" Harusnya kukecam cakapmu kala itu,tiada benar ucapmu itu.mengapa pula kau tanya dimana ayahnya?"
Komar diam tak berkutik.akh..... bocah ini, sampai kapan dia berulah, tidak tahukah ia betapa lelah aku ini menasehatinya.seandainya ia mau menikmati indahnya cakrawala di atas sana , bak di nirwana rasanya hidup.tapi apa, terus saja ia mengganggu anak malang tak berayah itu.
"Takkan berhenti aku mengganggunya.benci amat aku pada gadis itu."
Haisssss....mulai lagi si komar bicara, ingin kulumat dia hingga tuntas tak bersisa, pun ujung rambutnya.yang terjadi???
Aku diam dengan kening, mengerut.selalu saja penyakitku ini kumat tiap kali bocah ini melawan .lantas, bingung aku dibuatnya. Tiada untung dia olok gadis itu.untuk apa pula dia tanya dimana ayahnya.macam apa jadinya adikku ini nanti.
Kemudian pergilah Komar ke kamarnya, mana perduli ia padaku.Lusia,Lusia malang nian kau jadinya.barangkali adikku ini baru pulang dari tempat termat keramat, dirasuki dia jadinya.
Alangkah kasihan aku pada gadis itu, arggghhhh!!!! Betapa dunia ini kejam,hebat amat dunia ini, wanita tak perluh menikah untuk beranak, tanpa ayah pula anaknya.hilang entah kemana.
Tak perlu menyeka keringat, katanya hidup begitu mudah.Kudengar saudaraku berkata 'aku punya harga diri'
Haissss...rasanya telingaku putus, kepalaku pecah berkeping- keping.tiada hari dia tak mrncuri gadis-gadis kampungku, jadilah kau irang yang... apa katamu?
Ya, itu PUNYA HARGA DIRI aku tergelak.Hahhahahahhah!!!!