masa kecil yang kelam

18 3 2
                                    

"krinnng,,,, krinng'''', suara jam beker membangunkanku dari tidurku.
Kuambil bantal dan kulemparkan kearah jam beker dan kutarik selimut dan  kupejamkan mataku lagi.
Zzzzz   zzzzzz zzzz, aku kembali tertidur lagi.

        "Erick bangun sudah siang ," teriak. Mamaku

        "ya...  Ma"jawabku dengan mata masih terpejam dan meneruskan tidurku.

       Tiba-tiba aku terbangun karna merasa ada tangan yang menarik telingaku,  saat kubuka mataku kulihat wajah mamaku yang sudah melotot kearahku.

         "he he he... Mama " godaku

         "buruan mandi udah siang nanti telat loh rick" kata mama sambil menarik selimut ku.

         "siap bos" jawabku singkat sambil nyelonong ke kamar mandi.

      Beginilah erick setiap pagi menjalani rutinitasnya setiap harinya, dia selalu berusaha kelihatan ceria didepan mamanya walaupun sebenarnya dia menyimpan masalah yang sedang dihadapi.

         Hampir tiap hari disekolahnya dia dijaili dan dijauhi teman teman nya karna dia mempunyai kemampuan  yang tidak dimiliki oleh semua anak seumuranya yaitu bisa melihat makhluk tak kasat mata.

       Hal itu berawal saat erick berusia 5th tiap hari dia sering melihat penampakan penampakan saking takutnya si erick kecil hanya bisa diam, saat dia mengatakan apa yang dilihat nya mama dan papannya selalu nggak percaya padanya, jadi dia menahan perasaannya nya sendiri hingga dia sering sakit.

       Ketika bersama temannya Dia mencoba mengatakannya pada temannya malah dia dibilang anak yang aneh, pembohong, gila dan seterusnya.

         "hai teman apakah kalian nggak kasihan pada anak perempuan itu" kata erick sambil menunjuk kearah pohon beringin di samping gudang sekolah.

       "Dasar anak aneh nggak ada siapa siapa disana" kata bagas teman sekelas  erick

        "iya rick kamu tuh  jangan bohong terus kerjanya" imbuh temannya yang lain.             

         "aku nggak bohong tuh disana dia lagi menangis" kataku lagi.

        "udah nggak usah di dengerin anak aneh itu mending kita ke kantin ," ajak bagas.

     "tapi.... Tapi aku nggak bohong, " sanggahku.

      Akhirnya mereka pergi meninggalkan ku sendiri sambil meledekku, "orang gila...  Orang gila "

       Setelah teman teman ku pergi kuberanikan diri untuk mendatangi sosok anak kecil yang menangis dibawah pohon beringin itu.

       "kamu siapa kenapa kamu menangis?" kuberanikan diri bertanya.

       Sosok itu tidak menjawab kemudian dia menoleh kearah erick, betapa terkejutnya erick ketika melihat wajah sosok misterius itu ternyata sangat menyeramkan .

        Sosok itu berwajah pucat, matanya hitam dan keluar darah dari kedua matanya melotot seakan hendak menerkam erick.

        Erick pun segera berlari karena sangat ketakutan sehingga dia tersandung batu dan terjatuh kepala nya  membentur batu hingga tak sadarkan diri.

       Ketika erick  sadar tau tau dia sudah diruangan serba putih dan dia melihat mamanya tertidur sambil menggenggam tangannya, dengan suara parau erik memanggil namanya.                   
          
       "ma mama ini dimana ma "tanya erick pada mamanya.

      "erick kamu nggak apa apa nak, syukur lah kamu nggak  apa apa nak, "jawab mamanya cemas.

       "erick nggak apa apa ma tapi ini dimana ma " tanyaku lagi.

       "Ini di rumah sakit sayang, tadi kamu pingsan disekolah dan pak kepala sekolah membawa mu kesibukan terus menghubungi mama, sekarang kepala sekolah kamu juga masih di sini diluar sama gurumu yang lain." jelas mamaku

      "sebentar mama cari dokternya dulu biar periksa kamu nak, " tambah mama.

       Kemudian mama meninggalkan
kamar untuk mencari dokter yang merawat ku, selang beberapa saat mama datang dengan dokter yang merawat ku kemudian memeriksa ku dengan teliti.

        "gimana  dok kondisi anak saya, "   
tanya namaku.

       " sebentar ya bu saya periksa dulu, "
jawab dokter dengan kalem.

     Dokter melanjutkan memeriksa erick  dia nampak sibuk mencatat hasil pemeriksaan nya itu pada buku kemudian memberikannya pada suster.

     "anak ibu baik-baik saja kok bu, cuma butuh istirahat saja dua sampai tiga hari, sudah boleh dibawa pulang kok bu, " jelas dokter.

      Setelah itu dokter pergi meninggalkanku dan satu persatu kepala sekolah dan guruku masuk untuk melihat keadaan ku kemudian mereka berpamitan kepadaku dan mamaku mereka berpesan cepatlah sembuh dan segera kembali ke sekolah seperti biasanya.

       "papa mana  ma? " tanyaku kepada mama.

       "papamu masih diluar kota nak, lusa baru pulang, "jawab mama.

      "erick kangen papa mama boleh erick telepon papa ma, please"pintaku.

     "boleh dong sayang, nih mama telepon papannya sekarang, " kata mama.

     "hai Pa, kapan pulang erick kangen papa" kata erick  merengek.

     "maafin papa sayang, kerjaan papa belum kelar, lusa papa pulang dan langsung jemput kamu, kamu minta oleh oleh apa?" jawab papa.

      "erick nggak pengen apa apa, erick cuma pengen papa pulang" kata erick.

      "beberan nggak pengen apa apa? " pancing papa.

       "yaudah deh kalau papa maksa, tolong bawain martabak kesukaan erick plus terang bulan rasa coklat kacang, sama sekalian kebab ya Pa...... Hehehe" jelas erick.

        "busyeeet, papa harus bawa gerobak dong ke rumah sakit, habis pesenan kamu banyak banget" gurau papa.

        "hahahaha... Papa ada ada aja, buruan pulang pa" pinta erick.

        "yaudah, papa harus kerja dulu, cepat sembuh ya" kata papa.

Tut tut

        "yah telponnya mati ma" ucap erick kecewa.

      "udah lah nak kasihan papa, papa kerja kan juga buat kita" tutur mama.

       Tiga hari di rumah sakit sangat membosankan bagi erick, dia ingin istirahat di kamar kesayangannya, karena dia hanya bisa istirahat dengan nyaman di kamarnya sendiri.

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang