga tau gue ajak dia kewarnet kan bisa bahaya gue!" batin alang.

A R L E N I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang