Sora PoV
"Maaf aku merepotkanmu, Bertha." Aku membungkuk sekilas. Aku menceritakan secara singkat tentang apa yang telah kualami pada wanita paruh baya itu. Hal yang membuatku tersentuh adalah setelah aku bercerita, Bertha memelukku erat sambil mengucapkan kata-kata penyemangat untukku.
Kulihat Bertha tersenyum hangat padaku. "Kamu boleh ke sini kapanpun, Sora. Dengan senang hati aku menyambutmu."
"Sora!"
"Kakak..." Kakak langsung memelukku. Begitu pelukan terurai kepalaku dipukul pelan sama Kakak. "Kamu tuh ya! Udah Kakak bilangin kalau mau kemana-mana bilang dulu! Jangan main ngilang gitu aja. Kami khwatir 'tau! Hampir saja Papa memecat semua perawat dan penjaga di rumah sakit karena tidak ada seorangpun yang melihat keberadaanmu."
Aku terseyum canggung. Kakak membungkuk singkat pada Bertha. "Maaf jika adikku merepotkan anda."
"Tidak! Sora tidak merepotkanku. Dia anak baik yang manis. Aku senang dengan kehadiran Sora di rumahku, Sora membuatku ingat pada masa lalu saat putraku masih seusianya." Bertha tersenyum padaku dan aku merasa sangat bahagia dengan perkataan Bertha. "Sora sudah kuanggap seperti anakku sendiri."
"Bertha... Hueee.." Aku menangis haru dan memeluk Bertha.
"Oh ya Kak! Beliau bernama Bertha, pemilik dari toko bunga Lily ini. Bertha ini Kakakku, Sara.", ujarku memperkenalkan satu sama lain.
"Panggil saja Sara, Mrs. Bertha."
"Jangan berbicara formal padaku. Panggil saja aku Bertha."
Kakak menepuk pundakku. pelan. "Sora, kita harus kembali ke rumah sakit sekarang. Mom sangat khawatir padamu." Aku mengangguk. Lalu berpamitan pada Bertha.
"Bertha, aku pergi. Maaf merepotkanmu pagi-pagi begini."
"Tidak apa-apa, sayang. Datanglah kemari kapanpun kamu mau." Bertha menglus pucuk kepalaku. Aku tersenyum padanya dan berlalu dengan Kakak yang menggenggam tanganku.
---
"Ya ampun, Sora sayang! Kamu kamu dari mana saja?" Mom langsung memelukku dengan erat. Tanganku balas melingkar di punggung wanita yang tengah memelukku ini.
"Maaf Mom, tadi sora habis jalan-jalan." Mom melerai pelukannya. Aku tertawa lucu melihat wajah Mom yang merajuk. "Maafin Sora karena membuat kalian semua khawatir selama ini. Belakangan ini aku memang sedang kacau, tapi sekarang aku baik-baik saja."
"Sora.. Kamu..."
"Aku baik-baik saja, Papa. Aku sudah merelakan apa yang terjadi. Tapi bukan berarti aku sudah tak mencintai Kevin lagi!", ujarku. Aku menggembungkan kedua pipiku. Membuat tingkah merajuk. "Aku mencintai Kevin, aku ingin memilikinya. Tapi apa gunanya jika Kevin tak membalas perasaanku. Aku lebih memilih kebahagiaan Kevin dari pada aku harus memaksakan perasaanku."
Papa tersenyum dan memelukku dengan hangat. Sosok seorang ayah yang begitu kurindukan akhirnya dapat kurasakan kembali.
"Mnnn... Ada yang ingin kukatakan pada kalian."
"Apa itu Sora sayang?", tanya Kak Anna atas ucapanku. Aku tersenyum lebar pada semua orang yang begitu menyayangiku.
---
"Selamat pagi, Bertha!!", ucapku semangat.
"Pagi, Sora. Ceria sekali kamu hari ini. Ada hal baik apa?", tanya wanita paruh baya pemilik toko bunga Lily yang kudatangi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√
Teen Fiction"Manis, seperti karamel." -Kevin "Siapa sih dia?! Dasar tidak sopan!" -Sora <><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><> INI CERITA GAY, HOMO, YAOI, APA LAH ITU. POKOKNYA SEJENIS ITU. PLUS MPREG HOMOPHOBIC MENJAUH SAJA(tidak maksud untuk ngusir. Dem...