Pasti tidak menyangka😂
Cuss.. Vote dong..
"Shabira."
Dinda tersenyum kala sebuah tangan besar nan hangat melingkupi pundak kecilnya.
Shabira, hanya satu orang yang memanggilnya dengan sebutan itu. Dan suara itu, suara yang paling Dinda sukai setelah suara ayah dan bundanya.
"Om Bagas."
Lirih Dinda sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang berotot milik Bagas.
"Kenapa sedih? Sebentar lagi kan mau punya adik? Kok sedih?" tanya Bagas sambil memeluk gadis berusia delapan tahun itu dengan sayang.
"Bira seneng kok om.. Seneng banget, apalagi bunda bilang kalau adiknya Bira cowok." jawab Dinda.
"Terus kenapa melamun sendirian disini? Om tau banget nih kalau princessnya om lagi sedih." todong Bagas sambil menjawil hidung mancung Dinda.
Dinda terdiam, hatinya kembali dilingkupi kesedihan.
"Kenapa sayang?" tanya Bagas dengan sangat lembut.
"Om Bagas bener mau pergi? Om Bagas nggak akan tinggal disini lagi?"
Bagas mengerti sekarang, gadis kecil itu sedih karena mengetahui bahwa sebentar lagi ia akan berhenti bekerja pada Seto.
Bukan tanpa alasan Bagas memilih resign, hal itu karena orangtua Bagas dikampung memintanya untuk kembali ke kota kelahirannya untuk melanjutkan bisnis kain batik dan mengurus lahan perkebunan kayu putih disana.
Ini bukan pertama kalinya orangtua Bagas meminta Bagas untuk kembali ke kampung, namun baru sekarang Bagas mengiyakannya karena ayahnya sudah sakit-sakitan, dan ia adalah anak tunggal.
"Om janji kok, om akan sering-sering main kesini, atau kalau Bira libur sekolah, Bira boleh menginap di rumah om dikampung." terang Bagas, sebenarnya ia pun tak ingin berada jauh-jauh dari keluarga Seto, terutama Dinda.
Gadis kecil itu seolah telah mengikat bagas. Bahkan orang pertama yang mengajari Dinda berjalan adalah dirinya, begitu juga orang yang membuat Dinda tertarik bahkan kini sangat ahli bermain musik adalah dirinya. Seolah ada ikatan tak kasat mata antara dirinya dan Dinda.
Kadang ia berpikir, apakah wajar kalau ia begitu menyayangi Dinda lebih dari dirinya sendiri(?)
Tapi catat, sayang bukan berarti Bagas mencintai Dinda dalam artian yang lebih, ia masih cukup waras untuk tidak jatuh cinta pada anak kecil.
"Tapi nanti Bira sendiri om.. Bunda sama ayah pasti sibuk sama adik." adu Dinda.
"Siapa bilang?"
Seketika Dinda menggigit bibirnya, suara itu! Suara ayahnya!
Bagas melepaskan pelukannya pada Dinda dan menatap Seto geli, begitupun Seto, ia heran sendiri kenapa anaknya bisa semanja itu dengan Bagas.
Seto mendaratkan pantatnya di sebelah kiri Dinda dan merangkul putri kecilnya.
"Ayah sama bunda nggak akan beda-bedain Dinda sama adik, kalaupun nanti Dinda merasa perhatian bunda dan ayah teralihkan, itu semua karena adik Dinda masih bayi, adik butuh lebih banyak perhatian daripada kakak kan?"
Dinda mengangguk.
"Nanti kalau adik sudah besar, giliran adik yang menjaga Kak Dinda. So.. Nanti Dinda bantu jaga adik ya?" tanya Seto lembut, memberi pengertian pada Dinda.
Lagi-lagi Dinda mengangguk, gadis itu paham, benar-benar paham. Ayahnya selalu menyampaikan segala sesuatu dengan lembut dan menenangkan.
"Anak pintar." Ujar Seto sambil memeluk Dinda.
Bagas tersenyum haru menatap kehangatan ayah dan anak dihadapannya itu.
Kadang rasa iri pun menyelinap ke dalam benak lelaki tampan berbadan tegap itu, ia juga ingin menikah, memiliki banyak anak,dan hidup damai layaknya keluarga Seto saat ini.
Namun, setiap kali ia ingin menjalin hubungan dengan seorang gadis pasti selalu ada rasa mengganjal dihatinya. Banyak wanita yang mendekatinya, terutama saat tau bahwa Bagas adalah putra tunggal Djadmiko Utomo, seorang pengusaha kayu putih kaya raya dan Ratmini, seorang pengusaha kain batik serta kiblat tren fashion kebaya di Jogja.
Hati Bagas telah terpatri pada seseorang, meski ia tau itu salah namun ia akan tetap menyimpan perasaan itu, membiarkannya bersemi di dalam hati tanpa mendapat setitik pun balasan dari sang Gadis.
Satu Part lagi dan kita Move on😂😂
Ciee kan penasaran😂Oh iya lupa..
CUT!
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)Loved Wife [END/COMPLETE]
ChickLit#1 on WEDDING {25.02.20} #5 on TEARS {25.02.20} #2 kn TEARS {28.07.20} "Aku akui dan sadar betul betapa sombong dan angkuhnya aku dulu, tapi bisakah kau melupakan semuanya? Bisakah kita menjalani rumah tangga kita dengan normal? Karena aku.. Mulai m...