Me Vs Doctor

Enam : Happy new year Hati

Bahagia
Sedih
Kecewa
Sakit hati
Tenang Roda pasti berputar dan perasaan apapun adalah bumbu kehidupan

Hari demi hari kulewati penuh dengan kebahagiaan, keceriaan, kesedihan kegalauan dan kekecewaan. Tapi itu semu bisa kulalui dengan caraku sendiri dan orang yang setia di sampingku.
Tak terasa sudah mau menginjak semester akhir aku kuliah, kunikmati dan kujalani.
Kisah ku sama rendi masih tidak berubah, masih tetap berantem baikan dan terus seperti itu. kini kita sama-sama sudah dewasa walaupun sifat manjaku masih tetap menempel pada diriku. Hari ini adalah awal tahun entah keberapa kulalui dengan rendi.
Setiap saptu sore sepulang kuliah dan rendi sepulang kerja kita selalu menyempatkan untuk ngopi bersama di kedai kopi faforitnya rendi walaupun yang ku pesan bukan kopi. Hehe
Ujung kafe di bawah lampu adalah tempat faforitku sama rendi.

“Nda lusa tahun baru kamu mau minta kemana?”. Kata rendi sambil menyeruput cappucino

“menurutku tahun baru tidak ada yang spesial sama saja seperti hari biasa memang perlu dirayakan ?”, kataku sambil bermain hp

“iya sih, tapi kan ini momen dimana kluargaku pada pulang kerumah, jadi mau enggak mau harus ngrayain lah, lusa ku jemput ya kita malam tahun baruan di rumah, mama pasti seneng deh kamu datang”. Kata Rendi meyakinkanku

“Okelah ngikut”. Kataku pasrah.
Kita menikmati alunan life musik di kedai ini.
****
31 Desember 2019 akhir tahun pun menyapa see you good bye and welcome to 2020

Jam empat sore tepat rendi menjemputku dirumah dan mengajaku merayakan akhir tahun dirumahnya.

Sesampai dirumahnya banyak sekali keluarga rendi yang dari luar kota berkumpul seperti tahun sebelumnya tetapi kali ini berbeda, tahun ini keluarga rendi yang datang lebih banyak dan banyak yang belum ku kenal. Rasanya malu, sungkan campur aduk, dan merasa aku bukan siapa-siapa. (nyesek kan yak )
Aku disambut oleh wanita yang sangat cantik yang menantiku turun dari mobil rendi. Aku pun turun dan langsung disambut dengan pelukan rindu.

“Ai sayang, mama kangen banget sama Ai”. sambil memelukku erat
“Iya ma Ai juga kangen banget sama mama, mama sehat”. Kataku dalam pelukanya.
“Iya Ai mama sehat”. Sambil menciumku.

Aku di ajak masuk sama mama dan diperkenalkan kepada keluarga besarnya rendi yang baru ku kenal. Semua berkumpul di ruang tamu, sedangkan pak joko dan bibi di belakang untuk menyiapkan acara BBQ nanti malam menyambut tahun baru.
Aku duduk di samping mama dan di sebelah semua anggota keluarga.

“Semuanya ini tante mau memperkenalkan kesayanganya tante kekalian semua, ini namanya Ainda panggilanya tante Ai, kalau rere panggilnya Nda” kata mama yang sifatnya centil kepada adik-adiknya dan kepada keponakanya.
Aku Cuma tersenyum dan membungkuk sesaat. Mama memperkenalkan siapa saja yang berada disana, ada 3 adiknya mama karena mama anak pertama dan ada 5 ponakan dan beberapa dari mereka sudah seumuran dengan rendi.
“Eh kak Ainda ini siapa, anak angkatnya kakak apa calonya rere”. Celoteh adik kedua nya mama yang wajahnya lumayan sinis juga.
Mama langsung menjawab “Kalau memang jodohnya rere ya jadi calonya, kalau ndak ya jadi anak kakak lah”. Mama menjelaskan pada adiknya.

Ponakan mama yang seumuran dengan rere yang namanya Keila, “aku pernah tanya kak rere kalau pacarnya takut sama dokter ya, ini orang nya ?” sabil menunjukku.
Aku langsung merunduk, malu banget rasanya.

Rendi langsung menjawab dari arah dapur “udah lah kei jangan dibahas lagi”. Kata rendi
“hmmmm.... mending kak rere sama temenku sintia yang pernah ku critain dulu, sama-sama dokter kan serasi”. Kata keila dengan entengnya
“Kei bisa diam tidak”. Kata rendi dengan nada tingga.
“Sudah-sudah stop ya sekang kan sudah petang, sekarang bubar yang mau sholat, dan mau beli perlengkapan buat tahun baru, silahkan,  nanti kita kumpul di taman jam 7 malam ya”. Kata mama.
Aku menenangkan diri rasanya sakit banget dikatain seperti tadi, aku ke taman belakang untuk membantu bibi.
****
Pukul 19.00 tepat kita berkumpul di taman belakang kita menyiapkan BBQ dan bakar-bakar bareng.