Ntahlah, kau tahu? Aku menunggu di sini. Rasanya seperti whale 52 aku tak ingin seperti Dia tapi peperangan dalam dusta terus terngiang.
Andai saat Itu aku tak membuat sebuah tembok di antara Kita, mungkin Kita sedang memakan sepotong semangka manis bersama.
Dulu aku berharap Agar tak mengenal mu kau Itu sangat cerewet dengan otak kosong mu, semuanya bisa menjadi sebuah lelucon terlucu di sirkus, tapi setelah Kita tak saling mengenal Lagi, aku jadi ingin mengenal mu lebih dalam, lebih dekat, lebih jauh.
Apa kau ingat saat pertama kali sudut mata ini melihat mu amat dekat, pipi Kita memperlihatkan tomat nya, Ada setruman yang terasa di punggung tangan ku saat tangan Kita tak sengaja bertemu. Cuaca buruk, kabut begitu tebal tapi aku masih bisa melihat mu dengan senyuman manis Di Sana.
tapi setelah Ada jembatan kau melewatinya Dan meninggalkan ku tak ada Kabar aku bahkan tak tahu apa kau bisa menyelesaikan perjalanan mu, tapi saat Itu aku tahu kehadiran ku tak di butuhkan Lagi.
.
.
.
.
.......
.
..