Part 2

105 0 0
                                    

        Keesokan harinya berjalan seperti biasanya, tetapi aku tidak bangun kesiangan lagi, karena aku sudah menyetel alarm. Sebelum berangkat, aku melihat seekor kucing berbulu lebat berwarna campuran putih, cokelat, hitam, dan abu-abu. Aku kagum melihat bulu kucing itu yang begitu indah. Ternyata kucing itu tidak memiliki tempat tinggal, dan kelaparan.

        “Ma, ada kucing kelaparan, boleh kubawa masuk untuk diberi ikan?” kataku sambil mengelus-elus punggung kucing yang sedikit terkena tanah.

        “Baiklah ini ada ikan” kata mama lalu mengangkat kucing itu, lalu tersenyum kearahnya. Mama memberi makan kucing itu. Berhubung sekarang sudah jam 06.35, aku harus cepat-cepat berangkat, lagipula Kak Farrel sudah memanggilku dari pekarangan rumah untuk cepat naik ke mobil. Aku berpamitan ke Mama lalu berangkat.

        Pada waktu di mobil, aku sempat berbincang bincang pada kakak tentang kejadian kemarin. “Kak gimana internetnya udah bisa belum?” kataku memulai pembicaraan.

        “Belum nan, kakak sampai kesal” kata Kak Farrel masih menatap kedepan jalanan.

        “Loh kenapa ya ? padahal dari kemarin aku bisa membuka internet, bahkan lama sekali” Kataku sedikit bingung.

        "Ah sudahlah nanti aku mau men-service semua gadget ku” Kata kakak kesal.

        “Kenapa semuanya?”

        “Karena semuanya tidak bisa” Jawab Kak Farrel.

        Aku masih bingung dengan itu, jelas-jelas kemarin aku bisa lancar membuka internet, membuka twitter, facebook, bahkan mencari tentang Ali yang aneh itu. Aku masih tak percaya apa yang telah dilakukannya, meretas 26 website resmi luar negri. Wah sebenarnya apa alasannya kenapa Ali meretas website sebanyak itu. Bahkan mungkin kemarin pagi Ali juga sedang meretas suatu website.

        Sesampainya di sekolah sudah lumayan ramai. Saat aku berjalan mau ke tangga lantai 2, lagi-lagi aku menabrak seseorang. Kali ini aku menabrak seorang perempuan yang sepertinya matanya lebam sehabis menangis, hidungnya merah, pipinya merah, hidungnya mancung, bulu matanya lentik, dan… rambutnya cokelat muda bercampur pirang.

        Perempuan itu cantik sekali sebenarnya, tetapi ia seperti sehabis menangis semalaman. Ada foto yang terjatuh dari tangannya, sepertinya foto seorang laki laki. Aku lalu menebak nebak perempuan itu habis diputusin oleh pacarnya.

        “Aduh-aduh maaf” kataku langsung menopang tubuh perempuan itu yang hampir terjatuh. Ia langsung mengambil foto yang tadi terjatuh dari genggamannya.

        “Maaf, permisi” katanya langsung berlalu pergi sambil mengusap matanya yang sepertinya air matanya tambah menderas.

        “Hih” gumamku melihat perempuan itu sedikit berlari-lari kecil di lorong sekolah. Saat berlari aku melihat suatu cahaya seperti neon keluar dari punggungnya lalu menghilang mengikuti perempuan itu. Aku langsung mengkedip- kedipkan mataku

         Aku melihat lagi perempuan itu sepertinya sudah masuk ke kamar mandi. Aku masih tak yakin apa yang sebenarnya kulihat tadi barusan, mungkin mataku sedikit lelah.

        “Mungkin ia akan menangis lagi disana” kataku dalam hati lalu berjalan menaiki tangga lalu masuk ke kelas 7.2.

        Saat memasuki kelas, tak ada pilihan lagi, aku sepertinya sudah ditakdirkan untuk duduk bersama Ali yang sekarang bermain main dengan laptopnya. Aku menarik kursi lalu duduk disampingnya. Melihat Ali bermain dengan suatu aplikasi yang sepertinya sangat amat jadul, berlambang seperti huruf E lalu menuliskan angka angka lagi.

PortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang